🚨 Mission 22

1.3K 153 28
                                    

Jaehyun mengantar Bangchan dan yang lainnya ke bunker. "Disini cukup aman untuk kalian semua. Ada persediaan makanan di lemari pendingin sana untuk seminggu ke depan. Aku akan menjaga dari luar." Kata Jaehyun.

"Terima kasih banyak, ya Tuan." Kata Bangchan sambil membungkuk, diikuti yang yang lain.

Jaehyun tersenyum. "Hati-hati."

🦁

🚨

🐻

Renjun memperhatikan orang yang ia temui. Lelaki ini terluka cukup lebar dan butuh pertolongan. "Maaf, boleh aku mengobatimu?" Tanya Renjun.

Lelaki itu menggeleng. "Tidak perlu. Aku yakin kau adalah agen yang diutus untuk menangani Demquid itu 'kan?" Tanya lelaki itu.

Renjun hanya mengangguk. "Aku Huang Renjun."

"Namaku Raymond. Kau pasti kenal juga dengan Mark, benar?" Raymond memberi kode untuk mendekatinya. Renjun mendekat dan mengikuti Raymond turun ke ruang bawah tanah.

"Dulu, aku dan Mark adalah rekan kerja." Raymond mulai bercerita. "Berbagai kasus kecil hingga besar selalu kami jalankan dengan baik. Tapi, gara-gara petinggi itu bermain curang, Mark memilih keluar."

Renjun menyimak dengan baik hingga mereka sampai. Disana, banyak sekali bahan peledak dan cairan-cairan yang tidak Renjun ketahui.

"Jika kami sedang kerja sama, biasanya kasusnya tentang bom. Aku salah satu penjinak dan pembuat bom yang handal." Raymond membuka sebuah brangkas yang didalamnya ada sebuah tombol.

"Tak lama setelah Mark pergi, aku ikut keluar dan belajar cara membuat nuklir." Raymond menatap Renjun yang sedaritadi diam. "Dan aku berhasil menciptakan nuklir dengan ledakan cukup besar."

Renjun mengangguk. "Usahamu untuk belajar membuat nuklir tidak sia-sia. Ini akan berguna untuk menyelesaikan semua ini." Kata Renjun.

"Kau benar. Ini adalah usaha terakhirku untuk menyelamatkan dunia." Kata Raymond dengan tatapan sendu.

"Kenapa?" Tanya Renjun.

Raymond meringis pelan dan mencengkram erat tangannya. "Dengarkan aku. Kau larilah ke halaman belakang dan bawalah helikopter. Aku akan memberimu waktu 10 menit untuk membawa semua rekanmu itu pergi."

Renjun mengerutkan keningnya. "Lalu, kamu bagaimana?" Tanya Renjun.

"Aku mengatur waktu bom nuklir ini meledak 10 detik setelah tombol di tekan. Jadi, bergeraklah cepat sebelum kau kehabisan waktu."

🦁

🚨

🐻

Johnny menatap datar pada jalanan yang sudah mulai kosong. Sepetinya warga di sekitar sini sudah mengungsi jauh.

"Aku harap kita bisa menyelesaikan ini semua." Gumamnya.

"Tuan Seo."

Johnny menoleh dan mendapati Jaehyun yang sudah lengkap dengan pistol dan tas penuh peluru cadangan. "Sudah berbicara dengannya?" Tanya Johnny.

Mission ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang