KMM : 11

3.4K 520 170
                                    

Happy reading💚

Sorry kalau kurang feel-nya yaa🤗

Jangan lupa voment!!!!

Jangan lupa voment!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👩‍❤️‍💋‍👨

Hana berjalan keluar kamar. Matanya membengkak akibat menangis semalaman. Tadinya dia ingin izin untuk tidak sekolah namun setelah dipikir-pikir pergi ke sekolah lebih baik daripada diam di rumah dan bertemu Mama.

Hana menghentikan langkahnya tepat di ujung tangga begitu dia melihat Mama sedang memasak untuk sarapan di dapur. Wanita itu menaruh panci yang ada di pegangannya, melepas sarung tangan kemudian tersenyum hendak menghampiri Hana. Namun niatnya diurungkan ketika Hana berjalan begitu saja tanpa suara meninggalkan rumah.

Hana memakai sepatu dengan terburu-buru lantas segera keluar rumah berlari kecil sebelum sang Mama kembali menghampirinya. Hana masih terlalu sakit hati, rasa perih pada pipinya pun masih sangat nyata.

Seperti biasa, Hana menunggu angkutan umum di halte depan komplek rumahnya. Halte tampak begitu ramai karena sekarang hari Senin, jalanan pun macet, Hana rasa kalau naik angkot nggak akan keburu  namun sedari tadi memesan ojek online sistem selalu sibuk.

Hana menghela nafas panjang menatap kosong pada jalanan ramai di hadapannya. Tatapannya memang kosong namun pikirannya sangat penuh dan begitu kacau.

Tiba-tiba sebuah motor terhenti di pinggir jalan. Sang pengguna motor membuka kaca helm yang menutupi matanya dan pandangan orang tersebut menuju pada Hana yang tengah berdiri menyandar pada tiang.

"Bareng gak?"

Hana membuyarkan lamunannya, dia mengerjap menatap Jeno yang entah sejak kapan berada di hadapannya.

"Apa?"

Cowok itu berdecak sebal, "Mau bareng atau nggak?"

Hana melihat motor Jeno yang kini menggunakan motor Vario. Sebetulnya Hana heran kenapa Jeno berganti motor begini? Padahal kan setau Hana motor gedenya itu adalah motor kecintaan Jeno bahkan seingat Hana dia pernah putus sama mantannya gara-gara Jeno lebih mementingkan motor.

Terus juga, belakangan ini Hana agak aneh dengan tingkah Jeno. Cowok ini biasanya selalu naik darah kalau di dekat Hana, jangankan untuk menawarkan berangkat bareng kaya gini bahkan untuk tersenyum pun sangat enggan Jeno lakukan.

"Boleh?" Tanya Hana meyakinkan.

"Ya."

Okelah, karena tidak ada pilihan lain mau tak mau Hana menerima tawaran Jeno. Dia pun berjalan mendekati Jeno yang mulai menyalakan mesin motornya.

"Gue gak bawa helm dua."

"Gapapa."

"Atau lo mau pakai helm gue?"

Kiss Me MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang