[Na Jaemin Fanfiction]
"Gue boleh cium bibir lo?"
"...."
"Makasih. Bibir lo manis, gue suka."
Hana, gadis polos yang memberikan ciuman pertamanya kepada Jaemin, cowok playboy kelas kakap.
Tapi, apakah salah kalau sewaktu-waktu Hana berharap Jaemin m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bugh!!!
Hana yang sedang berjalan sendiri menuju halte bus reflek menghentikan langkahnya begitu mendengar suara seseorang yang terjatuh di dalam ruko yang saat hujan ia meneduh disini. Tidak hanya sekali dua kali Hana mendengar melainkan berkali-kali.
Kebetulan jalanan sedang sepi, Hana mau mendekat namun takut, jika didiamkan Hana penasaran sekaligus khawatir. Bagaimana jika seseorang itu yang dikenal oleh Hana?
Duh, Hana harus bagaimana?
Dia tidak bisa pergi begitu saja saat seseorang membutuhkan bantuan, bukan?
Setelah menimbang-nimbang pada akhirnya Hana melangkah perlahan menuju ruko tersebut. Tubuhnya gemetar takut begitu mendengar suara tonjokan dan ringisan seseorang.
"Akh! B-bangsatt!!" Lirih seseorang membuat Hana menegang seketika.
Suaranya, Hana sangat kenal.
Hana pun semakin mendekat, dia mengintip ke dalam melalui celah pintu namun sial, dia tak dapat melihat apa-apa karena di dalam cukup gelap. Pada akhirnya Hana melangkah masuk ke dalam ruko dengan mengendap, berusaha agar suara langkahnya tidak terdengar.
Bugh!!
Hana terus melangkah ke dalam dan seseorang di dalam masih belum menyadari keberadaan Hana.
Bugh!!
"Aaakk!!!"
Hana berteriak dan mematung, tubuhnya bergetar, mulutnya terbuka lebar dan telapak tangannya menutupi mulut. Kini, tepat di bawah kakinya dia melihat Jaemin dengan lebam di sekujur wajahnya, ada darah yang juga bercucuran di sudut bibirnya.
"Sial!" Seseorang yang baru saja menghajar Jaemin mengumpat kesal sebelum akhirnya pergi begitu saja meninggalkan mereka.
Hana tak tau siapa orang tersebut sebab dia menggunakan pakaian serba hitam, masker dan juga topi menutupi seluruh wajahnya. Sudah tidak ada waktu untuk mengejar sebab dibawahnya Jaemin benar-benar tak berdaya.
Hana bingung, dia tak kuasa menahan air matanya sampai akhirnya tumpah membasahi pipi. Hana ambruk, tangannya yang bergetar mengangkat wajah Jaemin ke atas pahanya.
"Jaemin," Hana menangis, kepalanya menggeleng.
Jaemin tersenyum tipis. "Gapapa. Sori kalau gue bikin lo panik."
"J-jaem.. Lo harus ke rumah sakit sekarang."
"Gausah, udah biasa."
"Nggak bisa! Lo harus ke rumah sakit! Lo tunggu, okay?!"
Jaemin tak menahan Hana sama sekali sebab tubuhnya sudah sangat lemas dan sakit sementara Hana pergi keluar ruko.
Hana berlari ke pangkalan depan dengan air mata yang mengalir di pipinya. Dia panik, takut, khawatir. Keadaan Jaemin benar-benar mengenaskan dan ini pertama kalinya Hana melihat keributan seperti itu.