Chapter 28 : something odd

234 39 2
                                    

(happy reading!!!)

Terperanjat kaget, dirinya menatap ke arah pintu saat merasakan ada seseorang yang seperti mencari dirinya, sial nya Kara tidak menemani nya dan pergi entah kemana.., sosok dengan surai merah putih tersebut awalnya hanya terdiam tetapi setelah mendengar langkah kaki yang mulai jelas dan terdengat sangat dekat ia mulai ke arah pintu, dan mengunci pintu tersebut dengan kunci tentunya, aneh nya dari mana sosok surai merah putih ini alias Indonesia bisa mendapatkan kuncinya? seharusnya kunci tersebut ada di tangan Raditya?.

Ah entahlah.

"siapa lagi sih, arghh jangan buat aku pusing!" gerutunya dengan suara yang di kecilkan, takut seseorang di depan sana mengetahui jika dari sekian banyaknya kamar hanya kamar ini yang di tempati dan terdapat orang nya, dan ah wangi yang berasal dari tubuh nya!!.

"ish, jangan terlalu menguarkan aroma, sial aku tidak tau cara kerja nya, sepertinya ak--."

"...Indo."

"apa kau ada di sini?~."

Bulu kuduk nya meremang, merasa tidak aman Indonesia mulai mundur kembali dirinya tidak sanggup mendengar perkataan dengan nada yang berat, entah mengapa itu membuat dirinya takut, Indonesia mulai mendekat ke kasur kembali berusaha tenang agar tidak berpikir hal aneh-aneh, tapi hal tersebut tidak berhasil dan malahan semakin membuat Indonesia panik.

Tidak bisa banyak bersuara dan itu membuat keheningan melanda di kamarnya, apalagi Indonesia bisa mendengar dengan jelas suara langkah kaki tersebut, kemungkinan seseorang di depan sudah melangkah kan kakinya di depan kamar tersebut, dan untung nya ia tau apa yang seseorang tersebut panggil, alias dirinya sendiri.

Beberapa saat yang lalu, Raditya memindahkan ayah nya ke kamar atas dan sedikit demi sedikit membicarakan tentang identitas Indonesia tersendiri jika tidak Indonesia sendiri akan kebingungan dengan lingkungan baru hingga membuatnya enggan mengenal ke lingkungan tersebut.

"Indonesia."

Jantung nya berdebar kencang, persisi di telinga nya ia mendengar sahutan nama dari depan pintu kamar ini, Indonesia hanya bisa terdiam seperti patung seakan-akan tidak ada jiwa di sana yang ada hanyalah raga yang membeku. Indonesia bisa mendengar suara ketukan pintu di sana, entah juga mengapa aroma manis melati lebih pekat dari yang tadi, itu membuat dirinya tak bisa berpikir dengan tiba-tiba, yang ada hanya rasa cemas, khawatir dan ketakutan.

Dan kalian tahu?, hal di mana aroma melati menguar lebih pekat membuat seseorang di depan mencoba membuka pintu tersebut, dirinya harus berdoa agar pintu tersebut tidak bisa di dobrak. Ah..., dirinya punya firasat buruk tentang pintu tersebut, "...uh aku tidak yakin pintu ini bisa menahan nya."

Dirinya mulai berdiri, tetapi sebelumnya ia mengatur nafas nya yang berhembus tidak beraturan dan bisa Indonesia rasakan sekarang jika aroma melati tersebut samar-samar menghilang dengan sendirinya.

*CEKLEK!

"ah akhirnya terbuka, kau pikir dengan mengunci pintu akan menahan ku?" tepat saat ingin melangkah kan kakinya, satu suara langsung membuat dirinya terdiam setengah mati bahkan Indonesia sendiri bisa merasakan jantung nya serasa berhenti berdetak, "oh kau ingin kabur?," tiba-tiba dirinya merasa sebuah tangan memegang lengan nya dengan erat.

"..."

Pandangan mata keduanya bertemu, yang satunya menatap seperti mendapatkan 'mangsa' nya kembali, tetapi yang satunya malahan menatap horor sekaligus takut di sana, ingin rasa nya surai merah-putih dengan sedikit warna biru tersebut tertawa melihat ekspresi personifikasi zamrud khatulistiwa tersebut.

ᴛɪᴍᴇ ᴛᴏ ᴡᴀᴋᴇ ᴜᴘ||ᴄʜ🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang