🚨 Mission 4

2.4K 297 4
                                    

Setelah berpamitan dengan Johnny, Mark izin untuk pergi ke cafe tempatnya bekerja.

"Apa?! Kau mau resign?!"

Yeri berteriak heboh. Tak menyangka namja bule itu akan pergi.

"Iya. Aku harus kembali ke Kanada." Jawab Mark dengan senyum sedih.

"Kenapa? Apa ada keluargamu yang sakit disana?" Tanya Hyunjin sedih.

"Yaa seperti itu. Aku harus segera kesana." Ucap Mark.

"Apa kau akan kembali kemari?" Tanya Herin sambil bergelayut manja di lengan Mark.

"Emm aku tidak tahu. Do'a kan saja, ya." Mark mengusap rambut Herin. "Aku akan menemui Bangchan sebentar. Apa dia ada di ruangannya?" Tanya Mark.

"Dia ada. Kau masuk saja." Ucap Seungmin sambil mengusap air matanya.

Segera Mark berjalan menuju ruang Bangchan untuk mengundurkan diri.

🦁

🚨

🐻

Sama hal nya di cafe, saat Mark mengundurkan diri di minimarket, para senior nya itu tidak terima.

Seulgi dan Wendy menangis sambil menahan Mark untuk keluar. Sedangkan Vernon hanya menatap sedih rekan kerjanya itu.

Jungkook bahkan sempat marah-marah kepada Taehyung kala tahu ia mengizinkan Mark resign.

Setelah melakukan resign, Mark kembali ke rumahnya.

Disana, sudah ada Haechan yang sedang memakan buah semangka.

"Kau sudah disini?" Tanya Mark.

Haechan menoleh dan mengangguk. "Sudah selesai mengucapkan selamat tinggal?" Tanya Haechan.

Mark mengangguk. "Apa disana kita butuh mandi dan ganti baju?" Tanya Mark.

Haechan tertawa keras. "Ahaha! Mark, kau gila? Mana mungkin sedang menjalankan tugas kau malah mandi." Haechan memegang perutnya. Sungguh lucu namja bule ini.

"Aku hanya bertanya." Ucap Mark santai. Ia berjalan menuju kamarnya, disusul oleh Haechan.

"Kau tahu? Saat aku menangani kasus sebelum ini, aku tidak mandi selama 3 hari!" Ucap Haechan antusias.

Mark mengerutkan keningnya. Apa itu pantas dibanggakan? "Lalu? Bahkan sebelum aku meninggalkan Kanada aku pernah tidak mandi 1 minggu karena kasus sialan itu."

Haechan bertepuk tangan. "Waahh berapa lama kau menyelesaikan kasus, Mark?" Tanya Haechan.

"Jika kasus mudah, hari itu juga bisa ku atasi. Jika cukup sulit, mungkin memakan waktu sekitar seminggu dua minggu." Jawab Mark sambil mengangkat bahunya.

"Keren sekali. Bahkan aku paling lama sebulan." Ucap Haechan sedih.

"Sudahlah. Sekarang, karena kasusnya berhubungan dengan mutasi, apa kita perlu senjata semacam revolver? Atau yang lain?" Tanya Mark sambil membuka lemari pakaiannya.

"Tentu saja. Bahkan aku sudah membawa revolver." Ucap Haechan sambil menunjukkan tas kecil miliknya.

"Sungguh? Bagaimana kau melewati bandara?" Tanya Mark.

Haechan terkikik geli. "Kita punya pesawat sendiri, Mark." Ucap Haechan.

Mark menganggukkan kepalanya. "Hmm baiklah. Tapi, boleh aku pulang ke rumahku dulu di Kanada? Peralatanku semua disana." Ucap Mark.

Mission ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang