Happy reading~
-
-
-
-
-Helaan nafas panjang mulai terdengar di telinga personifikasi negeri petro dollar, Brunei tampak sedang duduk meminum air putih, lalu menatap seorang pria— ah tidak maksud ku, seorang Organisasi yang adalah papa mereka, walau usia nya tidak sebanding dengan anak-anak nya.
Menaikkan satu alis nya di mana tak sengaja dilihat oleh papa nya, Organisasi itu tau jika anak nya ini melihat dirinya terus-terusan seperti ini, mulai memberhentikan aktifitas nya, dan mengambil secangkir teh yang beraroma kan melati.
"tidak ada..." melihat mulut sang anak yang ingin membuka suara nya, Organisasi ini sepertinya langsung menjawab nya sebelum ditanyakan oleh anak nya.
"papa.., tapi kan Brunei belum tanya-in" mendengus kecil, sedangkan papa nya itu hanya bisa terkekeh kecil, melanjutkan urusan nya di laptop yang berada di depan nya.
"oh nya Brunei, kau sudah dapat kabar dari Singapore?" tanya nya kepada Brunei, ia hanya bisa menggelengkan kepala nya tanda jika tidak terdapat kabar selama 2 hari yang masih bisa di toleran.
"tetapi sebelum nya presiden muda Indonesia itu bilang jika alat milik Singapore masih belum sempurna karena para Nations menjadwalkan pencarian ini sangat mendadak, jadi kita hanya bisa mengandalkan alat milik Thailand"
Ucap Brunei panjang lebar yang masih di dengarkan oleh papa nya, Asean masih berkutik dengan laptop nya tetapi, masih dapat mendengarkan penjelasan anak nya ini dengan seksama.
"jadi, mereka hanya mengandalkan kecepatan nya untuk mulai memasuki kawasan hutan ini lebih jauh, begitu?" Brunei yang mendengar itu mulai menganggukkan kepala nya.
"ya itu emang benar, dan juga entah kenapa Raditya baru bicara jika akan ada yang berusaha ganggu kedua nya di depan gerbang kedua"
"enggak tau itu benar atau tidak, belum ada kepastian nya" ujar Brunei, Asean yang mendengar itu hanya bisa terdiam, mencari langsung keraton yang dapat membuat anak nya bisa di temukan tetapi entah kenapa dirinya merasa jika ini bukan cara yang cepat.
Apa lagi sumber kehidupan Indonesia memang dari tempat dirinya lahir nya, maka dari itu para Nations bersepakat jika tujuan mereka adalah mencari keraton Majapahit, sebuah kerajaan yang berpusatkan di jawa timur dan berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1527 M yang dimana pastinya hanya bisa di lihat jika umur kerajaan ini memang sangat tua.
"papa ragu kan?"
"sama kayak Brunei, aku gak yakin kalau ini cara tercepat membangunkan Indonesia dari raga seorang manusia baru di sana" ia mulai berdiri dari kursinya.
"oh nya kayak nya nanti malay bakal kesini" ucapan terakhir setelah Brunei berada di pintu keluar dari ruang makan yang dimana tidak tergabung dengan dapur entah mengapa.
"HUAAA!!! PAPA VIET HABISIN MILO KU!" teriakan membahana yang berasal dari pintu, menampilkan sosok personifikasi negeri jiran yang menampilkan raut wajah marah campur sedih, dengan bibir nya yang melengkung kebawah dan juga dengan sorot mata nya yang sangat tajam, menatap sekeliling sebelum menemukan satu bangku yang berisikan seseorang yang berkutat dengan laptop nya.
"VIET!, LU MAU KEMANA KAU HA?!" teriakan nya berlanjut di saat dirinya tak sengaja melihat sebuah hembusan angin kencang yang tertuju pada belakang kursi papa nya ini, sedangkan papa nya ini hanya bisa menatap datar.
"Malay, milo kamu itu masih banyak di dalam gudang udah ada puluahan dus di sana, biarin aja Vietnam minum sedikit punya kamu" setelah mengucapkan ini dilihat jika personifikasi negeri jiran itu mulai mendekati Asean.
"tapi pa.." dirinya seperti ingin menangis,tetapi..
"ck, gitu aja nangis padahalkan tinggal ngambil lagi di gudang" suara yang berasal dari belakang kursi milik Asean yang dapat membuat hawa disini menjadi sedikit panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛɪᴍᴇ ᴛᴏ ᴡᴀᴋᴇ ᴜᴘ||ᴄʜ🇮🇩
Adventure【Discontinue】 ~eror~ Pernah mendengar sebuah kata negara yg tertidur?, ah pasti hanya beberapa yg mengerti apa maksud kata itu Sebagian orang pasti memang melakukan hal itu, tetapi apa dampak jika negara itu tertidur?. Tetapi tidak untuk semua...