🚨 Mission 26

1.2K 91 13
                                    

Dapat mereka lihat makhluk mutasi yang sangat besar tengah mengamuk di dalam hutan. Mereka yakin itu adalah Seulgi.

"Apa yang harus kita lakukan padanya?" Tanya Renjun yang baru saja melemparkan granat pada sekumpulan makhluk mutasi. "Tidak mungkin kita tembak terus menerus, 'kan? Yang ada peluru kita habis." Tambahnya.

"Dicoba saja." Kata Mark sembari menahan makhluk mutasi yang tiba-tiba menyergapnya.

Mereka lanjut berlari mendekati mutasi Seulgi sembari menembaknya tanpa henti.

Raaawrr!!

Pekikan dari mutasi besar itu memekakkan telinga, bergema hingga sekitar bergetar hebat. "Kencang sekali." Gerutu Haechan yang tengah menutup telinganya. Jaemin yang berada di belakangnya mengangguk setuju.

"Menghindar!" Interupsi dari Jeno membuat mereka refleks bergerak menjauh kala sebuah tentakel besar jatuh menimpa tanah yang mereka pijak tadi.


Rrr... Rrr...


Mark menunduk menatap sakunya, walkie-talkie miliknya bergetar lagi.

"Aku akan mencoba menusuknya." Jungwoo mengeluarkan pisau miliknya. Ia berlari sekencang mungkin mendekati bagian belakang makhluk mutasi besar itu. "Semoga berhasil." Ucapnya pelan sebelum merobek daging dari makhluk itu.

Raungan kencang kembali terdengar, tentakel dan capitan makhluk itu bergerak dengan liar sehingga mereka terkena hantaman.

"Sakit sekali.." Lucas menyeka darah yang mengalir dari mulutnya. Ia alihkan pandangannya untuk melihat rekannya yang masih terbaring di tanah. "Hei! Bangunlah!" Teriaknya.

"Sebentar, ini masih sakit." Jeno merespon dengan ringisan dan darah yang mengalir dari bahunya.

"Jungwoo! Jaemin! Haechan!"

Panggilan itu berasal dari Mark. Yang dipanggil menoleh sebagai respon. "Ikuti aku sebentar. Yang lain tolong halangi makhluk itu!" Katanya yang segera lari dari tempat mereka berada.

Dengan keadaan bingung, Jungwoo, Jaemin, dan Haechan ikut berlari sambil menahan perih dari luka mereka.

🦁

🚨

🐻

Di sisi lain, kelompok sebelah sudah sampai di sebuah bangunan kecil dengan helikopter yang berada di atapnya. "Apa kita akan pergi menggunakan itu?" Tanya Hyunjin dengan menengadah menatap helikopter.

"Tentu, memang mau menggunakan apa lagi?" Balas Han.

Pintu bangunan itu terkunci oleh gembok. Untuk membukanya, Bangchan menembakkan peluru agar gembok itu rusak.


Piuuw!

Klangg!


Gembok terbuka dan mereka segera masuk kesana. Di dalamnya penuh dengan alat-alat penelitian dan ada 2 tabung baja yang berdiri kokoh disana. "Aku baru tahu kita punya penelitian disini." Kata Felix yang hendak menyentuh tabung itu.

"Jangan disentuh, Lix." Dengan cepat, Bangchan menahan tangan Felix.

"Hei, Jin. Lihat ini." Changbin mengambil sebuah mikroskop dan mencoba melihat apa yang ada disana. Hyunjin dan Heejin ikut berkeliling untuk melihat-lihat.

Mission ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang