PART 3|PERJODOHAN

500 73 27
                                    


Happy reading...

Author POV...

Sesampainya di rumah, Tian langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket.

Setelah selesai, dia keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk di pinggang nya, saat akan membuka lemari, tiba-tiba Aurel masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Kak, di suruh mama ke–" ucapannya terhenti saat melihat kakaknya bertelanjang dada. Ya walaupun bukan sekali dua kali dia melihat kakaknya seperti ini, tapi selalu saja membuatnya terpesona.

"Di suruh ke mana?" Tanya Tian membuyarkan lamunan Aurel.

"Eh? Oh, itu di suruh ke bawah," jawabnya

"Oh, ok."

"Ya udah ngapain masih di sini?" Tanya Tian karena aurel tak kunjung keluar dari kamarnya.

"Eh, iya aku keluar dulu." Setelah mengatakan itu aurel langsung keluar dari kamar Tian.

Setelah memakai pakaian santainya, Tian turun ke bawah karena suruhan Mamanya. Tian menuju ruang tamu di mana orang tuanya berada, tapi saat mendekat dia mendengar orang tuanya membicarakan sesuatu.

"Apa Papa yakin sama keputusan ini?" Tanya Mamanya.

"Ya, Papa sudah yakin," jawab papanya.

"Yakin sama apa, Pa?" Tian langsung bertanya ketika sampai di ruang tamu.

"Sini duduk dulu," ucap Irfan—Papanya sambil menunjuk sofa di sampingnya.

Tian pun duduk di samping Risa—Mamanya, dan dia terlihat bingung karena orang tuanya seakan bicara lewat tatapan mata.

"Kok aku datang langsung pada diem? Tadi kata aurel mama suruh aku ke bawah, mau ngomong apa?" Tanya Tian karena penasaran dengan sikap orang tuanya.

"Gini, sebelumnya kamu harus janji jangan marah, oke?" Tanya Papanya membuat Tian semakin bingung.

"Kok pake janji segala, emang ada apaan sih?"

"Kami mau jodohin kamu sama anak teman Mama."

Untuk beberapa saat Tian tidak mengatakan apapun, tapi setelah mencerna ucapan mamanya barulah dia kaget.

"HAH?! Dijodohin?!" Tanya Tian histeris.

"Hah? Siapa yang mau dijodohin?" Aurel tiba-tiba datang dari arah dapur sambil membawa cemilan di tangannya.

"Kakak kamu mau mama jodohin sama anak teman mama," jawab mamanya.

Aurel langsung tersedak begitu mendengar ucapan mamanya.

"Serius Ma?!" Tanya aurel tak percaya.

"Woy, kenapa kamu yang penasaran?" Tanya Tian sambil mencomot beberapa cemilan adiknya.

"Ya kan aku penasaran bener apa nggak, siapa tau kan cewek nya sama kayak aku," jawab aurel.

Membayangkan perempuan yang akan di jodohkan dengan nya mirip Aurel membuatnya bergidik ngeri. Satu saja sudah cukup merepotkan baginya, apalagi di tambah satu lagi, yang ada dia akan stres menghadapinya.

"Jadi gimana,kamu mau kan?" Tanya Irfan penuh harap.

"Tapi kan aku masih sekolah pa, lagian sebentar lagi juga aku bakalan lulus, gak mau nunggu sampai aku lulus dulu?" Tian berharap orang tuanya membatalkan perjodohan ini.

"Kami sebenarnya sudah menunda ini sebelumnya, tadinya kami mau ngejodohin kamu pas kelas sebelas, tapi kami undur sampai sekarang," jelas Risa.

Tian berpikir, jika dia menerima perjodohan ini, lalu bagaimana dengan sekolahnya? Dia sudah kelas dua belas dan beberapa bulan lagi dia akan lulus. Tapi jika dia tidak menerimanya, dia takut orang tuanya kecewa, apalagi melihat mamanya yang terlihat sangat berharap.

NavashkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang