Devan memasuki cafe dan mulai duduk di salah satu meja. Seorang pelayan wanita seumuran Alice datang dan langsung menyodorkan buku menu padanya sambil tersenyum manis sedemikian rupa. Devan hanya menanggapi dengan wajah sinis.
Memangnya siapa yang berani bertingkah tidak sopan atau buruk di depannya. Devan Adipati Gumilang adalah pewaris dari Gumilang Group, perusahaan properti terbesar di Asia Tengara.
Sebagai anak Sultan dia bebas melakukan apapun termasuk merubah hidup seseorang. Seperti apa yang dilakukannya pada Alice.
Meski wajahnya begitu tampan dengan rambutnya yang tebal hitam pekat dan lesung pip yang selalu menghiasi senyumnya, siapa sangka kalau lelaki berusia 23 tahun itu adalah iblis yang kejam. Bahkan sangat kejam!
"Devan, Hai!"
Seorang gadis menghampiri Devan yang sedang duduk sendiri sambil menikmati makan siangnya.
Pemuda itu hanya melirik acuh tak acuh. "Yola," ucapnya tampak merasa terganggu.
Wajah cuek Devan membuat Yola gemas. "Devan, kamu kok sendiri aja? Micel mana?" tanya gadis itu disertai senyuman lebar.
Yola sudah lama menyukai Devan. Dia memang sedang menunggu pemuda itu putus dengan pacarnya yang bernama Micel.
"Micel ada di LN," jawab Devan dengan acuh. Dia mulai bosan karena Yola tidak pergi juga.
Yola tersenyum manis. "Kamu udah putus sama dia?"
Devan menggeleng. "Belum. Dia lagi kuliah di sana."
Yola sedikit kecewa mendengarnya, tapi tidak apa. Dia masih bisa mengambil kesempatan mumpung Micel tidak ada.
"Hm, Devan. Boleh aku duduk di sini temani kamu?" tanya Yola penuh harap. Gadis itu sudah bersiap mau duduk pada kursi kosong di depan Devan.
"Nggak boleh." Devan menjawab dengan sinis.
Dia memang tidak suka pada Yola, karena dia tahu persis seperti apa gadis itu. Yola cuma mendekati lelaki kaya raya saja dan berniat memorotinya.
Terlebih Alice dan Micel jauh lebih cantik daripada gadis berusia 23 tahun bernama Yolanda itu.
"Yah, kamu kok gitu sih, Devan?" Yola mengerucutkan bibirnya tampak kecewa.
Devan menarik nafas, lalu berkata, "Tinggalin gue sendiri,"
Yola tercengang. "A-apa?"
Brak!
"Tinggalin gue sendiri!"
Devan yang kesal segera menggebrak meja dan mengusir Yola. Gadis itu dibuatnya sangat terkejut. Yola geleng-geleng dan bergegas kabur. Sementara para pengunjung kafe melirik ke arah Devan.
Persetan dengan semua itu, Devan kembali melanjutkan makan siangnya dengan santai.
Setelah selesai mengisi perutnya, Devan segera meninggalkan kafe dan langsung berjalan lurus menuju mobilnya sambil menenteng bungkusan berisi makanan untuk Alice.
Pasti Alice sudah bosan menunggunya. Devan mengulas senyum miring.
Dia memang sengaja membuat Alice tersiksa kelaparan. Baginya, melihat seseorang tampak menderita adalah suatu kesenangan tersendiri.
Devan segera meraih pintu mobilnya dan mendapati Alice yang sedang bersandar pada bangku mobil. Gadis itu tampaknya ketiduran sambil memegangi perutnya. Devan tersenyum puas, dia berhasil membuat Alice tersiksa.
"Heh, bangun! Makan nih!"
Devan mengguncang bahu Alice untuk membangunkan gadis itu. Aneh. Alice tidak merespon sama sekali."Alice, bangun heh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME
RomanceAlice, layaknya seorang gadis belia pada umumnya, dia pun memiliki banyak mimpi dan ingin dicintai. Lantas apa salahnya? Kenapa dia harus berakhir sebagai boneka pemuas nafsu seorang iblis berparas tampan seperti Devan? Inilah kisah Alice, seorang g...