Note
Sooji masuk ke kamar dan melemparkan tas asal. Matanya menatap kosong. Ia tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan sekarang.
Ia tidak berminat untuk mandi. Udara dingin dari luar masih terasa di tubuhnya meski pemanas ruangan sudah ia nyalakan.
Sooji membaringkan tubuhnya tanpa mengganti baju, hanya melepas jaket tebal yang dipakai keluar tadi.
Merasakan ada sesuatu yang mengganjal, Sooji bangkit dari posisinya. Ia mengernyit. Sebuah kertas yang dilipat rapi tergeletak di bantalnya.
Masih dengan kerutan di dahi, Sooji membuka lipatan itu. Lalu tanpa sadar bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman.
Maaf. Maaf untuk ucapanku kemarin. Jin Hyung sudah menjelaskan, kata bodoh di masa depan sangat kasar. Maaf, aku terlalu pengecut untuk mengatakannya langsung.
Semudah itu hati Sooji luluh. Ia hanya perlu ucapan maaf dari Taehyung, setelah itu ia pasti akan memaafkan.
Sooji kembali merebahkan diri. Ia memiringkan tubuh ke kanan, lalu mengernyit lagi saat menemukan lipatan kertas di nakas.
Ia tersenyum simpul. Menebak dengan percaya diri bahwa itu juga permintaan maaf dari Taehyung.
Senyumnya semakin mengembang kala pikirannya benar. Ia membaca tulisan itu berulang, lagi. Suasana hatinya yang buruk tiba-tiba secerah matahari.
Lalu ia mengedarkan pandangan, masih dalam posisi berbaring. Dan menemukan kertas-kertas lain yang ia yakin berisi tulisan yang sama dari Taehyung.
Senyumnya tidak meluntur sampai matanya terpejam. Bahkan di mimpi pun, Taehyung hadir dengan lipatan-lipatan kertas yang menempel di tubuhnya.
Konyol memang, namun itulah kenyataannya.
Wajah tampan Taehyung berganti dengan Seokjin di masa depan. Berbaring di ranjang rumah sakit, lemah, rapuh.
Laki-laki itu lalu terduduk. Tersenyum hangat menatap cucunya yang mewarisi mata teduhnya. Ia memegang tangan Sooji dan mengelusnya pelan, membuat hati Sooji bergejolak.
"Sooji, sudah lebih dari lima puluh tahun, namun kakek masih belum tahu kebenarannya. Sekarang, kesempatan kamu untuk mencari sebuah jawaban."
Sooji menatap kakeknya tidak mengerti. Ia tahu maksud dari perkataan Seokjin, namun jawaban ... ia tidak yakin.
"Aku tidak bisa pergi begitu saja, hatiku tidak tenang. Bahkan Yoongi, Namjoon, Hobi, Jungkook, dan Jimin juga menanti. Setiap hari memikirkan Taehyung kami."
Air mata Sooji mengalir. Ia tidak tahu itu. Ia tidak tahu kenyataan bahwa setiap hari Seokjin dan anggota BTS lain menatap foto mereka saat masih lengkap, bersama Taehyung.
Ia tidak tahu di balik foto besar Seokjin yang terpajang di kamarnya terdapat foto Taehyung yang tersenyum konyol, membuat siapa pun yang mengenalnya dan melihat foto itu pasti merasakan rindu terdalam.
Sooji terbangun dari tidurnya dengan napas terengah. Ia mengusap air mata yang keluar tanpa ia sadari. Seperti melihat cuplikan film, potongan-potongan rahasia yang disembunyikan Seokjin diketahui Sooji lewat sebuah mimpi.
Ia menangis sejadi-jadinya. Seolah merasakan kerinduan yang sama dengan Seokjin di masa depan. Selama ini tinggal di tempat yang sama dengan BTS membuat Sooji tahu betapa dekatnya Seokjin dengan Taehyung.
Gadis itu teringat dengan lagu yang masih sering Seokjin putar di masa depan. Lagu yang dibuatnya sendiri dari hati terdalam, yang sekarang baru Sooji ketahui diperuntukkan untuk Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE : KIM TAE HYUNG(END)
FanfictionKembali ke masa di mana legenda sedang berada di titik kesuksesannya. kim Sooji hanya pernah mendengar cerita-cerita itu dari kakeknya, tapi sekarang, ia melihat sendiri bagaimana hal itu terjadi. Grup idola yang selalu dibanggakan kakeknya. Kim Soo...