chapter enam belas

4.1K 304 91
                                    

Votenya jangan lupa, habis vote yuk di follow juga.

Happy reading...

.

.

.

.

Sana memoles kembali wajahnya agar terlihat lebih sempurna. Dia sudah terlihat rapi dengan dress indah yang melekat pas ditubuhnya. Kemudian pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, menampilkan Tzuyu yang masih dengan pakaian rumahan.

Tzuyu melangkah mendekat kemudian memegangi kedua bahu Sana dari belakang.

"Jadi pergi?" tanya Tzuyu menatap Sana dari pantulan cermin. Sana tidak menjawab, hanya menganggukkan kepalanya pelan. "Kalau kau tidak enak badan, aku bisa menghubungi Mina dan bilang kalau kita tidak jadi pergi. Jangan memaksakan diri, Mina pasti mengerti."

Sana memegang tangan Tzuyu yang berada di bahunya, sambil berdiri dari duduknya.

"Tidak bisa, bukankah kau sejak pagi sudah bersemangat mau datang. Mana mungkin aku mengacaukan semuanya."

"Tapi kan-"

"Sudahlah." Sana memotong cepat, dia mengecup sekilas bibir suaminya kemudian berjalan menuju lemari.

'Enak saja tidak jadi pergi, aku sudah berdandan secantik ini untuk menunjukkan bahwa aku lebih baik dari si janda itu. Rugilah aku sudah seperti ini.'

Lemari besar itu Sana buka untuk melihat pakaian-pakaian milik Tzuyu, senyumnya tercetak saat tangannya mengeluarkan satu stel pakaian formal dari dalam sana. Yakni sebuah kemeja yang sewarna dengan dressnya.

Sana memberikan pakaian itu kepada Tzuyu. "Cepat ganti pakaianmu. Aku dan Minju menunggu di depan ya."

Belum juga Tzuyu menjawab, Sana sudah terlebih dulu keluar dari kamar.

"Huft sebenarnya aku masih tidak paham dengan Sana. Memangnya aku sudah melakukan kesalahan apa sih? Kenapa sikap Sana berubah-ubah, jadi susah ku tebak seperti ini ya." gumam Tzuyu lalu masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa pakaian pilihan istrinya.

..

"Tzuyu tunggu!" panggil Sana saat suaminya hendak mengetuk pintu rumah bercat putih itu.

Tzuyu menoleh, dia menaikkan satu alisnya saat Sana yang sedang menggendong Minju tiba-tiba langsung melingkarkan tangannya pada lengan Tzuyu.

"Kenapa?" bingung Tzuyu, Sana hanya menggelengkan kepalanya cepat.

"Cepat ketuk pintunya." suruh Sana, Tzuyu tak ambil pusing. Dia hanya mengikuti perintah Sana yakni mengetuk pintu tersebut.

Tak lama pintunya terbuka menampilkan wanita cantik yang tersenyum dengan lebar menampilkan gusinya.

"Ah kalian sudah datang! Hai Minju, ah dia lucu sekali." serunya dengan senang.

"Selamat ulang tahun Mina, ini hadiahmu." ucap Tzuyu menunjukkan beberapa paperbag yang sudah ia siapkan sejak pagi tadi.

"Hadiah? Oh yang benar saja, aku bukan anak kecil lagi yang butuh hadiah Tzu. Ahh ini memalukan."

"Memalukan apanya, hadiah ini spesial aku dan Sana yang mencarinya. Kau harus terima." paksa Tzuyu menyerahkan paperbag itu ke tangan Mina. Wanita itu tertawa dengan pelan.

Mata Sana berputar malas menyaksikan hal tersebut.

"Padahal sungguh kalian tidak perlu memberiku hadiah, tapi yah terima kasih banyak ya. Ayo-ayo masuk, Ayah sudah menunggu di dalam." ajak Mina, pasangan suami istri ini mengikuti Mina masuk kedalam.

Mademoiselle - SATZU (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang