Sore itu sedang turun gerimis disertai angin saat Alice baru saja keluar dari kelasnya. Dia berjalan cepat untuk menghindari Galang yang sedang mengambil motornya di parkiran. Pemuda itu ingin mengantarnya pulang.
Cukup!
Alice tak mau membuat Galang berharap padanya. Dia merasa tidak pantas untuk Galang. Alice harus menghindar dari pemuda itu. Juga kebaikan dan perhatian Galang.
Bukan hanya itu, sepanjang hari di sekolah tadi Chelsea juga terus menanyainya tentang dua hari dia yang tidak masuk sekolah.
Sebenarnya Alice tidak pergi kemana-mana. Dia hanya mengunci diri di dalam kamar sambil menunggu beberapa tanda merah di sekujur tubuhnya menghilang.
Terutama di bagian lehernya yang pasti akan mudah dilihat oleh orang nantinya. Terlebih, insiden malam itu telah membuatnya trauma dan nyaris mengalami depresi berat.
Bagaimana tidak?
Dia telah di perkosa dan mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh lelaki bejat bernama Devan.
Alice mempercepat langkahnya menuju gerbang yang ada di belakang sekolah. Ya, lebih baik dia pulang lewat belakang saja daripada Chelsea dan Galang melihatnya nanti.
Huff!
Alice sudah melompat dari pagar sepinggang yang ada di belakang sekolah. Dia segera bangkit sambil menepuk telapak tangannya yang kotor. Langkahnya mulai cepat, dia harus segera pulang.
Tiiinn!
Tiiinn!!"
Terdengar bunyi klakson mobil dari arah belakang. Alice menoleh dan langsung membulatkan matanya saat melihat mobil Jeep putih milik Devan yang sudah menepi di pinggir jalan.
Ya, Tuhan. Itu lelaki iblis yang sudah memperkosanya!
Alice segera berlari untuk kabur dari iblis itu. Namun tidak semudah yang dia bayangkan, Devan yang sudah keluar dari mobilnya langsung mengejar dengan cepat.
"Mau kemana lo? Ikut gue sekarang!" Devan segera mencekal lengan Alice dan menyeret gadis itu menuju mobilnya.
"Lepasin, Kak Devan!" Alice berusaha berontak, tapi genggaman tangan lelaki itu sangat kuat sampai akhirnya Devan berhasil memasukannya ke dalam mobil.
"Lepasin aku!"
"Tolong!"
Alice masih berontak saat pintu mobil sudah tertutup. Dia berusaha meminta tolong sambil berusaha membuka pintu mobil.
Sial! Ternyata Devan sudah mengunci semua pintu mobilnya. Dan lelaki iblis itu hanya tersenyum remeh melihat Alice yang mulai menangis ketakutan.
"Udah, diem! Nggak ada gunanya juga elo terus berontak. Gue enggak bakal lepasin elo sekarang."
Devan menyeringai saat mata Alice menatapnya. Cucuran air mata di wajah gadis itu tidak membuatnya kasihan, lelaki itu segera melajukan mobilnya tak peduli.
Jantung Alice sudah hampir meledak ketakutan. Ia terdiam dengan tubuhnya yang gemetaran. Tangannya meremas tepi rok pendek sekolahnya.
Entah Devan akan membawanya kemana karena ini bukan jalan menuju rumah Martin. Apakah lelaki itu mau melakukan 'itu lagi padanya? Pikiran Alice mulai melantur dan selalu hal buruk yang muncul di sana.
"Turun!" perintah Devan saat mobil Jeep itu menepi di depan sebuah gedung apartemen.
Alice menelan ludahnya kasar. Perlahan ia melirik ke arah pemuda di sampingnya. Apa yang mau Devan lakukan padanya? Kenapa lelaki itu membawanya ke tempat seperti ini? Dia hanya bertanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME
RomanceAlice, layaknya seorang gadis belia pada umumnya, dia pun memiliki banyak mimpi dan ingin dicintai. Lantas apa salahnya? Kenapa dia harus berakhir sebagai boneka pemuas nafsu seorang iblis berparas tampan seperti Devan? Inilah kisah Alice, seorang g...