Tarik ulur pt. 11

379 56 3
                                    

"katanya pengen nikah, yaudah majuin biar cepet lulus"

Nada suara Rose tenang, raut wajahnya pun damai seolah kalimat yang ia lontarkan barusan tidak berdampak apa-apa. Jaehyun hilang arah, matanya tak bisa lepas dari Rose, apakah Tuhan sedang berbaik hati di usianya saat ini?

"a-are you really meant? to have another level relationship with me?"

tin!

"eh aduh nyetir dulu yang bener!", bukannya menjawab, Rose malah resah dikarenakan Jaehyun yang tak kunjung menatap jalanan, ini berbahaya. Rose menyenggol-nyenggol lengan Jaehyun, mencoba menyadarkan bahwa mereka masih berada di jalan, ya meskipun sudah memasuki jalan desa.

tapi tetap berbahaya kan!

"jawab dulu Rose", Jaehyun mencekal tangan Rose yang berada di lengannya. Rose semakin panik karena berarti di kemudi hanya ada satu tangan.

"Jae liat depan! lo niat bunuh diri atau mati mendadak sih!"

"jaw—"

"JAE!"

brak!

Mobil milik Jessica menabrak seseorang. Perasaan yang tadinya hingar bingah menjadi resah. Jaehyun sebagai pengendara dan Rose selaku penumpang bertatapan setelah mobil direm secara mendadak.

"R-rose, nabrak?", cicit Jaehyun pelan dengan taburan bumbu gemetar.

"lo tuh udah gue bilang fokus! nabrak kan jadinya— ah! tau deh buruan turun!", bentak Rose frustasi dan langsung membuka pintu mobil dengan segera. Jaehyun mengikuti perintah Rose, ia takut kalau-kalau nyawa yang menjadi taruhan.

Tepat di depan mobil mereka terdapat sosok laki-laki yang tersungkur memeluk lutut. Jaehyun segera membantu sosok itu untuk berdiri, "Mas aduh kita minta maaf, kita bakal tanggung jawab kok berapapun kompensasi yang Mas minta", Rose sedikit membungkuk mengikuti gerakan Jaehyun yang masih berusaha mendudukkan si korban.

"udah-udah, saya juga salah tadi nyebrang nggak liat kanan kiri", sosok itu melambaikan tangan ke arah Rose, ia masih tertunduk sehingga Rose maupun Jaehyun tak dapat menilik wajahnya.

Jaehyun melihat luka di lutut sosok itu yang hanya mengenakan celana pendek, lalu mendelik, "saya anter ke rumah sakit ya Mas, lututnya keluar darah", ucap Jaehyun resah memegangi punggung si sosok yang sudah duduk.

Rose semakin membungkukkan badannya, lalu membeku, "M-mas Kun?"

Si korban akhirnya mendongakkan kepala, "Rose?"

ya, sosok yang sedari tadi menjadi pusat perhatian adalah Kuncoro. Dosen genit fakultas ekonomi, yang kapan itu sempat memberi janji pada Rose kalau ingin memberikan coklat jika ia bertemu dengan Rose lagi. Jaehyun semakin tak bisa berkata-kata, sudah melukai seseorang, terlebih itu Kuncoro.

Rose mengembalikan kesadaran, "M-mas Kun maaf, maaf banget, ayo kerumah sakit itu lututnya luka", Rose sudah tak sepanik tadi, warna suaranya justru terkesan takut-takut.

"nggak papa Rose, cuma kegores, ini juga salah saya nggak liat ada mobil kamu", Kuncoro meringis dengan mata menyipit, Rose tahu betul betapa perihnya luka dilutut Kuncoro.

Jaehyun masih tak bergeming, hanya memperhatikan interaksi dua manusia di depannya. Rose yang melihat Jaehyun hanya diam pun mendelikkan bola mata, memintanya berbuat sesuatu. Jaehyun menggeleng pelan, namun raut muka Rose semakin menyeramkan yang membuat Jaehyun akhirnya mengeluarkan suara.

"p-pokoknya sekarang kita ke rumah sakit dulu Mas, diobati, nanti infeksi", ucap Jaehyun membantu Kuncoro berdiri. Rasa bersalah menggerayangi dada bidangnya.

Tarik ulur ; jaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang