Dear Surga part 19 - This Feeling isn't Over yet

27 5 0
                                    

DS 19. This Feeling isn't Over yet

"Where are you now, New year girl?"
Reynand Ghava Melviano

🍁🍁🍁

Cermin yang jujur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cermin yang jujur. Menampilkan kecantikan natural perempuan yang tengah duduk di hadapannya. Menggunakan khimar, memasang satu buah bros cantik di sana. Senyum indah mengembang lebar di antara bibir merah mudanya.

Bibir pink itu sesekali mengikuti lantunan murotal yang menggema di seluruh ruang kamar, beradu dengan kicau burung yang bertengger ceria di pohon mangga samping rumah.

Cahaya mentari melintasi pohon, membantunya berfotosintesis, memperbanyak oksigen di udara. Sebagian cahayanya masuk melalui jendela yang terbuka, sungguh memberi semangat tersendiri bagi sang empunya ruang dalam bersiap-siap pergi ke restorannya.

Namun kemudian, pantulan suatu benda pada cermin menyita atensinya. Berbentuk pipih dan bening, tergeletak di atas nakas samping tempat tidur. Keningnya mengerut, dia mendekati benda tersebut.

Ah, rupanya ponsel aneh yang dipinjamkan tetangganya dan lupa ia kembalikan. Fatimah meraih ponsel tersebut, masih bertanya-tanya mengenai detailnya yang tak biasa.

 Fatimah meraih ponsel tersebut, masih bertanya-tanya mengenai detailnya yang tak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponselnya bening, lebih seperti potongan kaca. Orang-orang yang lihat pasti nggak tahu kalau ini ponsel. Rey dapat dari mana, ya?

Bisa Fatimah yakini, ponsel tersebut pasti sangat penting bagi Rey. Seharusnya dia tidak lupa mengembalikannya lebih awal sebab benda tersebut sudah tidak dia butuhkan. Fatimah mungkin bisa mengembalikannya hari ini.

Seperti kebiasaan yang tak boleh dilewatkan, Fatimah diharuskan mengonsumsi obat yang tak sedikit jumlahnya sebelum pergi.

Leukimia Limfosik Kronis.

Dokter bilang, kecil kemungkinan dia bisa sembuh. Fatimah tersenyum tipis. Dokter bukan Allah yang Maha Tahu kapan hamba-Nya harus kembali.

Walau begitu, aku pun harus mempersiapkan diri.

Dear SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang