2

235 213 218
                                    

"Kita harus selalu membantunya apapun yang terjadi, kita akan melewati semuanya disini, bersama-sama."

-o0o-

"Dean." seru Teddy kearah anak laki-laki yang baru dia kenal sehari yang lalu. Dia lantas mengerutkan kening bingung saat melihat anak itu.

Bagaimana tidak, Dean dengan seragam rapi dan tas yang masih berada di punggung berjalan mondar-mandir di depan ruang loker.

Dia kenapa?

Teddy mempercepat langkahnya, "Kau rajin sekali." ujar nya takjub. ini baru pukul 7 pagi tapi Dean sudah ada disana.

"A-aku T-tak-kut Ter-rlam-mbat."

Teddy mengangguk paham, wajar juga sebenarnya dia kan masih baru disini.

"Aku lihat kau mondar-mandir sedari tadi,apa ada masalah?"

Dean mengangguk, ia mengangkat sebuah benda kecil dengan kode 'D-13' ,menunjukannya pada Teddy.

"A-aku S-sudah Men-ncar-ri."

"T-tapi be-belum Ket-temu."

Teddy yang melihatnya terkejut," Loker ini ada disebelah lokerku" Ia lantas merogoh saku celananya ,mengambil benda yang sama dengan kode berbeda ,D-14."

"Ikuti aku." sambung nya pelan, anak itu berjalan melewati deretan loker berwarna biru langit bersama Dean di belakang nya.

Tidak salah jika dia kesulitan, disini ada lebih dari 200 loker. Mungkin Dean akan semakin kebingungan saat seluruh loker disatukan dalam 1 ruangan yang sama. Tapi untungnya itu tidak terjadi karena ruang loker dibedakan di setiap jenjangnya.

"T-te-rrim-ma Ka-kasih." ujar Dean saat melihat loker yang dia cari sudah ditemukan.

D-13.

Ia memasukkan kunci kedalam lubang lalu memutarnya dengan cepat. Teddy juga melakukan hal yang sama. Ia membuka pintu lokernya ,menata buku yang ada di dalam sana.

"T-ted."

"Iya?" Teddy menoleh kesamping, dirinya tiba-tiba termenung saat melihat benda yang sekarang dipegang oleh anak laki-laki itu.

Satu set baju olah raga yang tertata rapi.

"L-lok-ker i-ini a-da is-si-nya."

"A-pa m-masih dit-tem-mpati?

Kedua alis Dean terangkat, "Apa aku salah bicara?" ia bertanya-tanya saat melihat Teddy diam membisu. Karena tidak kunjung mendapat jawaban ia lantas menutup pintu loker dan berniat menguncinya kembali.

"Loker itu sudah ditinggalkan semenjak bulan lalu." serga Teddy saat Dean hampir mengunci loker milikinya.

"Aku tidak tahu jika masih ada seragam yang tertinggal."

Teddy menghela nafas saat mengingat pemilik loker sebelumnya.
"Seragam itu milik Miles." teman satu angkatan nya.

"D-dia k-kem-mana?i-ini har-rus di kem-bal-likan."

"Mau kau kembalikan,dia juga tidak akan bisa menyimpannya." suaranya terdengar serak.

"K-kenapa?"

"Karena Dia sudah meninggal."

"S-sak-kit?"

Teddy menggeleng, "Bunuh diri."

"Dia melompat dari lantai 3."

Dean langsung terdiam, dia tidak mengira akan mendapatkan jawaban seperti itu.

Teddy meletakan dahinya frustasi pada pintu loker miliknya, mengingat kejadian sebulan lalu yang cukup menghebohkan.

DEAN : LonelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang