chapter dua puluh satu

2.5K 177 122
                                    

Happy reading...

.

.

.


Sudah beberapa hari berlalu.

Setiap saat Tzuyu selalu berada di samping Sana, merelakan dirinya tidak pergi bekerja untuk bisa menemani istrinya. Tzuyu tahu kalau Sana tidak baik-baik saja semenjak hari pertemuannya dengan Jeongyeon. Tak apa bagi Tzuyu mengabaikan tanggung jawabnya sebagai atasan, baginya tanggung jawab sebagai suami lebih penting dari apapun itu.

Meski Sana sudah mengatakan pada Tzuyu bila dirinya sudah tidak papa dan tidak ada yang perlu Tzuyu cemaskan, namun Tzuyu tahu jika itu hanya omong kosong yang keluar dari mulut istrinya sebagai bentuk penenangan diri semata. Kali ini Tzuyu tahu betul apa yang sebenarnya Sana rasakan.

Dengan Tzuyu yang selalu berada di samping Sana, malah menjadikan waktu belakangan ini untuk mempererat perasaan mereka masing-masing. Menjadi tahu lebih banyak tentang pasangan, dari hal kecil maupun hal yang sebelumnya belum mereka ketahui.

Seperti saat ini, kali ini mereka berdua tengah menonton film bersama.

Film horor, Tzuyu yang memilihnya. Tzuyu tahu kalau Sana membenci genre seperti itu, tapi dia malah sengaja memilihnya. Yang Tzuyu incar bukan keasikan menonton film, tapi saat Sana ketakutan lalu memeluknya.

Tzuyu menyukai keimutan Sana saat bersembunyi di dada bidangnya, Tzuyu suka pekikan nyaring Sana saat hantu tiba-tiba muncul dilayar, Tzuyu suka Sana tersentak kaget dengan sendiri.

Tzuyu suka, sangat suka.

"Waaa!" Sana berteriak kembali, entah sudah untuk kali ke berapa.

Diam-diam Tzuyu menahan tawanya saat Sana meremas kuat kaosnya.

"Ahh sudahlah, aku menyerah!" ucap Sana sambil beranjak dari pelukan Tzuyu. Dia sudah lelah terus-terusan didera ketakutan.

Wanita itu beranjak, namun segera ditahan oleh Tzuyu.

"Mau kemana? Filmnya belum selesai." tahan Tzuyu memegangi lengan istrinya.

Sana memutar malas kedua matanya dan menepis tangan suaminya. Tangannya terlipat di depan dada sambil memasang wajah malas.

"Aku maunya menonton film romantis, kenapa kau malah memutar film menakutkan begini huh? Kau memang sengaja mau mengerjaiku kan!" omel Sana dengan galaknya.

Tzuyu meringis lebar, dia mengambil remote lalu mematikan layar televisinya.

"Baiklah-baiklah, ayo kita tidur saja sekarang." ajak Tzuyu membawa Sana menuju kamar mereka.

Pasangan ini terkejut bukan main saat masuk kedalam kamar rupanya anak cantik mereka sudah terbangun.

Sana berlari panik menghampiri ranjangnya, bergegas memeriksa Minju. Putri kecil itu bermain sendiri menggigiti tangan gembulnya.

"Oh syukurlah kau tidak papa Minju, maaf ya Mama seharusnya menidurkanmu di ranjang bayimu bukannya membiarkanmu tidur sendirian seperti ini." Sana menciumi berulang tangan gembul Minju itu.

Sana menyesal bukan main karena merasa teledor, menidurkan Minju di ranjangnya hanya di batasi guling di kanan dan kirinya. Sama sekali tidak aman.

Untung saja Minju tidak banyak berpolah, kalau saja Minju terjatuh dari atas ranjang maka Sana tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

"Tumben anak papa tidak menangis, sekarang sudah pintar ya." puji Tzuyu, ikut berbaring di samping Minju. Membuat bayi kecil itu berada di tengah-tengah antara kedua orang tuanya.

Mademoiselle - SATZU (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang