🚨 Mission 14

1.6K 195 3
                                    

"Agen Kang?!"




"Sudah lama sekali, ya, Haechan." Wanita itu terkekeh dan tersenyum cantik.

"Kau kenal dia, Haechan?" Tanya Mark yang masih memegangi kepalanya pusing.

"Ya. Dia adalah Kang Seulgi. Seniorku. Agen terhandal dan tangan kanan Tuan Seo saat itu." Kata Haechan dengan menatap tajam pada Seulgi.

"Ahaha benar juga. Tangan kanan seorang Johnny Seo." Kata Seulgi sambil tertawa pelan. "Bagaimana kabarnya? Dia pasti panik sekali sampai mengirim agen handal seperti Mark Lee." Kata Seulgi.

"Aku tak menyangka kau akan melakukan hal yang seperti ini." Haechan menggelengkan kepalanya. "Apa yang terjadi?"

"Tidak ada yang spesial. Aku hanya bosan." Seulgi merapikan rambutnya.

"Kau..." Haechan hendak kembali maju, namun ditahan oleh Mark.

"Kau bawa Jeno pergi. Aku akan melawan wanita itu." Kata Mark sambil mengambil shotgun nya.

"T-tapi-"

"Sudah, cepat lakukan!" Haechan mengangguk dan menghampiri Jeno.

"Bertahanlah, Jen." Haechan menarik tangan Jeno dan memapahnya.

"Uhuk! Chan..." Jeno terbatuk dan mengeluarkan darah.

"Kita pergi dari sini." Kata Haechan.

"Bagaimana dengan uhuk! Mark dan Jaemin?" Tanya Jeno.

"Tenang saja. Mark pasti bisa melawan Agen Kang dan mengembalikan Jaemin."

🦁

🚨

🐻


"Chenle! Menunduk!"

Chenle yang mendengar perintah Renjun segera menunduk.

Bugh!

Renjun berhasil menendang seorang- tidak bukan orang, satu makhluk mutasi aneh dengan wajah yang penuh gumpalan dan badan yang mengeluarkan cairan-cairan menjijikan.

"Kenapa makhluk mutasi begini harus ada?!" Pekik Chenle sambil menghindari makhluk mutasi yang tersisa.

"Entahlah. Siapa sih yang menciptakan cairan aneh itu?!" Kesal Jisung tanpa henti memukul makhluk-makhluk itu.

"Siapapun yang menciptakannya, aku tidak peduli!" Renjun kembali menendang makhluk lainnya.

"Mereka banyak sekali! Gimana ini?!" Chenle memukul telak wajah satu makhluk mutasi.

Renjun mencoba memikirkan solusi yang baik. Ia melihat lorong yang tadi mereka masuki yang sudah dipenuhi oleh makhluk mutasi. Di ujung lorong sana sedikit lenggang tapi, agak sempit.

"Chenle, Jisung. Segera berlari kesana jika aku beri aba-aba." Renjun menyiapkan pistol miliknya.

Chenle dan Jisung menatap ngeri pada Renjun. "Kau yakin, hyung?" Tanya Jisung. Renjun mengangguk. Ia mengarahkan pistolnya.

"SEKARANG!"

Chenle dan Jisung langsung berlari.

Renjun menarik pelatuk pistolnya.

Dor!!

Mission ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang