Chapter 22 : a sceret??

214 36 4
                                    

Happy readingg~






(2)

"oy, lihat ini" seru seseorang dengan sebuah kalung yang berada di genggaman tangan nya, surai dengan awalan warna merah tetapi rada gelap dan itulah yang ku maksud, Thailand.
Ia tampak menatap sebuah kertas yang telah usang dan terlihat hampir terbakar entah karena apa, tetapi jika di amati oleh Thailand tersendiri ini bukan sembarang kertas.

Entah itu apa tetapi samar-samar ia seperti melihat seorang wanita di kertas ini, ... tak mungkin kan ini sebuah foto? tidak terlalu logis juga jika ini sebuah foto padahal jika dipegang memang kertas biasa tetapi jika di lihat lebih dekat ia dapat melihat seorang wanita dalam wajah yang tidak jelas hanya saja bagian tubuh yang lain atau mungkin rambut dan pakaian nya itu terlihat jelas walau ada yang janggal di pikiran Thailand.

Tetapi, "ada apa?, maaf lama tadi ada burung gigit lambang bintang."

"pfft..." hampir saja Thailand keceplosan tertawa mendengar ucapan milik  Singapore yang berada di dekat ambang lorong lain, baiklah-baiklah mari selesaikan satu kejanggalan di sini, "noh."

Memberikan kertas usang yang setengah nya seperti terbakar oleh api, walau begitu kertas ini suhunya lumayan dingin tetapi tidak di genggaman tangan mereka, Singapore yang di berikan selembar kertas itu hanya menatap bingung Thailand di depan nya yang berjongkok kembali, seperti mencari sesuatu.

"..., dapet dari mana kerta—" hening seketika melanda keduanya di sini, sepertinya Singapore sudah menemukan maksud kenapa saudaranya ini.

"oh ok."

"kalau gitu, kenapa kau masih di bawah?" meremas kertas ini tanpa ada nya beban sedikit pun, Thailand yang masih berjongkok dan terlihat seperti menggali sesuatu menggunakan uh? pulpen? seperti nya si tapi entah apa yang Thailand cari dan apa gunanya ia melakukan hal ini yang memang jika dilihat membuang-buang waktu, ahh cukup mereka habiskan waktu untuk mencari tangga. Jangan hal dengan alasan 'gabut' yang mengambil alih itu semua.

"gpp."

"soalnya tadi kek ngelihat ada yang mengkilap pas ngambil tu kertas" hampir saja Singapore di belakang nya memukul dirinya dengan sebuah tas yang lumayan berat, tetapi dengan cepat pula Thailand langsung memberikan alasan nya sebelum Singapore mengeluarkan senjata keduanya setelah tumpukan kertas yang amat berat yang artinya damage nya lebih besar dari senjata random kedua milik Singapore.

"...cepetan, kau mau kita melakukan kesalahan besar?."

"doa'in lu?" menoleh ke arah saudaranya yang berada di belakang yang membuat jarak beberapa centi saja, Singapore yang di tatap dengan tatapan datar dan uh entahlah itu hanya diam saja, tak menggubris balasan milik Thailand ia hanya diam dan diam terus menerus sampai Thailand melanjutkan pekerjaan yang tak ada faedah nya dan hanya mengandalkan rasa penasaran.

Yaa...

"udah ah ayo jangan memperlambat untuk situasi mepet seperti ini!" langsung menarik baju saudaranya itu hingga berdiri dan tanpa aba-aba lagi menyeretnya dengan spontan.

"HE LU MAU BAWA GUE KEMANA?!,woi ih, gue bisa jalan sendiri oyy, lepasss" protes terhadap Singapore yang masih saja menyeretnya yang seakan-akan dirinya tidak mendengar ucapan milik Thailand yang ia tarik ini.

"iss, jan pura-pura budek ya lu."

"arghhh, lepas kagak?!."

Terus berusaha untuk melepas genggaman tangan milik Singapore yang ternyata memang tak kalah kuat nya dengan punya nya, "bisa tidak kau diam saja dan ikuti?," melontarkan pertanyaan sebelum Singapore menarik kembali Thailand yang jarak dengan nya hampir terputus itu.

ᴛɪᴍᴇ ᴛᴏ ᴡᴀᴋᴇ ᴜᴘ||ᴄʜ🇮🇩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang