Ten

21 4 0
                                    

Selesai bel pulang sekolah Jeno, Chenle, Shotaro, dan juga Renjun pergi keluar kelas menuju parkiran, karena mengingat hari ini Bang Jaehyun menyuruh mereka berkumpul di base camp lagi.

"Eh, menurut kalian si Rania bakal disidang enggak si sama Bang Jaehyun?" tanya Shotaro saat mereka sedang berjalan di lorong sekolah.

Chenle menatap Shotaro "Menurut gue si iya, lagian si Rania ada-ada aja udah di bilangin enggak boleh sama Bang Jaehyun, masih aja deket sama si, siapa si namanya?"

"Mila." ucap Renjun memberitahu.

"Nah iya si Mila." lanjut Chenle.

"Kalo gue si enggak mau nyalahin Rania juga, secara dia kan perempuan sendiri diantara kita, mungkin dia juga mau punya temen perempuan." jelas Jeno mengeluarkan pendapatnya.

"Iya si Jen bener juga, tapi kan anak perempuan di sekolah ini banyak, kenapa harus Mila coba?" tanya Shotaro yang masih tidak habis pikir dengan masalah ini.

"Entah, cuman Rania sama Tuhan yang tau." ucapnya lalu melangkah lebih dulu daripada yang lain.

"Masa kita mesti ketemu Tuhan dulu? Biar tau alesan nya" celetuk Shotaro yang membuat Chenle dan renjun tertawa terbahak-bahak.

*-*-*-*

"Bang, nanti jangan marah-marah ya." Ucap Lucas mewanti-wanti, walaupun memang Jaehyun jarang sekali memarahi perempuan, tapi temannya yang satu ini takut saja kalau-kalau Jaehyun kelepasan saat berdebat dengan Rania.

"Iya, gue bakal kontrol emosi sebisa mungkin Cas, udah lo tenang aja." balas Jaehyun sambil menepuk pundak Lucas.

Jaehyun menatap jam dinding yang berada di dekat pintu masuk base camp, harusnya mereka semua sudah berkumpul disini, tapi mereka belum datang juga.

Rania saat ini sedang ada di toilet, sedangkan teman-temannya yang lain sudah ada di depan sekolah menunggu Rania yang katanya ingin berangkat bersama mereka.

"Kenapa Kak Mark harus ngomong gitu sama Mila? pasti Mila ngerasa enggak enak banget." gerutu nya di depan cermin.

"Pasti disuruh ke base camp buat ngomongin hal ini lagi nih." Ia menghembuskan nafas malas.

Rania melihat jam tangan kecil yang dia pakai, dia tidak sadar bahwa dia sudah berada di toilet selama 15 menit, akhirnya dia bergegas untuk keluar dan menyusul teman-teman nya.

"Rania lo ngapain aja di toilet sampe lama banget? Enggak tau apa nih panas banget." kesal Haechan.

Rania hanya tertawa tipis melihat Haechan kesal padanya.

''Yaudah ayok berangkat langsung aja." ajak Jeno, yang lainnya mengganggukkan kepala menyetejui.

Rania lalu menaiki motor milik Renjun, karena memang tadi Renjun sudah bilang untuk berangkat bersamanya, motor mereka pun melalu meninggalkan lapangan sekolah.

Saat di perjalanan Renjun tiba-tiba memberhentikan motor di depan supermarket, "kenapa berheti Njun?" tanya Rania bingung.

Renjun tidak menjawab melainkan membuka helm Rania. Rania yang bingung dengan tindakan Renjun yang tiba-tiba akhirnya memilih diam.

"Turun dulu, lu tungguin aja di depan bangku itu, gue mau beli minum sebentar." kata Renjun, Rania hanya mengganggukkan kepalanya kecil.

Tak lama Renjun keluar dari supermarket dengan membawa 2 minuman.

"Nih." Renjun memberikan minuman lemon tea yang tadi ia beli ke Rania.

"Makasih Njun." balas Rania sambil tersenyum karena diberi minuman kesukaannya.

Invenire AlstroemeriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang