Dua sejoli itu kembali berangkat sekolah bersama. Kendaraan yang selalu Rendu pakai adalah motor. Walaupun mobil sedan berwarna hitam ada di garasi, tapi mobil itu jarang sekali dipakai, Rendu selalu enggan membawanya ketika bersama Tisya. Setibanya di area parkir kebiasaan Rendu adalah membunyikan klakson yang membuat para siswa berjalan menepi dan membiarkannya lewat dengan cepat masuk ke gerbang sekolah.Ketika bersama, Rendu yang jahil dan selalu menganggap Tisya sebagai adiknya membuat ia tak bisa bersikap dewasa. Rendu merangkul Tisya sembari berjalan masuk ke dalam kelas mereka. Tisya berusaha untuk melepaskan rangkulan itu tapi tenaga Tisya kalah dengan Rendu.
"Lepasin, nggak!" Tisya membesarkan mata merasa malu dengan orang disekeliling.
"Gak mau." Rendu berucap sambil mengeluarkan lidah, mengejek Tisya.
"Masih ada waktu sepuluh menit. Kita ke taman belakang dulu, yok.""Nggak ah, malas."
"Ayolah ...." Rendu merengek seperti anak kecil membuat Tisya geli dengan perlakuan tersebut.
"Hish!" jawab Tisya, geram melihat Rendu. "Iya udah, ayok."
Rendu tertawa senang melihat Tisya seperti tak ikhlas mengikuti keinginannya. Sesampainya di taman, bola mata mereka serentak membesar, saling memandang ke arah dua wanita yang sedang berkelahi saling menjambak rambut.
"Ndu ... Ndu. Itu Shasha, cepat hentikan mereka," suruh Tisya khawatir.
Tisya dan Rendu jalan mendekat. Tak lama, satu demi satu para siswa datang menghampiri karena suara dua wanita itu terlalu lantang. Sungguh menyebalkan berdiri diantara keramaian, Tisya ingin pergi tapi Dini, teman yang berkelahi dengan Shasha memanggil keras namanya.
Terkejut. Tisya berbalik badan melihat wajah Dini yang sudah merah-merah.
"Awalnya gue gak mau ikut campur. Tapi, gue ngerasa kasihan sama elo, selalu dibodohi dengan Fino dan Shasha."
Tisya menggeleng, bingung. "Maksud, Kakak?"
"Elo emang adik kelas, tapi elo gak boleh diam aja dan bodoh seperti ini."
Terlalu banyak basa-basi. Tisya semakin tidak mengerti inti dari ucapan Dini sebenarnya apa.
"Elo kolot banget, zaman sekarang masih aja gak punya aplikasi instagram. Padahal foto mesra mereka udah di up sama cewek ganjen ini," ucap Dini menunjuk Shasha dan memperlihatkan handphone-nya kehadapan Tisya.
Tisya membelelak melihat foto yang diposting Shasha sedang mengecup pipi kiri Fino sambil tersenyum. Kemudian mata Tisya berair, foto itu cukup membuat hatinya sakit. Tapi, dia hanya bisa terdiam, satu yang jelas dia inginkan. Penjelasan dari Fino.
Rendu langsung mengambil hape Dini dan ikut melihat gambar tersebut. Dada Rendu naik turun. Ia murka, Tisya diperlakukan seperti itu.
"Sya, lo mau kemana?" teriak Rendu melihat Tisya pergi begitu saja.
Jantungnya berdetak sangat cepat sama seperti derap langkah kakinya. Tisya mencari Fino ke kelas dan memanggil kekasihnya itu untuk bicara.Fino sudah berada tepat dihadapannya, mereka bicara jauh dari kelas Fino berada. Tisya menghela napas panjang menatap mata Fino.
"Hai, kamu kok tumben ke kelas aku pagi-pagi?" tanya Fino sambil tersenyum merekah merasa senang melihat Tisya, berbeda dengan apa yang Tisya rasakan.
"Hape kamu mana?"
Nada suara itu terdengar serius dan tegas. Fino mengernyitkan kening, lalu mengambil hape nya disaku celana dan memberikannya kepada Tisya. "Ini ... Kenapa, sih? Kok serius banget?"
Tisya mencari aplikasi instagram dan langsung membuka pencarian nama Shasha. Dengan amarah, Tisya melihat foto itu dan menghadapkan layar hape tepat dihadapan Fino.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My First Love [SUDAH TERBIT]✔
Novela Juvenil🏅Rank tagar: #1 ~ Katakata (7/09/21) #1 - Menari (1/09/21) #1 - Cintasegiempat (18/9/21) #1 - Faren (2/9/21) #1 - Tisya (3/9/21) #1 - Youaremylove #1 - Cerita populer (12/9/21) #2 - Ungkapan (9/9/21) Seperti hujan yang datang dimusim kemarau sepert...