chapter dua belas

2.9K 297 109
                                    

Vote dan komennya selalu di tunggu.

Happy reading..

.

.

.

Mina melamun, masih memikirkan kejadian tadi siang. Dirinya merasa serba salah, bersalah pada Tzuyu karena tadi memaksanya untuk mencoba mendengar wanita asing yang mencegatnya. Namun disisi lain Mina juga merasa heran pada Tzuyu, pria itu biasanya bersikap tenang tetapi baru tadi siang dia seolah melihat sisi lain dari Tzuyu yang rupanya memiliki emosi

"Sepertinya wanita itu memang mengenal Tzuyu, hmm apa mungkin dia kekasihnya? Astaga, bagaimana kalau ternyata dia istrinya? Aku juga tidak tahu Tzuyu sudah menikah atau belum. Ya Tuhan, ini masalah serius." Mina sampai melompat dari atas ranjangnya.

Wanita itu berjalan mondar mandir disana. Prasangka demi prasangka muncul di kepalanya menduga siapa gerangan wanita asing tadi. Tetapi dari yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri, Mina bisa yakin bila wanita itu memang benar mengenal Tzuyu.

"Ah astaga, bila wanita itu seseorang yang spesial bagi Tzuyu maka kasihan sekali dia, pasti selama ini dia sudah mencari keberadaan Tzuyu. Sayangnya Tzuyu malah hilang ingatan dan tidak bisa mengingatnya. Huft tapi bagaimana caraku meyakinkan Tzuyu? Tzuyu saja marah seperti itu.."

Mina menggigit ujung jarinya, terus memutar otak untuk menentukan apa yang bisa ia lakukan sekarang.

Tentu Mina kasihan kepada wanita tadi mengingat betapa kecewanya wajah wanita tadi saat Tzuyu tidak mengenalinya, bahkan menolak keras dirinya. Padahal jelas sekali wanita tadi menunjukkan harapan besar kepada Tzuyu.

"Aku harus membujuk Tzuyu lagi untuk mencoba dengar penjelasan dari wanita tadi." ucap Mina kemudian dia keluar dari kamarnya.




"Tzuyu!" panggil Mina melihat Tzuyu berdiam di ruang tengah, wanita itu mendekat pada Tzuyu. "Sedang apa kau disini?"

Tzuyu menatap sendu pada Mina, jelas ada yang mengganjal di pikirannya. "Mina, maaf atas sikap kasarku kepadamu tadi. Aku sungguh minta maaf dan tidak bermaksud untuk membentakmu."

"Ah itu, ya tidak papa. Aku bisa mengerti." balas Mina tersenyum lembut.

"Mina..."

"Ya?"

"Ada satu lagi yang harus ku katakan padamu."

"Apa Tzuyu? Apakah ada masalah?"

"Aku ingin berpamitan padamu."

Mina sampai melotot lebar mendengar ucapan Tzuyu. "Pamit? Maksudmu kau mau pergi dari sini? Kenapa kau pergi? Kau sudah mengingat sesuatu?"

Tzuyu tersenyum kecil, kepalanya menggeleng dengan pelan.

"Aku hanya tidak ingin lebih merepotkan dirimu dan ayahmu."

"Tidak Tzuyu, kau sama sekali tidak merepotkan kami. Sudah ku bilang kan kau adalah tanggung jawab kami sampai kau ingat siapa dirimu. Dan Tzu, wanita tadi-"

"Cukup Mina." Tzuyu memotong ucapan Mina dengan cepat saat wanita itu hendak menyinggung tentang Sana. "Aku sama sekali tidak mengenal wanita itu, Mina."

"Itu karena kau lupa ingatan Tzu, tapi dia mengenalmu. Kau lihat bagaimana reaksinya saat bertemu denganmu kan? Bisa saja dia seseorang yang penting untukmu."

"Tidak tidak tidak..." Tzuyu menggeleng gelisah, dia memegangi kepalanya. Nafas pria ini mendadak menjadi memburu, Mina jadi khawatir melihat Tzuyu seolah tidak bisa bernafas dengan baik ini.

Mademoiselle - SATZU (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang