Jisung ingat, dulu ada salah satu temannya yang bercerita tentang sebuah penculikan di daerah terpencil tempat dimana ia tinggal sebelumnya. Dua orang lelaki muda menghilang tanpa sebab
Beberapa mengatakan jika lelaki itu kabur dari rumah karena tidak nyaman dengan lingkungan rumah, beberapa juga mengatakan jika dua lelaki itu di culik. Tidak ada yang tau kebenarannya karena keduanya benar-benar hilang tanpa jejak, bahkan polisipun tidak bisa melacaknya
Hingga akhirnya pada beberapa tahun setelahnya jisung kembali mendengar kelanjutan cerita tentang temannya yang hilang itu
Dia melihatnya di salah satu perusahaan. Berbalut jas dan dasi mewah, Sepatu yang di semir hingga mengilat. Wajah yang dulu tidak terlalu terurus kini terlihat mulus tanpa cacat. Namun sayangnya lelaki itu bukan lagi lelaki yang dulu
Perubahan besar terjadi pada kedua lelaki malang yang dianggap hilang itu. Keduanya terlihat ramah menyapa tamu perusahaan, terlihat normal memang. Namun saat di teliti lagi...keduanya sorot matanya tidak terlihat hidup
"Huffff" jisung hembuskan asapnya hingga mengepul di udara, menggulung lalu pecah tertiup angin
Terselip rasa khawatir di dalam dada, namun saat jisung ingat jika ia tidak memiliki siapapun di dunia ini, rasa khawatir itu hilang. Tidak akan ada yang mencarinya jadi seharusnya ia tidak perlu khawatir
Sekertaris Oh berdiri tepat di samping jisung, menemani jisung hisap batang rokoknya sejak beberapa menit lalu. Tidak ada percakapan diantara keduanya karena ia rasa jisung sedang butuh waktu untuk merenung dan terdiam
Matanya melirik ke arah tengkuk jisung. Ia ingat sempat melihat gulungan kabel tipis juga memory-memory yang di masukan ke dalam sana. Namun sepertinya jisung tidak tau jika sesuatu masuk kedalam sana, karena sebelumnya lelaki itu pingsan
Pertemuan selanjutnya jisung akan kembali di uji cobakan. Dan di saat itulah ia tidak akan melihat sisi manusia dari lelaki bertubuh mungil di sampingnya ini
"Sekertaris Oh, bukankah kau bilang memiliki istri dan anak?"
Sekertaris Oh mengerinyitkan kedua alisnya, kenapa tiba-tiba sekali jisung bertanya?
"Iya, aku memilikinya"
"Tapi kulihat waktumu habis di rumah besar itu. Lalu bagaimana dengan istri dan anak mu? Bukankah mereka akan kesepian?"
"Mereka ada di rumah, kami membuka toko roti kecil dan mereka lah yang mengelola, mereka berdua juga menyibukan diri jadi ku rasa mereka tidak akan se-rindu itu. Lagipula aku sering menghubungi mereka jika ada waktu dan aku akan pulang setiap seminggu sekali"
Jisung kembali diam, hisap batang rokoknya hingga habis lalu hembuskan asapnya hingga menggumpal tinggi halangi pandangan sore hari yang indah
"Jisung, kau sudah selesai kan? Kita harus segera kembali sebelum tuan minho selesai dari rapatnya"
Jisung menghela nafas lalu mengangguk. Ekori Sekertaris Oh masuk kedalam mobil dan kembali susuri jalanan lenggang menuju Distrik dimana rumah barunya berasal sekarang
••••
Jisung cukup bersyukur bisa di 'beli' oleh minho. Lelaki itu benar-benar memiliki segalanya dalam rumah besar ini, ia pun tidak di tekan untuk selalu melakukan sex di setiap waktu. Dulu jisung tidak pernah memiliki waktu untuk tubuhnya beristirahat
Tapi sekarang ia memiliki waktu banyak.
Tungkainya melangkah susuri bagian rumah yang belum pernah ia lihat sepenuhnya. Begitu banyak pintu di tiap sisi, isinya hanyalah kamar kosong atau ruang penyimpanan biasa
KAMU SEDANG MEMBACA
[25] RNG-2.0 || MinSung
FanfictionMinho memiliki senjata. Senjatanya memiliki Mata jeli dan tajam setajam elang, mulut nya penuh dengan untaian kalimat yang mampu menjerat mangsa. Senjatanya menyukai sentuhan, namun jika melewati batas, jangan harap bisa kembali dengan kondisi...