[Author POV]
.
.
."Wheein, Wheein kau sudah bangun?,"
"Dokter, dokter cepat"
Sama-samar terdengar orang berbicara terasa begitu pelan hampir tidak bisa dimengerti, lambat laun pandangan yang semula hitam pekat berubah menjadi cahaya buram yang menyilaukan
Kemudian terdengar pintu terbuka.
"Wheein-ssi apa kau bisa mendengarku"
"Sayang, Wheein."
Perlahan pandangan dan pendengarannya yang sebelumnya kabur dan samar-samar mulai tampak terasa jelas, menampilkan sosok wanita paruh baya dan seorang dokter dengan jas berwana putihnya
"Eomma?,"
Satu kata dari gadis yang terkulai lemas diatas bangsal, ia menatap wajah basah dari wanita didepannya dan tangannya yang terus digenggam erat serta elusan lembut terasa di puncak kepalanya
"Akhirnya kau sadar sayang, sudah tiga hari kau pingsan. Eomma sangat takut."
Sambil dokter memeriksa keadaan Wheein ms.Jung ibu Wheein selalu memperhatikan anaknya dengan seksama, takut jika ia terluka lebih dalam
Wheein dilarikan ke rumah sakit setelah ditemukan oleh nelayan sekitar dibebatuan pesisir pantai, empat hari yang lalu ia menenggelamkan dirinya sendiri di laut berharap dapat segera menemui ajalnya. Namun naas tuhan berkata sebaliknya, ia tersapu ombak dan terombang ambing tak menentu selama berjam-jam hingga ombak tersebut membawanya ke daratan dekat pemukiman hingga 20 km dari tempat semula
Kartu identitas yang masih berada disaku celananya membuat orang sekitar dapat menghubungi keluarganya
"Semua baik-baik saja, syukurlah Nn.Wheein sudah melewati masa kritisnya" ucap dokter kemudian berpamitan setelah memberi obat
"Eomma, kenapa aku disini?,"
Wheein mengernyitkan dahinya, kepalanya berdenyut sakit ia sedikit tidak mengingat dengan kejadian terakhir
"Kau dirumah sakit nak,"
Ms.Jung berkali-kali meremas jemari putrinya tersebut "jangan pernah melakukannya lagi Wheein-ah, eomma hanya memilikimu. Jangan pergi, eomma mohon."
Wheein hanya diam, ia hanya terenyuh dengan ucapan sang ibu. Apa ia berbuat salah?, iya. Namun ia tidak menyadarinya
"Eomma jangan menangis" Wheein melepas genggaman tangan ibunya, kemudian mengusap air matanya
"Berjanjilah, kau tidak akan pergi lagi,"
"Memang aku mau kemana? Tempatku disamping eomma." Ucap Wheein tersenyum
.
.
.Setelah beberapa jam sejak Wheein sadar, ia masih belum mengingat apapun tentang kejadian terakhir yang membuatnya berakhir dirumah sakit.
Sekarang Wheein tengah duduk bersandar dibahu ranjang, ia baru saja selesai makan siang dibantu oleh ibunya. Sesaat kemudian pintu terbuka menampakkan wanita tua yang berjalan pelan mengampiri
"Halmonie"
Wanita tua itu adalah nenek Wheein, ia baru dikabarkan oleh menantunya yaitu ibu Wheein jika cucunya sudah sadar.
"Wheein, bagaimana kondisimu"
"Baik halmonie"
Nenek dan cucu tersebut saling berpelukan. Lagi dan lagi air mata menjadi pihak ketiga, pundak Wheein basah. Neneknya terisak membayangkan jika cucu satu-satunya tidak kembali
KAMU SEDANG MEMBACA
[18+] LET'S LIVE TOGETHER ✔ BOTH OF US || Moonsun
FanfictionWARNING 🔞 mengandung HOT CHOCO ❗Area GxG❗ First Story, banyak mengandung adegan 18+, jadi bagi para anak muda yang otaknya masih suci mohon undur diri sebelum kelewatan. Karena kalo anda masuk angin author tidak bertanggung jawab Main Cast : ✳️ MOO...