chapter dua puluh enam

2.1K 188 114
                                    

Happy reading

.

.

.

.

Waktu demi waktu berlalu. Sudah terlewat satu bulan dari acara berlibur keluarga kecil Tzuyu, maka mereka kembali ke kesibukan masing-masing.

Langit sudah gelap, sebuah kendaraan masuk kedalam pekarangan dan langsung disambut oleh pelayan yang membukakan pintu.

"Selamat datang, Tuan." sambut pelayan kepada Tzuyu yang baru saja pulang dari kantor.

Tzuyu tersenyum ramah. "Bi, sudah ku bilang untuk tidak perlu menungguku pulang. Bibi bisa beristirahat bila waktu bekerja sudah lewat."

Bukan tanpa sebab Tzuyu bicara seperti itu, karena malam memang sudah sangat larut bahkan hampir menunjukkan waktu dini hari.

"Sudah, Bibi lebih baik istirahat dan kembali ke kamar sekarang."

"Baik Tuan." pelayan paruh baya itu membungkuk patuh dan kembali ke kamar seperti permintaan Tzuyu.

Selanjutnya pria itu melangkahkan kaki menuju lantai atas, ke kamar lebih tepatnya.

Dengan perlahan dia membuka pintu, tersenyum simpul mendapati istri dan putrinya sudah tidur berdua di atas ranjang. Kedua kakinya di langkahkan sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara, duduk di tepi ranjang memandangi wajah damai sang istri kala terlelap.

Tiba tiba Tzuyu larut dalam pikirannya sendiri, merasa sedih kala harus melewatkan waktu tidak menemani Sana saat mengurus Minju. Tzuyu ingin saja selalu tinggal dirumah, tidak berangkat bekerja. Namun Sana malah memarahinya dan menyuruh agar Tzuyu tidak mengabaikan tanggung jawabnya sebagai atasan.

Alhasil Tzuyu kembali berangkat ke kantor, ditunggu oleh banyaknya pekerjaan yang menumpuk akibat beberapa waktu lalu di abaikannya begitu saja agar bisa tetap dirumah. Meski ada sekretaris disana namun tetap saja hasil pekerjaannya akan berbeda bila dibandingkan bila di tangani langsung oleh Tzuyu.

Seperti sekarang, dia sampai harus bekerja lembur hingga larut malam demi mengurus banyaknya pekerjaan yang dinilainya kurang maksimal.

"Eughh..." Lenguh Sana terbangun dari tidurnya, wanita ini terkejut begitu sadar sudah ada sang suami yang sejak tadi menatapnya dengan penuh senyuman. "Kau sudah pulang?"

Tzuyu mengangguk, kemudian berdiri dari tepi ranjang dan melepas dasi yang sejak tadi terpasang di kerahnya.

"Ehh.. kau lanjutkan saja tidurmu." ucap Tzuyu melihat Sana ikut turun dari ranjang dan menghampirinya.

Tapi Sana mengabaikan ucapan Tzuyu, berdiri di depan sang suami kemudian membantu melepaskan satu persatu kancing baju Tzuyu.

"Kau sudah makan bukan? Aku akan sangat marah bila kau jawab belum." Kedua mata Sana menyipit menatap tajam pada suaminya.

Dan reaksi Tzuyu hanya tersenyum lebar sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Hehehe..."

"Cih!" cibik Sana, tangannya terangkat ringan untuk memukul dada sang suami. "Jangan mandi terlalu lama, setelah selesai langsung turun kebawah untuk makan."

Setelah mengucapkan itu Sana kembali berbalik hendak melangkah pergi, namun dengan cepat Tzuyu menahan tangannya lembut.

"Tidak perlu menyiapkan makan malam untukku, aku bisa sendiri. Lebih baik kau lanjutkan tidurmu dan temani Minju." Tzuyu tahu bila Sana pasti akan ke dapur untuk memanaskan makan malam. Dia sangat tidak ingin merepotkan sang istri karena dirinya bisa melakukan itu semua sendiri.

Mademoiselle - SATZU (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang