[.02.]

3.7K 621 79
                                    

Jisung sedikit bersyukur karena minho sudah tidak bersamanya, lehernya tidak lagi merasa sakit karena cekikan choker yang di tariknya, namun kali ini dirinya di alihkan pada sekertaris oh

Sungguh, jisung bersumpah ia sama sekali tidak mengerti apa saja yang sedang dibicarakan sekertaris Oh, lelaki berkacamata itu sejak tadi sibuk menjelaskan cara kerja dari alat-alat elektronik dan selang-selang yang menggantung.

Sorotnya teralih ke samping dimana ada sebuah ruangan khusus yang di lapisi kaca. Di dalamnya penuh dengan mesin dan ribuan tombol berbagai warna, jisung tidak mengerti dan tidak ingin mengerti

"Silahkan—" sekertaris oh mempersilahkan jisung duduk pada sebuah kursi berwarna merah. Jisung tidak tau apa yang akan mereka lakukan padanya, namun jisung merasa dirinya akan mendapat masalah jika ia menolak atau membangkang

"Baiklah" jisung mendudukan tubuh kecilnya pada kursi tersebut. Bersandar mencoba untuk menenangkan diri"

"Kau sudah mandi?"

Sekertaris oh bertanya dan di balas anggukan singkat oleh jisung "hm, baguslah. Tuan minho suka kebersihan"

"Tuan minho yang kau maksud itu.... Lelaki dengan kacamata anti sinar yang ada di dalam ruangan kaca itu?"

"Iya"

"Dia lelaki yang kasar"

"Tidak juga, selama kau menurut pada perintah dan tidak melanggar larangannya maka dia akan perlakukan mu dengan baik.

Tapi seperti yang sudah ku katakan sebelumnya, dia lelaki yang perfeksionis. Dia juga lelaki jenius dan penuh akal, meyukai hal baru namun di saat bersamaan dia mudah bosah akan sesuatu"

"Rumit. Aku benci manusia rumit penuh aturan. Hidupku selalu bebas sebelumnya, sekarang aku seperti seekor anjing dengan choper ini... Well—aku suka di perlakukan seperti anjing, namun di atas ranjang, bukan di kehidupan nyata"

"Sayangnya kau sudah di beli olehnya, jadi kau harus menuruti apapun perintahnya"

"Ku kira dia hanya butuh teman sex, jika tau akan begini seharusnya aku berhenti bertingkah dan menarik perhatianya"

"Penyesalan memang ada dia akhir. Uh-kita sudahi obrolan, sepertinya tuan minho sudah siap"

Sekertaris oh rendahkan tubuh untuk mengikat tali pada masing-masing pergelangan jisung. Baik tangan maupun kaki

"Apa yang akan dia lakukan padaku? Tempat ini menngerikan, aku seperti akan di eksekusi mati"

"Tenang saja, kita han—"

"Kau memang akan ku eksekusi, jalang keci. Diam dan nikmati rasa sakitnya"

Kalimat sekertaris oh yang sebelumnya ingin menenangkan jisung terputus dan terganti dengan ucapan dingin minho yang tiba-tiba saja datang dari arah belakang

Jisung merasakan tengkuknya di sentuh oleh ujung jari yang terbalut sarung tangan karet. Rasanya dingin mengigit, sepertinya minho membalurkan es pada tengkuknya, lalu tidak lama setelahnya ujung jarum menembus arteri, salurkan cairan yang tidak jisung ketahui fungsinya

Namun setelah cairan itu berhasil masuk ke dalam tubuh, jisung merasa pening dan dingin. Perutnya mual dan ia merasa lemah tanpa tenaga hingga terkulai, lalu kemudian semuanya menggelap

Gelap dan dingin.

••••

Jisung membuka mata saat cahaya matahari mengintip dari celah jendelanya. Jisung menguap dan tersadar jika saat ini ia sudah berada di kamar barunya

Tubuh kecilnya bangun dengan paksaa, jisung merasa sekujur tubuhnya terasa remuk dan lelah bukan main.

Semalam tengkuknya di beri injeksi, jisung gerakan telapaknya meraba bagian yang terkena suntikan lalu tertegun setelahnya..

Ada sesuatu di sana, tertanam dalam kulit. Jisung tidak tau pasti apa itu, namun ia merasa benda tersebut seperti terbuat dari logam atau sejenisnya. Berbentuk persegi dengan ukuran yang tidak terlalu besar

Apa yang mereka lakukan pada tubuhnya? Siapa sebenarnya minho dan mengapa harus dirinya? Jisung merenung dalam seorang diri. Sekalipun bias cahaya dari matahari menusuk mata, jisung tidak bergeming dari duduk juga lamunan

"Well, aku akan mati"

Jisung menatap ke arah jendela, pagi ini terlihat jauh lebih cerah dari biasanya. Sesekali angin masuk dari celah ventilasi dan juga kicauan burung yang masuk ke dalam gendang membuatnya iri

Tungkai rampingnya di bawa berjalan menuju jendela, membuka tirainya selebar mungkin hingga kini jisung bisa melihat halaman belakang yang sepi.

Ada Kebun kecil yang terpangkas, membuat kawanan kelinci kecil kehilangan tempat tinggal, beberapa pohon pun di tebang karena sepertinya cukup banyak sarang yang hinggap. Sungguh—pemilik rumah ini adalah sosok yang menyebalkan

"Hm," jisung berdehem singkat. Baru saja di bicarakan, sosoknya hadir di depan mata. Berjalan dengan tangan berlapis black gloves, kemeja putih dengan kain bagian tangan tergulung

Membawa seekor kelinci yang berlumur darah.

Jisung bersiul kecil saat minho merunduk untuk mencuci tangan. Proporsi tubuhnya bagus dengan bagian dada yang penuh, jari tangan dengan urat mencuat tanda jika minho sering cengkram

Cengkram, cengkram. Jisung ingin di cengkram juga. Cengkram pipi pantat bulat berisinya hingga memerah lebam

"Shhh"

Kemeja panjang yang jisung gunakan diangkat naik, ia mengigit kain kemejanya agar tidak jatuh. Turunkan celana dalam dan pompa badan kejantanannya sambil terus menatap minho dan tubuh sempurnanya

Jisung selalu mendominan namun entah mengapa ia ingin di dominasi oleh predator yang ada di bawah sana. Minho lelaki yang kasar dalam kehidupan sehari-hari, jisung bertaruh minho pasti memiliki fantasi sex yang berbeda dari kebanyakan lelaki di luar sana

"Ungg~" jisung sandarkan pelipisnya pada jendela. Pompaannya semakin intens, jisung menekan lubang terujung, menggeseknya ke kanan dan kiri sambil di tekan dan urut perlahan membuat tubuhnya semakin tegang alirkan pre-cum

Sedang nikmat dengan kegiatannya seorang diri, minho menoleh ke atas dimana jisung melakukan tindakan tak moral.

Berjengit kecil, jisung hampir sampai pada pelepasan namun sebisa mungkin ia tahan karena—

Minho menatapnya intens dengan tangan terlipat di dada membuat ketampanan serta kegagahannya naik berkali lipat

"Ahh,—" jisung sampai ejakulasi. Kotori lantai dengan cairan pekatnya

Saat jisung kembali menatap ke arah jendela diman minho berdiri. Lelaki itu sudah pergi dan menghilang dari pandangan

"Haa,- sial"

-Tbc.

[25] RNG-2.0 || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang