Ketika embun pagi mulai menghilang, Haechan terbangun dari tidur nyenyaknya. Awalnya dia sedikit terkejut melihat keadaan sekitar, tetapi saat mengingat dirinya ada di rumah Tuan Lee bersaudara ia menghela nafas lega.
Haechan menoleh ke samping dan menemukan paras tampan seorang Mark, ingat! parfum dan sabun mereka berbeda walaupun tidak memakai keduanya Haechan hafal dengan bau tubuh kedua pria itu. Minhyung entah pergi kemana, mungkin sudah bangun lebih dulu. Haechan memeluk Mark, menaruh kepalanya ke dada bidang Mark yang entah sejak kapan menjadi salah satu tempat bersandar favorit-nya. Karena dia juga punya Minhyung, haha. Tak apa dia mempunyai dua suami, tidak ada yang melarang.
Sedang asyiknya menikmati kehangatan tubuh masing-masing, perut Haechan berbunyi lumayan keras di tengah keheningan pagi, dia lapar. Mark bahkan sampai terkekeh, dia sudah bangun semenjak tangan mungil Haechan menelusup ke tubuhnya dan memeluknya erat.
"Sudah lapar?" tanya Mark.
"Hum...aku jadi sering lapar. Tapi aku mau makan spageti untuk sarapan, boleh ya?" tanya Haechan yang dibalas anggukan oleh Mark.
"Pelayan akan menyiapkan apa yang kau inginkan." Mark kini membuka matanya, mencuri sebuah ciuman lembut di bibir Haechan.
"Aku berjanji pada Minhyung untuk mengajakmu berjalan-jalan hari ini." ucap Mark.
"Hari ini? kemana?" tanya Haechan.
"Entahlah, aku tidak terlalu tahu. Ke tempat yang kau sukai." jawab Mark, pria itu mendudukkan dirinya. Mendengar jawaban dari Mark membuat air muka Haechan berubah menjadi ceria, jarang sekali dia bisa berjalan-jalan dengan Mark!
"Aku punya banyak tempat yang ingin aku kunjungi bersamamu." ucap Haechan.
"Kalau begitu ayo mandi setelah itu sarapan dan bersiap untuk pergi." Mark menggendong tubuh Haechan ala bridal style dan membawanya ke kamar mandi.
"Tapi Minhyung hari ini kemana?" tanya Haechan.
"Dia pergi ke luar negeri untuk menyelesaikan urusan perusahaan." jawab Mark. Kepala Haechan mengangguk-angguk, ia turun dari gendongan Mark begitu sampai di kamar mandi, melepaskan piyamanya dan melemparnya ke keranjang pakaian kotor, begitu juga dengan Mark.
Ketika Mark menatap tubuh polos Haechan, dia tersenyum, ia ingin menyetubuhi Haechan saat ini juga. Tapi mengingat usia kandungan Haechan yang dibawah tiga bulan Mark mengurungkan niatnya, tangannya mengusap perut Haechan.
"Maafkan aku." ucap Mark tiba-tiba. Haechan tersenyum, kalau sudah begini yang mana Mark dan yang mana Minhyung tidak ada bedanya,
"Tidak apa-apa." jawab Haechan.
"Apa kau tidak membenciku? aku yang membuatmu terpaksa terikat pada kami dengan mencuci otakmu." tanya Mark.
"Sekalipun aku sudah kembali, perasaanku tidak berubah." jawab Haechan. Ia menarik tengkuk Mark dan mendaratkan bibirnya diatas bibir Mark, memberikan lumatan lembut yang dibalas oleh Mark. Suara shower berpadu dengan penyatuan bibir mereka, lidah yang saling bertaut dan saliva yang saling berpadu di dalam mulut.
"Aku senang melihatmu tidak seperti dulu lagi, Mark." ucap Haechan setelah melepaskan pangutan mereka, menatap netra Mark yang kini juga balas menatapnya.
"Aku masih yang dulu, tak ada yang berubah." balas Mark.
"Minhyung menceritakan yang sebaliknya, sudahlah, aku kedinginan." ucap Haechan, mereka sampai lupa tujuan awal mereka untuk mandi lalu sarapan.
Setelah mandi dan bersiap, mereka pergi ke dapur untuk sarapan, jadi setelah makan nanti mereka tinggal berangkat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT XXX (END)
Fiksi PenggemarSepanjang hidup Haechan berjalan, dia belum pernah bertemu orang seperti Mark. Hati dan sifatnya begitu dingin hingga rasanya Haechan ingin mati saja daripada bersanding dengan Mark. ...