Kau tahu apa yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan?
Kematian.
Tidak peduli betapa kau merindukannya.
Tidak peduli berapa lama kau menunggunya.
Dia tidak akan pernah kembali.
1 hal yang bisa kau lakukan
Yaitu mengikhlaskan dirinya untuk pergi dan mengakhiri kisahnya dalam hidupmu.
----Kevin duduk di samping ranjang, ia dalam fase pengumpulan nyawa akibat baru kembali dari alam mimpi.
Sesaat setelahnya ia bangkit,melangkahkan kakinya keluar kamar.
Pintu terbuka, disana ia melihat Sarah,ibunya tengah sibuk membuat sarapan. Anak itu melanjutkan langkahnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.
15 menit kemudian, Kevin keluar kamar mandi setelah membersihkan tubuhnya. Mencuci wajah dan gosok gigi. Ia tersenyum simpul saat melihat area meja makan berisi 4 kursi.
Kevin menggantungkan handuknya pada dinding lalu berjalan mendekat,
tanganya mengelus pelan rambut ikal milik seorang anak laki-laki yang tengah tertidur di atas meja, itu Richie,adiknya."Rich." ujar Kevin lembut, tanganya masih mengelus rambut adiknya tanpa henti, itu kebiasaan yang selalu ia lakukan untuk membangunkan adiknya tanpa membuat Richie terkejut.
Richie membuka matanya perlahan lalu menggeliat, samar-samar ia melihat Kevin yang berdiri di sebelahnya. Anak itu lantas tersenyum.
"Bangun, bersihkan tubuhmu lalu makan."
Richie memejamkan matanya lagi seraya menggeleng," 5 menit lagi." Ia benar-benar mengantuk karena belajar semalaman tanpa henti.
Tak apa toh hari ini adalah minggu, Kevin memaklumi hal itu, ia menarik kursi di sebelah Richie dan mendudukinya. Sarah berbalik dengan 2 piring makanan sehat buatannya. Wanita paruh baya itu lantas memberikan masing-masing pada kedua putranya.
"Richie waktunya makan." Richie yang mendengar ucapan ibunya lantas bangun dengan malas. Wajahnya yang tadinya kusut berubah saat melihat masakan Sarah. Anak itu bangkit dengan segera lalu berjalan kearah kamar mandi untuk membasuh muka.
"Lihat baru saja melihat masakanku, dia jadi bersemangat." Ujar sarah diselingi tawa.
"Itu karena masakan ibu tiada duanya." balas Kevin pada Sarah, jujur saja masakan apapun yang dibuat ibunya pasti enak dan tidak pernah mengecewakan.
Sarah tersenyum,"Kau selalu menyanjung ku." Wanita tu mengelus pucuk kepala putranya lembut, kevin menyentuh tangan kurus yang ada di atas kepalanya, anak itu terdiam saat menyadari sesuatu.
"Tangan ibu begitu dingin." Baru saja berujar kevin melihat sarah terbatuk-batuk. Wanita itu meraih sapu tangan untuk menutup mulutnya."Mom!" pekik Richie yang baru saja kembali dari kamar mandi, ia hampir tersandung saat berlari mendekat. Asal kalian tahu, mood makannya berubah saat melihat kondisi ibunya yang kembali seperti kemarin.
"Aku tidak apa-apa." Ujar Sarah menenangkan, "Cepat makan, sebelum makanannya dingin." Ia menarik kursi lalu mendudukinya.
"Ibu tidak makan?" tanya kevin saat melihat hanya ada 2 piring di atas meja. Anak itu mengambil segelas penuh air dan memberikan pada Sarah."Ibu sudah makan tadi." Ujarnya sembari tersenyum. Ia meraih gelas yang di berikan Kevin dan meminum isinya sampai setengah.
"Cepat,sebelum makanannya dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAN : Lonely
Teen FictionPlease jangan di PLAGIAT Buat cerita ini ga gampang Hai readers , makasih dah berkenan mampir. ini karya pertamaku , jan lupa vote dan comment yaaa, biar aku makin semangat menulisnya:) FIRST BOOK¹ "Aku khawatir." "Jika suatu hari dendam ini menguas...