Part 39.

527 110 4
                                    

Pagi ini tiara berangkat kesekolah dgn mobilnya karna anrez masih berada dirumah sakit dan kondisinya juga masih belum pulih betul.

Tiara memarkirkan mobilnya,lalu masuk kedalam sekolah berjalan menyusuri koridor dgn santai dia tidak peduli lagi dgn cibiran orang-orang tentangnya toh dia tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan.

"Pagi girls"sapa tiara pada teman-temannya.
"Morning juga titii"mereka membalas sapaan tiara bersamaan

"Nanti pulang sekolah lo mau jengukin kak anrez lagi?"tanya fania
"Iya,dirumah juga gaada siapa-siapa bang nathan palingan ngerjain skripsinya bareng bang andre,mama papa juga belum pulang"ucap tiara

"Owh gituu,yaudah deh semoga kak anrez cepet sembuh yaa"Nadira mendoakan yang terbaik.
"Aminnn,semoga yaa"

Saat jam istirahat sekolah mereka bersamaan pergi ke kantin,kecuali Bagas ntah kemana pria itu pergi rasanya jika berkumpul tanpa Bagas sangat sangat sepi dan garing.
"Do Bagas kemana si?"tanya Shakira

"Gue juga gatau,dia tadi si bilangnya ada urusan negara abis itu langsung pergi gatau kemana"ucap faldo
"Gue curiga nih sama dia,jangan-jangan dia nyamperin zea keruang OSIS,si Bagas sialan"Kevin sudah menduga

"Kayaknya si gitu,parah emang tu bocah satu"sambung Faldo dia mengiyakan.
"Emang sedeket apa si kak Bagas sama kak zea?"gritte yang bertanya

"Aku juga gatau,mungkin udah deket kali tapi dia dapet nomornya si zea dari siapa??"Faldo bertanya sambil meneguk minuman miliknya.

"Gue"Fania menjawab
Kompak mereka menatap Fania lalu mengerutkan keningnya.

"Elo?seriusan?lo nggk sakit hati gitu?secara selama ini kan bagas deketnya sama lo dan sekarang malah mau jadian sama zea?"kata Kevin

"Ngapain gue sakit hati,gue gak ada perasaan apapun sama dia,ya bodo amat mau deket sama siapa kek terserah dia"acuh Fania

"Yakin nia?kamu gak suka sama dia?"tiara memastikan

"Ya iyalah ngapain gue boong,si Bagas bukan level gue"kata fania,dan mereka hanya terkekeh.

Disisi lain anrez sudah jengah berada dirumah sakit ini,rasanya dia ingin kabur dari sini saat ini juga.
"Jess gue mau pulang"ucap anrez lagi

"Yaelah dek!belum juga sembuh mau pulang aja udah santai aja kali besok palingan lo pulang kalo nggk besok ya lusa atau mungkin 1minggu lagi"kata Jesselyn,dia libur kuliah agar bisa menemani anrez hari ini.

"Gila kali,belum aja ni rumah sakit gue gusur"gerutu anrez

"Jes usaha kek,supaya gue bisa pulang"ucap anrez lagi,Jesselyn membuang nafas kesal.

"Dibilangin susah banget si lo dek!yaelah cuma tinggal beberapa hari lagi lo pulang udah si nikmatin aja"

"Nikmatin pala lo kutuan"sinis anrez

"Selamat siang mas anrez,gimana keadaannya mas?"dokter ega datang bersama suster disampingnya untuk memeriksa anrez.

"Dia ngotot pengen pulang dok"Jesselyn menjawab

"Haha,yaudah saya periksa dulu ya mas dan saya akan kasih obat penghilang rasa nyeri"ucap dokter ega dia memegang jarum suntik ditangannya.

Jesselyn tertawa dalam diamnya saat melihat anrez yang sepertinya sudah tidak tenang karna melihat jarum suntik.

"Jaga jarak!"anrez menghentikan dokter ega
"Kenapa mas?ada yang sakit?"

"Lo mau bunuh gue?"ucapan anrez membuat dokter ega bingung.

"Enggak mas,saya cuma ingin menyuntikkan obat penghilang rasa nyeri udah itu aja,saya nggk bakal bunuh mas juga"jelas dokter ega,dia berusaha menahan tawanya saat melihat wajah tertekan anrez.

ANREZ ASKARAADELIO.(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang