Hari itu adalah ulang tahunku yang ke 5.
Aku berharap mendapatkan kado dan ucapan selamat.
Tapi malah ucapan bela sungkawa yang kudapat.
Dan sebuah peti mati.
-o0o-
Paginya saat bel baru saja berbunyi di seluruh penjuru sekolah. Teddy masih saja duduk dengan gelisah. Bukan karena dia tidak mengerjakan pr,tapi seseorang yang sedari tadi dia tunggu belum menunjukan batang hidungnya.
Siapa lagi lagi kalau bukan Dean.
Anak itu bahkan tidak terlihat sama sekali, padahal dia selalu rajin dengan datang pagi-pagi.
"Good morning" Mrs Thompson berjalan memasuki kelas dengan setumpuk kertas yang ia bawa.
Bisa ditebak hari ini pasti ulangan harian.
"Good morning." Balas murid- murid
"Bangku siapa itu?kenapa masih kosong?"
Baru saja pertanyaan itu akan dijawab seorang anak laki-laki mengetuk pintu kelas.
"M-maaf, s-saya ter-lambat."
"Lain kali jangan lakukan lagi, sekarang cepat duduk di bangkumu karena hari ini akan ulangan harian."
Ujar guru perempuan itu. Dean mengangguk patuh lalu berjalan kebangkunya, duduk disana.
"Tumben kau terlambat."
Dean tersenyum simpul sembari mengeluarkan sebuah pensil dan penghapus.
"Kesiangan?" Tanya Teddy penasaran.
Dean hanya mengangguk sebagai jawaban, kalau saja dia tidak ketiduran kemarin. Hari ini dia bisa berangkat sekolah tanpa harus terkena hukuman terlebih dahulu.
Di dalam kelas tidak ada suara sama sekali, semua murid memandang lembar soal yang ada didepan mereka .
Menggerakkan pensil dalam genggaman untuk menjawab 20 soal Science pemberian Mrs. Thompson.
Bisa dibilang soal -soal kali ini sangat sulit.
Rasanya ingin menyontek atau melirik kesamping. tapi kenyataan nya mereka tidak diberi kesempatan sama sekali. Semua gerakan sudah diawasi oleh mata setajam elang yang duduk di meja guru dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada.
Coba pikirkan ,Teddy seperti memeras isi otaknya sekarang. Dia bahkan tidak menyangka ada ulangan dadakan seperti ini.
Dan sialnya lagi, dia belum belajar sama sekali, gara- gara semalam ia keasikan bermain game konsol hadiah dari neneknya ,sewaktu ulang tahunnya sebulan yang lalu.
'Sudahlah yang penting isi saja."
Untungnya 5 menit sebelum waktu ulangan harian habis Teddy berhasil menyelesaikan soal itu ,tentunya dengan sembarang.
Yah, mau bagaimana lagi.
Lebih baik dia mengikuti ulangan susulan untuk remidi dari pada dihukum berdiri sepanjang pelajaran di depan kelas karena ketahuan mencontek.
Tidak tahu nilai berapa yang akan dia dapatkan, Teddy pasrah.
"Dean."
Dean menoleh kesamping, pada anak laki-laki dengan susu kotak dalam genggamannya. Ia mengangkat kedua alisnya seolah berkata, "Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAN : Lonely
Teen FictionPlease jangan di PLAGIAT Buat cerita ini ga gampang Hai readers , makasih dah berkenan mampir. ini karya pertamaku , jan lupa vote dan comment yaaa, biar aku makin semangat menulisnya:) FIRST BOOK¹ "Aku khawatir." "Jika suatu hari dendam ini menguas...