chapter dua puluh tujuh - tamat

2.8K 198 118
                                    

Ini agak panjang. Pas  lagi ngetik dikirain singkat padat dan jelas, tapi pas di edit ternyata baru sadar kalo 5000an word. Baca pelan pelan yak.

Happy reading...

.

.

Dekorasi putih menjadi tema utama acara ini. Semua bunga bermekaran dengan warna senada menambah keindahan. Semua ini lengkap menyempurnakan penampilan sepasang pengantin yang begitu terlihat cocok, tengah berdiri di depan altar.

Janji suci pernikahan sehidup semati telah di ikrarkan. Tetes air mata haru bahagia tak bida di bendung oleh mempelai wanita. Sorak sorai seluruh tamu undangan menggema saat kecupan lembut mendarat di kening sang mempelai wanita di dapat dari pria yang kini secara resmi sudah menjadi suaminya.

"Bukankah Mina sangat cantik hari ini?" bisik Sana, tangannya mengusap sudut matanya yang berair ikut terhanyut dalam haru menyaksikan sendiri sang sahabat berhasil lepas dari masa lalunya sehingga hati yang sudah lama mati itu bisa terbuka kembali untuk orang lain.

Tzuyu mengangguk, tersenyum mengusap puncak kepala sang istri. "Kau benar, dia sangat cantik hari ini." jujurnya.

Tiba tiba kening Sana berkerut, dia menepis kasar tangan sang suami dari atas kepalanya. "Bisa bisanya kau memuji wanita lain di depan istrimu. Apa kau tidak melihat kearah perutku, ada anakmu disini. Cih kau benar benar ya Chou." ucapnya ketus.

Kekehan keluar dari mulut Tzuyu, tidak panik sedikitpun menghadapi emosi sang istri.

Semenjak kehamilan Sana kali ini, sang istri memang mudah sekali berganti ganti emosi. Kadang senang sekali, kadang begitu bersemangat, dan kadang ada kalanya dia menangis tanpa sebab. Tzuyu sudah mempunyai trik agar mengikuti mood sang istri supaya bisa selamat dalam berbagai keadaan.

Contohnya seperti sekarang.

"Mina hanya cantik hari ini, tetapi istriku setiap hari terlihat begitu cantik. Bahkan bangun tidurpun saat mataku terbuka, aku seperti melihat seorang malaikat tertidur di sampingku." ucap Tzuyu.

Sweet talker handal.

"Kau menyebalkan." balas Sana memukul pelan dada suaminya. Wajah Sana sampai merona merah menahan malu.

"Tapi itu fakta, bukan?" goda Tzuyu lagi.

Sana menggeleng, menepuk pelan pipinya sendiri yang sudah merah seperti tomat beberapa kali agar kembali seperti semula. "Ayo kita menghampiri Mina dan Han untuk mengucapkan selamat." ajaknya kemudian beranjak dari tempat duduknya. Tzuyu mengikuti Sana dari belakang.

Senyum lebar sumringah terpancar di wajah pasangan pengantin baru ini.

"Mina, Han." panggil Sana, datang mendekat bersama Tzuyu.

"Sana!" pekik Mina nyaring.

Kedua wanita cantik itu saling memeluk satu sama lain, tidak bisa seheboh biasanya karena sekarang mereka harus berhati hati agar tidak melukai kedua bayi yang masih berada di dalam perut Sana.

"Selamat Mina, Han." sapa Tzuyu bersalahan dengan mempelai pria.

"Terima kasih." balas Han canggung, masih agak kaku dengan Sana maupun Tzuyu. Meski sudah berulang kali Sana memintanya untuk bersikap biasa saja kepadanya, namun itu bukan perkara yang mudah untuk Han.

Sana berdecih sebal melihat manusia kaku itu, rupanya ada yang lebih parah dari suaminya. Pandangannya kembali kearah Mina supaya bisa memperbaiki moodnya lagi

"Akhirnya hari ini datang juga, kau cantik sekali dengan gaun pernikahan ini. Selamat ya Mina." ucap Sana menangkup wajah cantik Mina.

"Terima kasih banyak Sana. Astaga, bagaimana kabar keponakanku?" balas Mina tak kalah semangat. Dia mengelus perut Sana yang lebih besar di banding usia kehamilan pada umumnya.

Mademoiselle - SATZU (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang