chapter delapan belas

2.8K 212 83
                                    


Hai kawan, jumpa lagi kita disini hehe udah lama kan. Ada yang masih nungguin cerita ini gak? Pasti udah pada lupa ceritanya kan, di baca ulang dulu chap-chap sebelumnya.

Btw covernya ganti nih, bagusan yang dulu apa sekarang? Ck pasti kalian juga udah lupa cover yang dulu kan.

Bakal diusahain lanjut kok, tapi ya maaf bisanya pelan pelan. Soalnya 'Mademoiselle' nih gak kayak cerita cerita yang lainnya. Otaknya mulai berat buat lanjutin cerita ini.

Yaudahlah, banyak cakap kali nih.

So, happy reading....

.

.

.

Keringat dingin terus mengucur keluar dari dahi Tzuyu. Pria itu terlihat jelas amat gugup. Ini adalah kali pertamanya menghadiri acara mewah yang papa mertuanya adakan.

Malam ini diadakan pesta hari jadi perusahaan Minato Grup, perusahaan besar yang memiliki usaha di berbagai bidang. Semua tahu jika tuan Minato adalah pengusaha ternama yang tentu memiliki banyak sekali kolega. Sehingga pesta ini amatlah mewah.

Mungkin bagi tuan Minayo dan keluarganya pesta ini hanyalah pesta biasa, tetapi tentu tidak bagi Tzuyu. Dia sangat gugup saat sedari tadi melihat orang-orang penting berlalu lalang menghadiri pesta ini.

"Tzuyu..." Tzuyu menoleh saat namanya di panggil.

Pria itu tersenyum saat sang istri yang nampak luar biasa dengan dress indah nan mahalnya berjalan anggun kearahnya.

"Kenapa masih disini? Acara sebentar lagi akan dimulai, ayo." ajak Sana menghampiri suaminya.

Pria itu menghela nafas dengan amat berat, tentu disadari oleh Sana gelagat aneh dari suaminya ini.

"Kau kenapa hum?"

Tzuyu menggeleng pelan, "aku baik-baik saja, hanya merasa gugup."

"Hah? Apa yang membuatmu gugup Tzu?"

"Mereka semua Sana." Tzuyu menatap para tamu undangan dari balkon, bibirnya tersenyum kecut melihat mertuanya tengah berbincang dengan salah satu anggota dewan.

Sana ikut melihat kearah bawah, dia tersenyum kecil saat tahu apa yang menjadi sumber masalah suaminya.

"Kau takut dengan mereka? Ayolah Tzu, mereka kan masih sama dengan kita, sama-sama manusia bukan zombie. Kenapa kau takut?" ucap Sana melingkarkan kedua tangannya di lengan Tzuyu, bergelayut manja di lengan penuh otot itu.

"Tapi Sana, mereka itu orang orang yang sangat penting. Bagaimana jika aku melakukan kesalahan, bagaimana kalau aku mempermalukan Papa didepan mereka? Aku takut Sana, aku sangat takut."

Sana menatap Tzuyu dengan dalam, dia menangkup pipi suaminya ini dan harus menariknya agar Tzuyu sedikit menunduk karena tingginya yang menjulang.

"Jadi kau merasa tidak nyaman? Maafkan aku, baiklah ayo kita pulang saja kalau begitu." ucap Sana membuat Tzuyu menggeleng panik.

Bukan begitu maksud Tzuyu. Tapi Sana memang begitu, dia tidak ingin membuat Tzuyu merasa tidak nyaman. Toh pesta ini papanya yang mengadakan, jadi tidak ada salahnya jika mereka tidak ada disana.

Tetapi Tzuyu menggeleng tidak setuju. Bagaimanapun juga pasti mertuanya akan merasa kecewa bila mereka meninggalkan pesta begitu saja, apalagi jika tahu alasannya. Hanya karena alasan konyol 'takut' Tzuyu tidak mau mengacaukan kemeriahan ini.

"Tidak Sana! Oh aku tidak takut lagi, ayo kita kebawah dan temui orang-orang." ajak Tzuyu kemudian menggenggam erat tangan Sana untuk mengurangi kegugupannya. Dengan penuh tekat dia memberanikan diri untuk bergabung di dalam pesta.

Mademoiselle - SATZU (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang