Chapter 9 : Tulips🌷

592 75 3
                                    

Happy reading~
-
-
-
-
-

"okey aman" bisik seseorang yang sedang keluar dari sebuah kamar lumayan besar dan luas, terdapat sebuah komputer yang berada di meja yang berukuran sedang, juga sebuah kaca jendela yang besar berada di bagian ujung, dan langsung mengarah ke sebuah halaman yang ditumbuhi oleh banyak nya bunga dan sebuah pohon rindang yang terdapat sebuah ayunan disana.

"ee.., ini file nya tak salah kan?" sedikit terdiam dengan gagang pintu yang sekarang masih ia pegang, belum saja ia tutup karena ia sedang mengingat sesuatu dengan hal sepenting ini, 'hmmm, keknya bener deh, soalnya juga cuman vidio yang ini doang pas ngerekam waktu papa lagi rapat onlinee..'

Suara langkah kaki mulai terdengar dari tangga yang menuju lantai teratas dirinya yang mendengar ini buru-buru menutup pintunya dengan sepelan mungkin agar tidak ketahuan, melangkah kan kakinya dan pergi ke kamar saudaranya yang berada di samping kiri kamar tidur milik 'Papa' nya ini.

Mulai masuk ke kamar bersama dengan seorang pria yang sedang menelepon seseorang di depan kamar, dirasakan jika terdengar samar suara percakapan kecil di sana, menghela nafas kecil dan membuka Smartphone milik nya, di bagian lubang kecil untuk mengisi kabel pengisi daya di tancapkan sebuah kabel putih yang bertujuan untuk mentransfer sebuah file vidio disana yang untung nya saja disana otomatis terhapus lagi.

Membuka vidio ia ambil tadi secara diam-diam, bahkan ia juga merekam secara diam-diam melewati sebuah aplikasi yang entah apa, Malaysia, sosok negeri jiran yang sekarang masih dalam keadaan yang bisa dikatakan lumayan aman karena disini juga tidak ada orang, apa lagi papa nya itu hanya masuk ke kamar nya.

"hah lumayan bagian penting nya ada di menit 12, dan semoga papa nanti gak curiga ma kursi nya yang agak ke geser.." menghela nafas lega dan mulai berdiri sembari mengamati kamar salah satu adiknya tanpa adanya rasa takut sama sekali, karena dipastikan tidak terdapat nya sosok personifikasi pemilik kamar ini.

"tidak ada debu?, jarang sekali Singapore seperti ini dah lagi amat bersih ni" memicingkan mata nya di saat melihat sesuatu yang menurut dirinya menarik ini, tanpa banyak basa-basi Malaysia mulai mendekat ke meja milik adik pecahan nya yang di mana pastinya kita sudah mengetahui itu lebih awal, Singapore.

Melangkah kan kakinya tanpa berpikir apapun karena ia juga tidak tau apa yang harus di pikirkan :/, benda yang dimaksud oleh Malaysia ini sepertinya sebuah kotak dengan ukuran kecil dan tampak tidak terdapat sebuah kunci di sisi depan kotak ini ah.

"boleh juga, mari kita buka~" senyuman tak ada akhlak nya mulai muncul di saat jarinya sebentar lagi menyentuh kotak ini, mata nya melebar di saat ia membuka lebih cepat kotak ini, apa lagi juga dirinya ini sedikit membuka mulut nya yang sekarang di tutup oleh tangan nya tanda terkejut.

'gila-gila! ni anak gak bisa ngejaga barang kah?, udah tau disuruh di kunci masih aja ngeyel sekali' berdecak kesal dan menyegel kotak ini dengan sekali sentuh, di mana hanya dapat di buka jika sang pemilik kamar ini sudah kembali dari tugas nya.

Ingin sekali dirinya menghabiskan sedikit energi nya hanya karena sebuah barang, hey! ini bukan barang biasa barang ini sumber kehidupan milik Singapore yang adalah sebuah negara pecahan dari personifikasi negeri jiran ini yang terbentuk atas sebuah benda yang berhubungan dengan sebuah bulu, tetapi sumber kehidupan nya ini juga pastinya tidak dapat menopang hidup mati milik Singapore alias adiknya ini.

Karena yah seorang personifikasi awalnya memang tidak bisa mati karena mereka cukup abadi walau harus mengikuti apa yang bumi ini lakukan, ah omong-omong terdapat 94% kemungkinan seorang personifikasi akan mati jika mereka mempunyai keturunan yang terbuat atas sebuah perkawinan atas 2 negara atau memang dibuat oleh sang personifikasi tersebut, apalagi tak mungkin kan seorang country akan mati begitu mudah nya.

ᴛɪᴍᴇ ᴛᴏ ᴡᴀᴋᴇ ᴜᴘ||ᴄʜ🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang