PART 43|JANGAN PERGI

328 22 4
                                    


Happy reading..

2 hari kemudian...

Vashka duduk bersama Dina dan Nia di taman belakang sekolah. Beberapa hari ini dia lebih sering menyendiri untuk menenangkan pikirannya. Keputusannya untuk berpisah dengan Tian masih menjadi sebuah pilihan. Dia masih ragu, terlebih kedua orang tuanya juga tidak mendukung Keputusannya.

"Hai."

Ketiganya menoleh ke belakang saat seseorang menepuk pundaknya.

"Lo?!"

"Ngapain lo di sini? Dan kenapa lo masuk sekolah?" tanya Vashka.

"Masa skorsing gue udah selesai dan ini hari pertama gue masuk sekolah," jawab Jihan. "Udah gapapa, lo duduk aja di sini. Gue gak ada niat jahat kok," lanjutnya.

"Yakin nih, kok gue gak yakin ya?" Nia memicingkan matanya kearah Jihan.

Jihan menghela nafas. Dia lalu duduk di rerumputan dekat ketiganya.

"Gue mau minta maaf."

"Hah?"

"Ini gue gak salah dengar kan?" tanya Nia.

"Enggak kok. Kalian gak salah dengar. Gue benar-benar minta maaf atas semua kelakuan gue selama ini. Gue sadar gue salah dan–"

"Bagus deh kalau lo sadar," celetuk Nia.

"Nia!" Vashka menegur Nia yang selalu memotong ucapan Jihan.

"Gapapa, gue ngerti. Mungkin kalian sulit buat maafin gue, tapi gue serius minta maaf. Dan, ada satu hal yang mau gue kasih tau," ucap Jihan.

"Apa?"

"Gue tau, hubungan Vashka sama Tian yang sebenarnya."

Ketiganya melotot. "Lo udah tau? Sejak kapan?" tanya Vashka.

"Wah, jangan-jangan lo mau sebarin ini kan? Ngaku lo!"

"Lo gak bercanda kan?" tanya Dina.

"Hei-hei, gue belum selesai ngomong. Dengerin gue dulu bisa kan?"

Ketiganya mengangguk dan mendengarkan Jihan.

"Gue emang udah tau hubungan kalian, dan itu buat gue sadar kalau gue udah gak punya kesempatan buat deketin Tian lagi. Meskipun, hubungan kalian hampir di ujung tanduk, tapi gue bakalan berhenti," ucap Jihan.

"Bentar-bentar, kalau lo tau hubungan Vashka sama Tian beserta masalahnya juga, kenapa lo gak ambil kesempatan ini? Lo bisa aja kan memanfaatkan masalah mereka buat hancurin hubungan mereka?" tanya Nia.

"Emang, kalau gue mau bisa aja gue lakuin yang lo katakan itu. Tapi, ini bukan hubungan biasa kayak pacaran. Ini pernikahan. Kalau gue hancurin hubungan mereka, apa kata orang-orang nanti? Gue gak mau di tuduh pelakor," jawab Jihan.

"Selain itu, gue juga berfikir, gue belum tentu bisa buat Tian senyum kayak sekarang. Karena, dari dulu gue udah nge-stalker dia diam-diam dan selama ini gue tau beberapa hal di kehidupan dia. Salah satunya, dia jarang senyum. Tapi semenjak ketemu sama lo, dia berubah drastis. Dia lebih sering senyum dan ketawa. Dia juga lebih ceria dari yang gue tau. Harusnya lo bersyukur, itu artinya lo berhasil buat seorang laki-laki yang terpuruk menemukan kembali kebahagiannya. Dan sekarang, lo mau hilangin kebahagiaan itu? Lo gak kasian sama dia?" tanya Jihan setelah bercerita.

"Lo gak tau, apa yang dia lakuin. Lo mungkin berfikir gue yang nyakitin dia. Tapi kenyataannya, gue yang di sakitin. Dia terus-terusan nyebut nama orang dari masa lalunya. Lo pikir gue buat keputusan ini sembarangan? Kalau bukan karena orang tua gue yang gak setuju, mungkin sekarang gue udah gugat cerai dia," ucap Vashka mengeluarkan seluruh kekesalannya.

"Gue ngerti. Oke, gini aja. Mending lo temuin dia sore ini di taman dekat rumah kalian," pinta Jihan.

"Kenapa?"

"Lo bakal tau sendiri," jawab Jihan sambil tersenyum.

Dua hari lalu dia menjenguk Tian di rumah sakit. Niatnya hanya ingin bertemu dan meminta maaf, karena yakin Vashka juga ada di sana bersamanya. Namun yang ada dia malah mengetahui hubungan keduanya yang sebenarnya. Harapannya untuk memiliki Tian sirna, dia sudah tidak punya kesempatan lagi. Untuk menebus kesalahannya, dia mengajukan diri untuk menemui Vashka setelah dia kembali ke sekolah. Kebetulan lusa masa skorsing nya selesai dan dia bisa menemui Vashka untuk menyampaikan pesan Tian.

...

Sore harinya, Vashka benar-benar datang sesuai yang di katakan Jihan tadi. Entah karena penasaran atau hanya ingin berjalan-jalan saja, Vashka duduk di taman dekat rumahnya dan Tian. Setengah jam menunggu, tapi yang dia tunggu tidak juga datang.

"Kayaknya gue cuma buang-buang waktu." Saat akan meninggalkan taman itu, matanya tidak sengaja melihat Tian yang sedang berdiri di kejauhan, menatapnya.

Vashka dengan cepat mendekati Tian yang masih diam. Saat jaraknya tinggal beberapa langkah, Vashka berhenti. Dia menatap Tian yang juga menatapnya.

"Ngapain di sini? Lo udah pulang?" tanya Vashka.

Tian tidak menjawab, dia mendekat lalu memeluk Vashka. Vashka diam, dia tidak bergerak meskipun Tian memeluknya erat.

"Jawab atau gue pergi."

"Kita pulang habis ini, gue mau bicara."

"Kenapa gak di sini aja?"

"Gue mau kita bicara dengan tenang. Ini hal penting, gue gak mau ada orang lain yang denger hal ini."

Vashka terdiam sebentar, lalu mengangguk.

...

Seperti yang di katakan Tian, mereka pulang ke rumah mereka. Kini keduanya duduk di ruang tengah dan saling diam.

"Jadi, lo mau ngomong apa?" tanya Vashka.

Tian berdehem untuk menghilangkan rasa canggung. "Langsung aja. Gue minta maaf," ucap Tian.

"Apa?"

"Gue minta maaf. Aurel, Dina sama Nia udah cerita semuanya. Gue terlalu egois karena cuma memikirkan perasaan gue aja, tanpa memikirkan perasaan lo." Tian menunduk sebelum melanjutkan ucapannya. "Gue tau lo gak bakal semudah itu memaafkan gue, tapi gue mohon jangan pergi."

Vashka menatap Tian yang tampak serius dengan ucapannya. Tatapan matanya tidak berbohong, tapi entah kenapa hatinya masih ragu untuk menerima Tian kembali. Tanpa berbicara, Vashka berdiri dan meninggalkan Tian.

"Mau kemana?" tanya Tian.

"Gue mau pulang," jawab Vashka.

"Tapi, ini kan rumah lo juga," ucap Tian.

"Dulu iya, sekarang gak lagi. Gue udah kembali ke orang tua gue," balas Vashka.

"Maksudnya?"

Vashka menunduk. "Gue gak akan mengubah keputusan gue. Jadi maaf, gue harus pergi."

Sebelum menggapai pintu, Vashka kembali tertahan dengan kedua tangan yang melingkar di pinggangnya. Pundaknya juga terasa berat karena Tian menumpukan kepalanya di sana.

"Jangan pergi."

TBC...

Jangan lupa vote dan comment...

See you...

NavashkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang