Chapter 20 : who?

202 36 2
                                    

Happy reading~~




(1)

Suara derap langkah kaki mulai menggema di sekitar lorong yang sunyi dan gelap walaupun beberapa jendela atau lobang kecil memberikan sedikit sinar matahari siang di dalam bangunan ini, walau hanya sedikit, sepertinya itu lumayan membantu kedua sosok personifikasi yang menelusuri lantai dua bangunan ini.

Ah, benar kedua nya mulai mengerti sekarang tentang apa yang harus mereka cari, sebuah tubuh yang seharusnya sekarang sudah terisi jiwa di sana, tetapi masih dalam tahap penyesuaian, sepertinya para provincehumans sudah terbentuk di wilayah nya masing-masing, tetapi belum terlihat dikarenakan oleh inti mereka.

Mari beralih kedua sosok tokoh kita ini, alias Singapore dan Thailand di sana, omong-omong keduanya ini tidak berpisah karena kalau lorong nya itu banyak dan lumayan gelap bayangkan saja salah satu dari mereka tersesat di dalam bangunan kuno ini, tapi jika dilihat-lihat tembok nya ini tampak adanya sebuah ukiran yang entah itu apa tetapi terlihat dan berada di tempat random.

Entah itu di tembok bagian bawah, di tengah nya atau mungkin hampir memenuhi tembok nya.

Matanya berkeliaran menatap semua tembok lorong yang keduanya lewati,  awalan yang baik bagi keduanya untuk menyamakan mata mereka dengan penampakan dalam bangunan yang terbilang di jaga oleh alam kedua. Alam kedua, entah bagaimana memberikan julukan nya?, ahhh pokok nya seperti itu.

Tidak ada yang menarik lagi bagi sosok personifikasi gajah putih di sini yang sedanh menatap sekeliling, berbeda dengan Singapore yang hanya menatap kedepan dan hanya menengok jika ada sesuatu yang menurut nya penting dan pantas untuk dirinya amati.

"Singa kau tau kan kalau ada banyak kamar di sini?" tanya Thailand di sana, berusaha membuka percakapan di sini karena terlalu sunyi. Singapore yang mendengar pertanyaan itu mulai menganggukkan kepalanya tanda jika itu memang benar, sama hal nya dengan Thailand, dirinya juga menganggukkan kepala saat mendengar jawaban nya itu.

"kalau begitu..apa boleh sedikit menjelajahi kamar itu?" ujar Thailand yang menunjuk sebuah pintu yang bisa dibilang sedikit dekat dengan keduanya berdiri ini, "baiklah."

Jawab Singapore dengan cepat, aneh kenapa Singapore mengizinkan nya? bukan kah?.... ah sudahlah mending biarkan Thailand mengeksplorasi apa yang ada di sini.

Merasa senang, Thailand di belakang mulai berjalan mendahului Singapore  yang terdiam beberapa saat untuk mengamati Thailand di depan yang berjalan menuju pintu yang ditunjuk sang negeri gajah putih tadi.

Hingga, Thailand sudah berdiri tepat di depan pintu yang terlihat rapuh, apalagi dengan gagang nya yang entah kenapa terdapat ukiran yang cukup rumit.

Tangan nya mulai bergerak memutar gagang nya, sampai...

*ceklek

*kreett

Pintu ini mulai terbuka lebar, membiarkan seseorang yang asing menginjakkan kakinya ke ruangan ini, suara langkah kaki menggema keseluruh ruangan yang terbilang agak gelap, ah, bukan 'agak' lagi, tapi memang gelap, seperti memang tidak ada benda penerangan di ruangan yang dingin ini.

"Singa kau bisa kesini bentar?" ucap Thailand yang langsung menoleh tepat ke Singapore di sana, walau begitu Singapore tidak bisa melihat apa yang ada di dalam, karena  pintunya sedikit menutupi bagian yang dapat di jangkau penglihatan  milik Singapore.

Dan Singapore yang mendengar itu—

'perasaan ku tidak enak..'

-o0o-

ᴛɪᴍᴇ ᴛᴏ ᴡᴀᴋᴇ ᴜᴘ||ᴄʜ🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang