PART 48|PERSIAPAN

154 11 0
                                    


Happy reading...

Seharian Tian hanya diam di rumah, sendirian. Di lihatnya foto seseorang yang berarti dalam hidupnya. Sejak terakhir kali Vashka menginjakkan kaki di rumah itu, sejak saat itu pula Tian tidak pernah meninggalkan rumahnya, kecuali untuk beberapa keadaan seperti sekolah dan lainnya. Dia juga jadi jarang mengurus diri, makan seperlunya, dan tidur lewat tengah malam. Jika belum 'berpisah' dengan Vashka dia sudah seperti sekarang, entah akan seperti apa nanti jika Vashka benar-benar pergi darinya.

Tak lama terdengar ketukan pintu dan seseorang yang memanggil namanya. Tian dengan malas berjalan ke pintu depan. Saat membukanya, dia melihat Raka yang datang sendirian.

"Kenapa?" Tanya Tian.

"Gue boleh masuk gak?" Tanya Raka balik.

Tian mengangguk dan mempersilahkan Raka masuk. Dia membawanya ke ruang tamu dan menyuruhnya duduk, sementara dia pergi ke dapur untuk membawa minum.

"Lo, kenapa gak tinggal di rumah orang tua lo?" Tanya Raka setelah Tian duduk di sofa di sampingnya.

"Belum saatnya, nanti kalau gue udah sah pisah sama Vashka, mungkin gue bakal balik ke rumah orang tua gue," jawab Tian.

"Emang gak ada jalan lain ya? Maksud gue, pernikahan kalian aja belum sampai setengah tahun, masa udah mau pisah aja? Gimana nanti kalau ada yang tanya 'kok masih muda udah jadi duda/janda?' lo mau jawab apa?"

Tian menggaruk kepalanya. "Bisa stop bahas itu gak? Pusing gue mikirinnya," ucap Tian.

"Oke-oke, kita bahas yang lain aja," jawab Raka lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. "Ini, gue nemuin ini."

Tian menoleh. Itu ponsel milik Rafael. Dia lalu mengambilnya.

"Lo dapat ini dari mana?" tanya Tian.

"Rudi yang nemuin itu di lokasi kejadian. Dia nyimpen itu, terus kemarin di kasih ke gue. Gue belum buka, HP-nya mati," jawab Raka.

Tian berdiri dan berjalan kearah kamarnya. Dia mengambil charger-nya dan menggunakannya pada ponsel Rafael. Setelah menunggu beberapa saat, benda pipih itu menyala dan memperlihatkan foto wallpaper nya.

"Riska."

Tian menggesernya ke atas, namun terkunci PIN.

"Udah nyala?" tanya Raka.

"Lo tau nomor PIN-nya?" tanya Tian balik.

Raka menggaruk kepalanya. "Gue gak tau. Coba random aja, siapa tau bisa," ucapnya.

Tian mencoba menerka, angka apa yang sekiranya penting atau spesial untuk Rafael. Dia mencoba memasukkan tanggal, bulan, dan tahun lahir Rafael, namun gagal.

"Apa ya?"

Raka ikut berfikir, lalu teringat sesuatu. Dia merebutnya ponselnya dari tangan Tian dan memasukkan beberapa angka.

"Nah kan, bisa."

"Lo masukin nomor apa?" tanya Tian.

"Tanggal jadiannya sama Riska," jawab Raka.

Mereka mencoba mencari informasi dari benda kesayangan semua orang itu. Mulai dari chat, galeri sampai penyimpanan file dan dokumen.

"Gak ada yang aneh. Kita cari apa lagi?" tanya Raka.

Tian melihat aplikasi catatan, dia lalu iseng membukanya. Di dalamnya ada beberapa catatan yang sepertinya penting. Tian menyuruh Raka hanya mengeceknya. Beberapa hanya catatan seperti soal jawaban, tanggal yang entah hari apa, dan hal-hal lainnya. Sampai, sebuah catatan menarik perhatian mereka. Diary. Isinya di mulai dari tanggal 12 Juli, hari pertama sekolah di kelas 12. Setelah melihat-lihat, ada satu catatan terbaru yang menyita perhatian mereka.

13-10-2021

Akhirnya, gue berhasil menemukan jawaban yang gue cari. Gue berhasil menemukan siapa sebenarnya orang yang bunuh Riska. Gue kira dia orang luar, tapi ternyata dia ada di dekat gue selama ini. Setelah ini, gue bakal pastikan dia bakalan dapat balasan atas semua perbuatan dia. Dan gue juga berterimakasih sama Sinta- salah satu teman Riska yang udah ngasih tahu informasi ini sama gue.

14-10-2021

Hari ini gue bakal temuin orang itu. Gue udah gak peduli apa yang bakal terjadi nantinya, karena gue cuma mau balas dendam. Masalah kalau gue yang bakal jadi tersangka juga gak masalah, karena gue udah tahu siapa saksi kejadian itu. Lo tunggu aja, sebentar lagi lo bakalan terima semua balasannya, Gino.

Tian dan Raka teridam. Keduanya bertatapan sebentar.

"Lo pasti tahu apa yang ada di pikiran gue, kan?" tanya Raka.

"Kita temuin dia sekarang?" tanya Tian balik.

Keduanya lalu pergi keluar setelah Tian bersiap-siap sebentar. Mereka meninggalkan rumah Tian untuk menemui seseorang yang ada di catatan Rafael.

...

Seorang gadis terlihat gugup saat ini. Di hadapannya berdiri dua orang laki-laki yang menatapnya dengan tatapan menyelidik. Berkali-kali gadis itu mengangkat wajahnya, lalu menunduk lagi.

"Jawab yang jujur, lo udah tahu ini dari awal?"

Gadis itu mengangguk singkat.

"Kenapa lo gak kasih tahu yang lain soal ini? Lo tahu kan ini kasus yang serius?"

Gadis itu kembali mengangguk. Sudah sekitar setengah jam mereka ada di sana, tapi si gadis tetap diam dengan kepala yang menunduk. Tian berjongkok, berusaha menatap wajah Sinta yang sejak tadi terus di sembunyikan pemiliknya.

"Kenapa lo gak kasih tahu kita? Dan kenapa Rafael bisa tahu lo jadi saksi mata di kejadian itu?" tanya Tian.

Sinta menatap Tian sebentar, lalu kembali menunduk.

"Gue, gue di ancam. Katanya, dia bakal lakuin hal yang sama ke gue kalau gue bocorin ini ke orang lain. Kemarin aja, gue hampir di cegat sama dia kalau gak ada temen-temen gue," jawab Sinta dengan suara yang sedikit bergetar.

"Terus, sehari sebelum itu, Kak Rafael datang ke gue, nanyain soal ini juga. Dia tahu, karena dia udah selidiki ini dari awal. Gue gak tahu gimana caranya, tapi dia bilang gitu," lanjutnya.

"Dia ngancam lo? Jangan-jangan waktu lo di sekap itu juga dia pelakunya?" tanya Raka.

Sinta mengangguk. Tian dan Raka mengangguk, kini semuanya jelas.

"Oke, sekarang lo ikut kita. Karena kita butuh saksi buat kasus ini dan cuma lo satu-satunya yang bisa," ucap Raka.

Mereka bertiga lalu pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian ini. Sebelumnya, mereka pergi untuk mengambil semua bukti yang dikatakan Rafael. Setelahnya, mereka berangkat.

TBC...

Kalau ada yang bingung dengan timeline cerita ini, author ikutin waktunya pas pertama cerita ini di buat, yaitu di 2021 tepatnya bulan Agustus. Jadi, umur pernikahan Tian dan Vashka baru dua bulan sesuai dengan hari pernikahan mereka di pertengahan bulan Agustus.

Itu aja sih.

Jangan lupa vote dan comment...

See you...

NavashkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang