Pabo!
Asrama BTS semakin lama semakin sunyi, bahkan akhir-akhir ini beberapa anggota BTS tidak pulang ke rumah, atau pulang sangat larut sampai Sooji tidak mengetahuinya.
Sooji kembali merasa kesepian. Teman barunya, Ha Neul, juga sangat sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi Yura eonni, jika BTS sibuk maka gadis itu lebih sibuk lagi.
Ia hanya sesekali berbagi pesan dengan mereka, setelah itu tidak ada lagi.
Namjoon sudah menjelaskan, kalau setiap akhir tahun mereka pasti lebih sibuk dari biasanya. Banyak sekali ajang-ajang penghargaan yang harus mereka datangi, baik di dalam maupun luar negeri.
Sooji duduk di sofa depan televisi sambil menopang dagu dengan tangan kanan. Gadis itu sedang menonton penampilan BTS saat sedang tampil di salah satu acara.
Selain menonton penampilan BTS yang memukau, Sooji juga menonton penampilan dari grup-grup lain karena saking tidak ada pekerjaannya. Kalau ia tidur lagi, bisa-bisa Taehyung akan mengejeknya cucu Yoongi bukannya Seokjin lagi. Ah, benar, laki-laki itu 'kan sedang tampil di televisi. Tidak mengetahuinya.
Tetap saja, Sooji semakin betah menonton. Ia juga sudah memesan Tteokpokki, Taehyung yang mengajarinya cara memesan.
Mata Sooji menyipit menatap girl group yang tampil di atas panggung. Lalu ia bergidik ngeri melihat sembilan orang melompat, berpindah ke sana ke mari, menggerakkan tubuh yang bisa merontokkan tulang, sambil menyanyi pula.
"Kalau aku, lebih baik tidur di rumah daripada bekerja seperti itu. Masih ada pekerjaan lain yang lebih mudah," gumamnya. Ia menyesap jus alpukat yang tinggal setengah lalu kembali bergidik ngeri, "ih."
Tteokpokki sudah habis. Jus alpukatnya juga sudah berganti menjadi minuman soda kalengan. Ia sudah tidak berminat dengan televisi.
Sooji menghela napas kasar. Udaranya sangat dingin sampai ia tidak kuat untuk berada di luar. Ia tidak tahu lagi apa yang bisa dilakukan.
Ia menyalakan ponsel yang sudah ia matikan sejak sore. Beberapa panggilan tidak terjawab dan pesan dari Taehyung membuatnya mengernyit bingung.
Taehyung, laki-laki aneh itu bersikap seolah ia ditelan bumi. Khawatir setengah mati.
Sooji!
Kim Sooji!
Kau di mana?
Hei, angkat teleponnya!
Kau memblokirku atau bagaimana?
KIM SOOJI!Sooji menggelengkan kepala. Ia hanya mematikan ponsel sebentar namun Taehyung sudah melebih-lebihkan.
Menelepon kembali Taehyung mungkin adalah cara terbaik untuk menghindari amukan Taehyung saat pulang. Baru saja ia menekan nama Taehyung, laki-laki itu langsung menjawab.
"KAU!"
Sooji menjauhkan ponsel. Telinganya berdengung karena suara menggelegar Taehyung, apalagi ia mengeraskan suara ponselnya.
"Tidak perlu teriak. Kau bicara biasa saja aku sudah bisa dengar," keluh Sooji.
"Kau ke mana saja?"
"Dari tadi di rumah." Sooji menjawab santai. Membuat Taehyung yang berada di seberang mengepalkan tangan menahan marah.
"Jangan pernah mematikan ponselmu seperti tadi. Kau tahu-"
"Tidak tahu." Sooji menyela omelan Taehyung. Ia mendengus kesal, laki-laki itu masih saja memakai nada tinggi.
"Aku tadi sampai dimarahi manajer karena berkali-kali melihat ponsel. Berkali-kali juga izin ke toilet agar bisa meneleponmu."
"Salah sendiri."
"AKU KHAWATIR PADAMU, PABO!"
Nada yang tinggi dan dikatai bodoh membuat Sooji kesal pada Taehyung. Ia paling tidak suka dikatai bodoh daripada disuruh menurunkan kepercayaan dirinya yang terlampau tinggi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE : KIM TAE HYUNG(END)
FanfictionKembali ke masa di mana legenda sedang berada di titik kesuksesannya. kim Sooji hanya pernah mendengar cerita-cerita itu dari kakeknya, tapi sekarang, ia melihat sendiri bagaimana hal itu terjadi. Grup idola yang selalu dibanggakan kakeknya. Kim Soo...