Minho tekan penanya pada secarik kertas dengan matrai membuat tinta dalam pena tersebut jatuh dan tergores membentuk sebuah garis tak beratur.
Minho selesai dengan tanda tangannya. Ia serahkan pada lelaki dengan balutan jas hitam. Lelaki itu menebar senyum pada minho yang minho sambut dengan wajah datar
"Seperti biasa, perkejaanmu tidak pernah membuatku kecewa. Model kali ini lebih manis dan segar, dari mana kau mendapatkannya?"
"Bukan urusanmu" minho sandarkan tubuhnya pada sofa, silangkan kaki dengan kedua mata menatap lekat si lelaki tambun dengan kacamata
"Kau benar. Yah tapi aku senang karena lelaki pilihanmu ini sangat manis untuk dilihat, aku yakin produk buatanmu kali ini akan mengantarkan hoki padaku juga perusahaan"
Minho hanya menghela nafas, karena jengah seharian berkutat dengan kertas berisi laporan akhirnya ia bangkit dan berjalan jauhi sofa. Ia berdiri pada pembatas kaca, sorotnya menatap kebawah dimana jisung tengah di setting tepat di depan pintu masuk
Pakaiannya sudah berganti. Jisung kenakan pakaian resmi dari perusahaan. Kemeja putih, celana hitam, rompi, dasi kupu-kupu dan juga topi hitam. Jisung terlihat luar biasa manis dan benar-benar menarik mata
Itulah alasan mengapa jisung di pajang tepat di pintu masuk bersanding dengan etalae yang diisi penuh oleh robot-robot canggih berukuran kecil.
Jisung belum selesai di setting oleh para pegawai namun beberapa muda mudi high class mulai mengerubungi karena penasaran dengan jisung juga visualnya
"Lihat, mereka semua tertarik pada penemuan baru mu. Apa kau yakin akan berhenti sebagai perakit robotic?"
"....." minho enggan menjawab ia masih fokus pada tubuh kaku jisung di bawah sana. Menatap bagaimana angin di sore hari terbangkan surai-surai lembut nya membuat hati minho terasa diremat
"Bayangkan berapa banyak uang yang akan kau hasilkan? Jika kau berhenti, apa yang akan kau lakukan hm? Kepintaranmu hanya akan terbuang sia-sia"
"Aku bisa membuka toko. Toko sederhana"
"Hahahaha uang yang dari hasil toko sederhana itu tidak akan cukup untuk biaya hidup. Astaga minho, kau ini jenius tapi kena—"
"Ya, hasilnya memang tidak seberapa. Tapi aku tidak akan pernah merasakan lagi rasa bersalah itu. Rasa bersalah setiap aku merenggut hidup mereka yang kujadikan humanoid secara sepihak"
Kemudian hening. Tidak ada lagi percakapan setelah minho mengutarakan isi hati terdalamnya. Minho tidak berbohong akan rasa bersalahnya yang rasanya semakin besar di tiap harinya
'Hallo selamat datang, semoga harimu menyenangkan'
Suara jisung mengalun, proses penyettingan selesai dan tubuh jisung bergerak layaknya manusia normal. Beberapa muda mudi yang sebelumnya kerumuni kini dekati jisung. Sentuh tiap anggota tubuh jisung yang terbuat dari metal, tatap sorot kecoklatan jisung dengan lekat
Pujian demi pujian mengalun, tatapan penuh kekaguman terarah pada jisung. Sosok Humanoid sempurna di mata mereka dan itu semua karena ulahnya
"Hhhhhh" minho alihkan pandangannya lalu beranjak untuk mengambil kunci mobil
"Mau kemana?" tanya sang pemilik
"Bukankah tugasku sudah selesai?"
"Lalu bagaimana dengan rencana perebuta—"
"Kufikir itu bukan lagi menjadi urusanku. Aku sudah menyerahkan RNG semi humanoid dan aku pun sudah menandatangani surat resign ku dari perusahaan ini. Jika kau memaksa ku untuk terus lanjut dalam tugas perusahaan, aku akan mengambil kembali jisung"
"Wow oke baiklah jika memang itu yang kau mau"
Minho mendengus lalu melenggang lewati sang pemilik begitu saja.
Tungkainya yang di balut celana kain hitam turuni anak tangga. Di sepanjang jalannya menuju pintu keluar yang bisa minho lihat adalah koleksi-koleksi robot berbagai ukuran. Produk asli milik perusahaan sementara tiga humanoid adalah hasil rancangan minho selama ia bekerja sama dengan perusahaan tersebut. Termasuk jisung yang kini menatapnya dari pintu keluar dengan senyum
Tidak, itu bukan senyum asli jisung. Itu senyum yang memang sengaja ia setting dalam tubuh mungilnya
Jisung hanya menatapnya dalam diam. Jika saja mesin dalam tubuhnya tidak bekerja mungkin jisung akan menghampirinya dan bertanya 'untuk apa ia berdiri di depan pintu, menyalami tamu dengan senyum bodoh yang tidak bisa ia lunturkan'
Minho kembali menghela nafas lalu buang pandangannya ke arah lain. Tanpa sadar jika jisung menatapnya dengan sorot sedih
Untuk sesaat sepertinya minho melupakan fakta jika jisung tidak sepenuhnya ia matikan seperti humanoid lain ciptaannya
Iya. Jisung tidak sepenunya minho matikan seperti humanoid lain yang ia rakit. Minho hanya sengaja menambah ketebalan metal dalam tubuh jisung, sembunyikan detakan jantungnya agar jisung terlihat seolah mati
Walau tubuhnya tidak akan lagi sempurna seperti sebelumnya. Walaupun seluruh anggota geraknya minho ubah dengan metal rakitan, namun entah mengapa minho tidak sampai hati untuk mencabut jantung dalam rongga itu
Minho harap suatu saat jisung bisa kembali pada kesadaran dan melarikan diri dari perusahaan. Walau minho pun tidak begitu yakin apakah jisung bisa bertahan dengan tubuh barunya
"Minho"
Minho hentikan gerakannya yang semula akan membuka pintu mobil saat mendengar jisung memanggilnya diantara pintu bangunan bertingkat itu
Kedipan kaku terarah padanya, jisung tidak lagi mengatakan apapun setelah memanggil namanya. Hanya diam kaku
Seolah ingin katakan sesuatu namun jisung tidak lagi bisa kendalikan mulutnya untuk berucap sesuai keinginan
Minho putus pandangannya dari jisung lalu beranjak masuk kedalam mobi
••••
Tik..
Tik..
Tik..
Tik..
Denting jam mengisi kekosongan bangunan super besar yang penuh dengan benda-benda metal di dalamnya. Jisung membuka mata, menatap sekeliling dalam diam
Tubuhnya terasa dialiri oleh sengatan halus yang mengaliri punggung. Kabel-kabel lingkari tubuh, tidak berbeda jauh dengan dua lelaki lainnya yang terpejam dengan tengkuk yang di lingkari oleh kabel
Jisung mendongak ke atas dimana terdapat begitu banyak stop kontak di sana. Rupanya dirinya tengah di 'Charge'
Minho benar-benar mengubahnya sejauh ini.
TUK—
Jisung menarik kabel dari tubuhnya. Walau sebenarnya ia melakukannya dengan sangat amat kesulitan karena tubuhnya saat ini berbeda dengan tubuh sebelumnya
Jisung dudukan tubuhnya di atas lantai, sandarkan punggung pada meja tempat diletakanny air dan gelas-gelas untuk minum.
Ia tercenung dengan ingatan yang sebelumnya ia kira asing. Namun ternyata itu adalah potongan ingatan tentang dirinya dimasa lalu— bersama dengan minho yang hadir pada beberapa cuplikan ....
—Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[25] RNG-2.0 || MinSung
FanfictionMinho memiliki senjata. Senjatanya memiliki Mata jeli dan tajam setajam elang, mulut nya penuh dengan untaian kalimat yang mampu menjerat mangsa. Senjatanya menyukai sentuhan, namun jika melewati batas, jangan harap bisa kembali dengan kondisi...