Chapter 14 : house and waterfall

215 50 3
                                    

Happy reading~
-
-
-
-
-
-

Gelap dan dingin, dua perkataan yang dapat kita ilustrasikan pada hari yang dikatakan agak aneh dan tak terduga, ini masih dalam malam yang sama, entah mengapa waktu di sini tampak seperti berjalan lambat, seakan tidak ingin membiarkan dirinya melihat matahari yang bersinar.

Dan ah apa itu?, suatu gedung? atau mungkin hanya matanya saja yang salah melihat?,  sekarang mereka ini masih berada di malam yang sama, sekitaran jam 1 pagi jika di perhatikan tapi, ini hanya suatu jawaban ngasal dari otak pemuda yang sekarang tampak memperhatikan sesuatu yang berada di depan mereka ini.

"Leaf, kau lihat itu kan?" berhenti sejenak saat merasakan pegangan di pergelangan tangan nya terlepas, melihat sebuah tanaman rambat yang tampak sedikit naik keatas lutut pemuda yang kita kenal dengan nama Dirga ini, yang mereka lihat ini sepertinya tidak terlalu terlihat jelas karena dengan pepohonan yang lumayan lebat menutupi hal itu.

Pandangan matanya sekarang juga masih berada di seberang sana mengamati dengan teliti bangunan tersebut, sepertinya potongan-potongan benda ini sedikit membuat imajinasi nya terlatih dengan memikirkan apa bentuk sepenuhnya sebuah bangunan yang sepertinya adalah rumah.

Dan , "akh!, LEAF TUNGGU HE KAU JAN MAIN ASAL TARIK!."

Mata nya membulat di kala dirinya sudah berada di depan sungai yang mengalir lebih deras dan tampak seperti dalam, tak habis akal saja dirinya  berjalan di atas air menggunakan batu yang entah sejak kapan sudah tersusun membentuk jalan yang tetapi tidak rapi dan itu mengharuskan Dirga di sini melompat kecil yang walaupun sempat terjatuh ke arus sungai yang lumayan deras.

Hingga kaki nya sekarang sudah menginjak tanah kembali, uh sial lutut nya tampak bergetar,  itupun dalam keadaan yang shock, sepertinya dirinya berhasil melewatinya yang walau juga dirinya harus senam jantung saat melewati nya.

Sayang bro, baju cuman satu berabe kalau jatuh, jadi basah semua.

"hah..hah..hah, apa-apaan itu tadi?!" merasakan jika sekarang keringat mulai turun dari wajah nya ingin sekali rasa nya marah dengan tindak kan tiba-tiba nya itu, tidak baik untung kesehatan jantung kau tau?.

'gila, gini amat dah punya taneman kek gini, uh dah lah gak guna juga marah' menatap datar pepohonan di depan, bisa dikatakan tadi Dirga sedikit bertumpu pada pohon karena tadi kaki nya bergetar tetapi, sekarang malah seperti jeli.

".., hah punya daya tahan tubuh lemah itu tidak menyenangkan" menghela nafas kasar dan mulai berdiri tanpa memegang batang pohon nya, pandangan matanya sekarang mulai tertuju depan, bersama dengan suara gesekan daun yang tampak mulai menghilang bersama waktu yang berjalan.

Mari kita tebak itu adalah Leaf, suatu ular yang berkedok sebagai tanaman, ya itu pikiran Dirga saat ini, ingin sekali dirinya berhenti berkonspirasi tentang Leaf itu, apalagi tentang burung bersayap emas itu, ya cukup aneh memang dengan sumber imajinasi nya yang terbilang diluar batas manusia.

".., ah dah lah mending kedepan aja eh tapi kok."

Baru saja dirinya melewati pohon yang berada di depan, Dirga sudah di sambut oleh sebuah rumah yang dapat di lihat tidak jauh dari Dirga berdiri, ... satu kata WAW!.

Benarkah?!, ada seseorang yang membangun rumah di sini? alias di tengah hutan seperti ini?,  dan sepertinya rumah ini di tinggalkan sudah lama, karena tampak hampir ditumbuhi tanaman yang mirip dengan Leaf, di mana tumbuh di tembok-tembok rumah ini, ah jangan lupakan lumut nya yang juga tumbuh.

"eh?" pandangan nya sekarang mulai turun kebawah, dapat di rasakan jika ada sesuatu yang melilit pergelangan kakinya dan benar saja itu adalah leaf, omong-omong kenapa rasa kantuk nya langsung menghilang begitu saja sekarang?.

ᴛɪᴍᴇ ᴛᴏ ᴡᴀᴋᴇ ᴜᴘ||ᴄʜ🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang