[.11.]

2.8K 552 46
                                    

Jisung menggeliat dalam tidur yang bisa dikatakan tidak nyenyak sama sekali. Tubuh kecilnya bergerak ke kanan dan kiri bersamaan dengan keringat sebesar biji jagung yang turun basahi pelipis hingga surainya lepek

Kedua alis mengerut, rintihan samar mengalun penuhi ruangan. Jisung mengalami mimpi buruk

Mimpi dimana ia kehilangan kedua orang tuanya karena tragedi kecelakaan. Sial hanya dirinya yang selamat, padahal setiap malam jisung rutin merapal doa agar kelak ia bisa pergi dari dunia

Mimpi buruknya terasa nyata hingga jisung merasa dadanya menyesak, ditambah ada sesuatu asing yang mencampuri mimpinya saat ini

Jisung melihat siluet seseorang dengan tinggi yang hampir sama dengannya. Seseorang itu tak sekalipun melepas genggaman, membawanya pergi kelilingi taman di dekat sungai han. Gelak tawa bocah itu terdengar penuhi kepala membuat jisung total membuka matanya lebar

"Hhhah—"

Jisung bangkit dudukan diri lalu usap keringatnya yang mengalir. Ia teguk air mineral di atas nakas lalu berjalan keluar tinggalkan kamar nya

Tungkai itu dibawa ke arah lain. Tepat pada pintu lainnya di ujung ruangan, pintu dengan cat kelabu itu jisung buka tanpa mengetuk

Ruangan dengan bangun lebih besar dan luas kini hadir di hadapan mata. Jisung melangkah dekati kasur king size yang di tempati oleh sang pemilik

Jisung masih sibuk atur nafas setelah mimpi buruknya. Dudukan tubuhnya pada pinggiran ranjang dengan perlahan karena takut membangunkan minho

Matanya menerawang lalu observasi ruangan minho. Jika saja jisung memiliki alasan kuat mungkin ia sudah pecahkan kepala minho dengan vas yang ada di dekat nakas—namun tidak, jisung tidak ingin melakukan itu

Tiba-tiba saja hatinya berubah. Kabur adalah tujuan utamanya, namun itu sebelum mimpinya hadir.

Jisung mengusak surainya karena frustasi, saat ia menoleh ke samping rupanya minho sudah membuka mata dan menatapnya dengan tenang. Benar, jisung meras ia tidak akan bisa lukai minho. Lelaki itu benar-benar teliti dan berhati-hati

"Apa aku membangunkan tidurmu?"

"Menurutmu? Sedang apa kau di sini?"

Jisung bingung bagaimana harus menjawab, ia menggaruk surai belakangnya lalu tersenyum kaku "aku tidak bisa tidur, boleh aku tidur di sini bersamamu?"

Minho tidak langsung menjawab, lelaki itu tetap diam dengan wajah tanpa ekspresi membuat jisung tidak nyaman dan teringat akan ucapan Sekertaris Oh jika minho benci di ganggu

Namun sekarang jisung jelas-jelas tengah mengganggunya

"Lupakan, aku akan kembali ke kamar"

Jisung bangkit kembali, putar tubuh hendak melangkah menuju pintu keluar jika saja minho tidak menahan pergelangan kecil jisung dan menahan lelaki itu dari langkahnya

"Tidurlah, aku tidak keberatan"

Begitu ucapnya, dengan ekspresi yang jauh lebih santai dibanding sebelumnya membuat jisung jadi bingung dengan sifat minho.

Namun karena ia sudah mengganggu minho dan dirinya sudah di beri izin untuk tidur bersama maka akan sangat tidak sopan jika jisung menolak jadi jisung mengiyakan dan naik ke atas ranjang. Masuk kedalam selimut dan berusaha menyamankan diri di samping minho

"Selamat malam"

Minho matikan lampu di atas meja, lalu menarik selimut lebih tinggi. Jisung balikan tubuh belakangi minho karena sepertinya minho tidak akan nyaman jika mereka tidur berhadapan

GREP-

Namun rupanya jisung salah. Minho jelas-jelas mendekapnya dengan nyaman, ada dua bantal dengan ukuran cukup besar di atas ranjang namun minho mengabaikan bantalnya dan memilih untuk tidur pada bantal yang sama dengan jisung

"Aku tau ada sesuatu yang menganggu didalam kepalamu. Kau bisa katakan padaku apa itu" minho bertanya dengan nada rendah atau lebih terdengar seperti bisikan

"Begitukah? Tapi aku tidak sedang memikirkan apapun sekarang"

"Kau pikir kau bisa membohongiku hm?"

"Aku sedang berpikir, bagaimana caranya aku kabur dari rumah besar ini"

Minho menaikan sedikit bibirnya saat melihat bagaimana pipi besar jisung bergerak saat bicara. Terlihat lucu dilihat dari belakang—menurut minho

"Kau tau kau tidak akan bisa kabur dariku"

"Iya, aku tau itu. Makanya aku banyak melamun"

"Kau cukup jujur"

"Karena ku pikir kau tidak mudah untuk di bohongi. Dan juga aku malas mencari alasan"

"Ya, kau benar. Kau tidak akan bisa membohongiku, sekalipun kau memang berbohong maka aku bisa membuatmu berkata jujur tanpa kau sadari"

Jisung tidak lagi menjawab, selain karena rasa ngeri namun ia juga mulai kembali merasa mengantuk. Tidur dalam dekapan minho membuatnya merasa hangat dan nyaman

"Minho"

"...hm"

Namun jisung tidak lanjutkan kalimat karena matanya lebih dulu terpejam. Minho yang melihat hanya menghela nafas "baiklah kalau begitu selamat tidur"

Minho menatap tengkuk jisung dalam diam. Setitik Cahaya merah dari Actuator itu berkedip ringan membuat minho mengerinyit

Jika benda itu berkedip samar tandanya ada sesuatu yang salah. Apa yang jisung lakukan sebelumnya? Namun sepertinya minho merasa ada sesuatu yang salah dari input memory yang ia masukan sebelumnya kedalam tubuh jisung

Tanpa minho ketahui ia baru saja membuat masa lalu dan ingatan jisung bercampur di dalam kepala dan kini jisung tengah sibuk menikmati mimpinya yang lain .... Mimpi tentang masa lalu namun bukan masalalunya

—To be continue

[25] RNG-2.0 || MinSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang