18. dihajar

2.4K 222 16
                                    

"Hey kau"


Yang sedang berada di balkon itu tidak menoleh sama sekali. Karena tak ada jawaban, jaemin jalan mendekatinya dengan santai memasukkan tangan ke saku celana. Jaemin berdiri di sebelahnya.

"Kenapa kau ini pelit sekali bicara, diraizel?" ujar jaemin sambil ikut memandangi halaman sekolah di depannya. Rapi dan bersih.

"Padahal mereka hanya ingin berusaha akrab dan berteman" Lanjutnya.

"Apa peduliku" Setelah itu ran melangkah meninggalkan jaemin.

Jaemin ikut melangkah juga, berjalan di belakang ran. Tiba-tiba langkahnya terhenti, dia melihat sesuatu yang memuakkan.

"Sial!" Jaemin berbalik, berlari cepat menuju suatu tempat yang dilihatnya tadi. Ran sempat heran juga tapi itu bukan urusannya dan tetap kembali melangkah.

Jaemin memaki dirinya sendiri kenapa dia harus repot-repot mengikuti anak dingin itu, jadilah sekarang dia harus menuruni tangga. Sesampainya di bawah, jaemin berlari ke arah parkiran.

"Hoi" Ucap jaemin datar, sambil berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah.

Sekumpulan siswa yang bergelombolan, mengerumuni motor jaemin menatapnya tanpa takut. Dan mereka malah tertawa.

Watanabe haruto yang merupakan ketua gerombolan itu menghampiri jaemin. "Ku pastikan kau tidak bisa pulang, na jaemin" Ujarnya berbisik dengan jaemin.

Wah apa-apaan ini?

Baiklah, jaemin naik pitam setelah melihat keadaan motornya. Kaca spion dilepas, ban motornya kempes, dan benar saja tanah basah itu akibat mereka membuang bensin motornya.

"Asahi, pegangi dia" Perintah haruto dan Asahi segera menurut baru hendak meraih tangan jaemin.

"Eits, tidak semudah itu" Jaemin menendang perut Asahi sampai ia tersungkur ke belakang dan meringis kesakitan memegang perutnya.

Namun, jaemin berhasil ditahan oleh Yoshinori dari belakang dan mengunci tangannya ke belakang. Jaemin tak tinggal diam, dia memberontak tapi tak membuahkan hasil. Karena pria imut alis di mashiho membantu yoshi juga. "Hey keparat, sini berduel kalau berani! Pengecut sekali bermain seperti ini!" ucap jaemin dengan tegasnya.

Di sekolah itu, CCTV hanya terpasang di tempat tertentu saja. Karena parkiran tepat di sebelah gedung sekolah jadi tak terpasang.

"Sudahlah, lebih baik menyerah" ujar haruto bersedekap dada dan mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah jaemin lebih dekat.

"Aku sudah bilang! Aku sudah menyukai orang lain, haruto bodoh! Kenapa kau tidak dengan mashiho saja atau junkyu temanmu itu atau hyunsuk yang manis itu!" celoteh jaemin, ngegas.

"But, i just want you" jawab haruto sambil menangkup pipi jamin dengan satu tangannya.

(Sedikit info si adek kelas jaemin, haruto udah lama ngincar jaemin)

"SIALAN JAUHKAN TANGAN BERDOSA MU ITU!!"

Tapi, haruto adik kelasnya itu hanya terkekeh mendengarnya. Menggemaskan jika dilihatnya.

Karena merasa ada celah, jaemin menginjak kaki mashiho dan menyikut yoshi di belakangnya akhirnya ia bisa terlepas. Sedikit meregangkan badannya, dia merasa pegal.

Baiklah, baiklah. Jaemin akan serius kali ini.

Tapi, datang satu orang yang mengikuti eskul karate. Jihoon.

Kenapa si panda itu malah datang! Duh nyesal aku gak nurut kata papa buat belajar beladiri -jaemin

"Tak apa jika aku melukainya sedikit?" Jihoon terlihat seperti meminta ijin kepada haruto dan dapat anggukan. Jihoon melangkah maju tepat di hadapan jaemin.

Baby || MarkRen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang