Yuk kasih vote dan comment kalian, lebih bagus kalo mau pada follow, hehe. Thankyou...
Happy reading...
.
.
.
"Ingat tempatmu, Pelayanku. Mulai sekarang kita tidak punya hubungan apapun lagi, jangan anggap kau menjadi suamiku lagi karena itu sangat menjijikkan bagiku"
Tzuyu terbangun dengan keringat menetes membanjiri wajahnya, nafasnya memburu saat kata-kata menusuk yang Sana ucapkan kembali terlintas di dalam kepalanya bahkan di dalam tidurnya juga.
Pria tersebut mengusap kasar wajah bermandi peluh itu. "Sana benar, seharusnya aku mengingat tempatku. Aku dan Sana sama sekali tidak sejajar, manusia rendah dan hina sepertiku tidak sepantasnya mendapatkan wanita setinggi Sana. Aku sama sekali tidaklah pantas, bahkan dalam mimpiku." lirih Tzuyu.
Hanya bisa tersenyum pedihlah yang Tzuyu bisa lakukan. Mengakui dengan pasti bila setiap kata yang terucap oleh Sana sama sekali tidak memiliki kesalahan.
Perasaan menyesal kembali menyergap Tzuyu, merutuki kebodohannya yang pernah berpikir bila dirinya bisa bersanding dengan Sana. Bisa memulai semuanya dari awal dan melupakan segalanya.
Tapi Tzuyu lupa, lupa dengan kenyataan bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa.
.. Sana berada di dekapan Tzuyu, berbaring bersama diatas ranjang empuk mereka. Tangan Tzuyu selalu setia mengusap rambut istrinya.
"Boleh ku tahu kenapa kamu sangat senang mengetahui anak ini ternyata perempuan, Tzu?"
"Tentu. Aku senang karena dia bukan laki-laki. Aku senang karena dia adalah perempuan sehingga dia akan menjadi sepertimu."
"Maksudnya?"
Tzuyu tersenyum simpul yang membuat Sana sama sekali tidak bisa membaca pikirannya.
"Intinya aku senang karena dia sudah pasti akan cantik sepertimu."
"Ah kau ini, suka sekali menggodaku." Sana tersenyum malu lalu menduselkan wajahnya pada ceruk leher suaminya. Mencari tempat ternyamannya disana yang bisa membuat Sana lebih cepat tidur.
'Aku hanya takut bila anak kita laki-laki akan bernasib menyedihkan sama sepertiku, aku ingin anak kita perempuan agar nasibnya sepertimu, Sana. Dia pasti akan menjelma sebagai seorang putri yang hidupnya sempurna dan punya segalanya.'
.. Tzuyu memandang pada sepatu kecil cantik yang berada di salah satu etalase toko. Merasa amat yakin bila sepatu kecil itu akan terlihat indah di kaki putrinya kelak.
Tangannya mulai terangkat hendak mengambil sepatu itu.
"Tzu.." panggil Sana membuat tangan Tzuyu kembali tertarik turun. “Kenapa berhenti disini? Apa yang kau lihat?”
Pria itu tersenyum melihat Sana menghampirinya.
"Sana lihatlah sepatu itu, cantik kan? Haruskah kita membelinya untuk putri kita?" tanya Tzuyu.
Sana melihat ke arah sepatu yang Tzuyu maksud, keningnya mengerut dengan amat jelas.
"Oh Tzu, itu murahan sekali. Bahkan brandnya tidak pernah ku dengar. Kita bisa beli sepatu disana yang lebih berkualitas dan akan nyaman dipakai putri kita. Ayo kita ke toko yang ku maksud saja." Sana buru-buru menarik Tzuyu keluar dari toko tersebut. Tanpa perlawanan Tzuyu pergi mengikuti Sana.
'Bodohnya aku. Dia adalah putri seorang Minatozaki Sana, sudah pasti hanya barang-barang terbaiklah yang pantas dia pakai. Lupakan selera murahanmu ini, Chou Tzuyu'
KAMU SEDANG MEMBACA
Mademoiselle - SATZU (end)
FanfictionMature contens 🔞 Satzu story Ketika seorang nona tertarik pada pelayannya