KMM : 20

1.3K 143 19
                                    

SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN UNTUK VOTE DAN KOMENTAR TERLEBIH DAHULU!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN UNTUK VOTE DAN KOMENTAR TERLEBIH DAHULU!!

Saya rasa kalian tau cara menghargai seorang author wattpad😘

HAPPY READING❤️❤️❤️

🧑🏻‍❤️‍💋‍🧑🏻

Hana turun dari taksi di depan rumah dengan pagar terbuka, ada beberapa orang yang sudah berkumpul di dalam, bunga-bunga ucapan belasungkawa pun terpajang di pekarangan rumah ini.

Sebetulnya Hana enggan untuk datang menemui Yangyang lantaran malu kepada cowok tersebut karena orangtuanya sendiri yang menyebabkan ini semua terjadi.

Hana menggunakan selendang hitam di kepalanya dengan baju serba hitam menandakan bahwa dia ikut turut berduka atas kepergian Ibu Yangyang. Dia pun perlahan masuk ke dalam rumah, begitu tiba di ambang pintu Hana melihat Yangyang tengah terduduk lemas di samping peti sang Ibu. Mata Yangyang membengkak dan merah, badannya terlihat sangat kurus dan rambutnya berantakan. Pasti sangat menyakitkan ketika kita ditinggalkan oleh orang tersayang untuk selama-lamanya.

Yangyang sadar akan kehadiran Hana, dia pun menegakkan tubuhnya lantas tersenyum tipis membuat hati Hana menjadi ngilu seketika. Hana pun menghampiri Yangyang lantas ikut terduduk di samping cowok itu.

"Yangyang... " Belum sempat Hana mengucapkan turut berdua cita, cewek itu lebih dulu menangis dengan bibir bergetar ditambah Yangyang yang langsung menghamburkan diri ke dalam pelukan Hana.

"M-maaf... " Lirih Hana dengan bibir bergetar.

Yangyang menggeleng di dalam pelukan Hana, "Enggak perlu minta maaf, ini bukan salah lo."

"T-tapi... "

"Ssshhh, gue cuma butuh energi dari lo, please jangan dulu bicara apa-apa."

Hana mengangguk dan menurut. Cewek itu semakin mengeratkan pelukannya mengelus punggung Yangyang dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sejujurnya Hana benar-benar tidak tau harus bagaimana selain mengucapkan maaf berkali-kali sebab dia merasa sangat bersalah akan hal ini.

Beberapa menit berlangsung Yangyang pun melepaskan pelukannya lantas mengedarkan pandangan pada sang Ibu yang berada di dalam peti.

Yangyang tersenyum tipis, "Ibu gue cantik ya, Han."

Hana mengangguk menyetujui, "Iya."

Yangyang menoleh pada Hana, "Ibu emang cantik tapi gue enggak pernah lihat dia secantik dan setenang ini."

Mendengar itu lagi-lagi membuat Hana merasa bersalah pada Yangyang sehingga cewek itu hanya bisa terdiam.

"Dengan kaya gini enggak semuanya salah kok. Ibu udah bisa tenang tanpa harus lagi minum obat, teriak-teriak waktu penyakitnya kambuh atau segala macemnya tapi mungkin ya... " Yangyang tersenyum miris. "Gue sendiri."

Kiss Me MoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang