"Benar kata mereka, pada akhirnya kita semua akan berubah"
- don't know what to doHujan di kota Jakarta malam ini cukup deras, membuat kota ini basah kuyup tanpa terkecuali, termasuk laki-laki yang berada di atas rooftop tersebut.
Mata mereka saling beradu memancarkan kemarahan, wajah kedua laki-laki itu sudah terlihat membiru di beberapa sisi, "Udah berapa lama lo nyembunyiin ini dari gue?" Tanya laki-laki berwajah tirus tersebut -Taeyong, namanya.
Laki-laki yang ditanyai tidak menjawab, "Lo ngerasa gak si kak? Kalau lo tuh terlalu ngengkang kita" Ucap Mark.
Taeyong berjalan mendekati Mark, sampai jarak mereka hanya tersisa 1 cm laki-laki itu menatapnya dengan tajam "Jadi lo ngerasa gue selama ini ngengkang kalian?"
Tangan Mark mulai mengepal, dan-
BUAKHH!!
Satu tonjokan Mark berhasil mengenai pipi mulus laki-laki itu, membuatnya jatuh tersungkur dan darah dari sudut bibirnya mengalir.
"IYA KAK! LO SELAMA INI GAK NYADAR?!"
Dengan nafasnya yang memburu, Taeyong berjalan ke arah Mark, berniat membalas pukulan tersebut, tapi tiba-tiba pintu rooftop dibanting terbuka, menampakan Renjun dan Jhonny.
Jhonny langsung berlari ke arah Taeyong untuk menahan laki-laki tersebut "YONG SADAR! DIA SAHABAT LO!" Teriak Jhonny yang masih terdengar samar-samar karena derasnya hujan dan besarnya suara petir.
"DIA BUKAN TEMEN GUE LAGI, JHON" Balas Taeyong.
Renjun yang mendengar jawaban Taeyong terkejut.
Renjun mendekati Taeyong, menerjang hujan yang semakin deras "Maksud lo ngomong gitu apa kak?!"
-*-*-
Langit di pinggir laut itu sekarang sudah berubah menjadi oranye, angin juga berhembus dengan lembut menerpa rambut mereka.
Di sore hari ini mereka sengaja menyalakan api, lalu mereka duduk melingkar sambil menikmati matahari yang akan mulai tenggelam.
"Api nya terlalu besar gak si?" Tanya Haechan sambil meniup-niupkan api unggun di depan nya.
"Kalau lo tiupin kayak gitu makin gede Chan apinya" Seru Doyoung.
Mila dan Mark tertawa terpingkal-pingkal melihat kebodohan Haechan, "Iya kan gue gak tau, elah" Haechan merengutkan dahinya.
"Makannya waktu SMP kalau pramuka jangan sering kabur" Jhonny merangkul Haechan dengan erat.
"Kan Renjun yang ngajak" Balas Haechan, Renjun yang disebut terlihat marah tidak terima.
"Kan lo juga nyetujuin" Renjun melempar botol minum ke arah Haechan.
Haechan buru-buru mengelak "Eits kasar.." Ujarnya.
"Coba aja kalau aku ketemu kalian lebih awal pasti kita bisa punya pengalaman seru lebih banyak ya?" Kata Mila sambil tertawa miris.
"It's okey, Mil, aku juga baru kenal mereka pas mau masuk SMA kok" Balas Rania yang sedang memakan kentang yang dibakar oleh Jeno tadi.
Yuta yang berada di samping Mila dan Rania lalu merangkul kedua perempuan tersebut "By the way cuman kalian loh perempuan yang bisa nembus circle kita, keren banget ya"
"Banget kak" Seru Jisung sambil mengacungkan jempolnya.
Taeyong tiba-tiba berdiri, "Gue tadi baru aja kepikiran, gimana kalau kita bikin janji untuk gak boleh ada yang saling suka-sukaan sesama sahabat?" Seru Taeyong.
"Boleh tuh, biar persahabatan kita makin adem" Balas Hendery, semuanya pun mengangguk setuju.
Taeyong lalu menghampiri Jaehyun yang berada di samping nya, kemudian mengacungkan jari kelingking nya, Jaehyun merengut "Ngapain?"
"Kata orang saling ngaitin jari kelingking itu berarti kita saling berkomitmen untuk janji itu" Jelas Taeyong.
Jaehyun hanya bisa tertawa kecil, kemudian saling mengaitkan jari kelingking mereka.
Lalu Taeyong berjalan ke arah yang lain sambil melakukan hal yang sama.
Sore itu laut menjadi saksi bisu akan peristiwa tersebut, mereka tidak tau perjanjian apa yang sedang mereka buat, tapi waktu tau persis akan perjanjian tersebut.
-*-*-
KAMU SEDANG MEMBACA
Invenire Alstroemeria
Teen FictionErat dan kompak persahabatan bukan diukur dari seberapa lama kita kenal, tetapi tentang seberapa percaya kita antara satu sama lain. . . . "Harusnya kita bisa lebih percaya antar satu sama lain, tapi kenapa akhirnya malah kayak gini?"