Tarik ulur pt. 15

377 61 2
                                    

Seperti kesepakatan sebelah pihak kemarin, Rose dan Jaehyun benar-benar mengambil rapot milik Mark. Tidak hanya Mark sebenarnya, tapi milik Jeno juga. Rose turun dari mobil, diikuti Jaehyun yang sebelumnya membelai rambut kebelakang untuk tebar pesona. Murid-murid tetap masuk, jadi Jaehyun berusaha setampan mungkin agar siswi SMA yang saat ini tengah berkerumun di lapangan menatapnya dengan kagum.

Rose memutar bola matanya malas, "geli yang ada"

Jaehyun yang mendengar gumaman Rose langsung mendekat, "cembokor?"

"matamu", balas Rose ketus langsung berjalan meninggalkan Jaehyun yang terkikik geli.

"lucu bener calon bini", setelah mengucapkan kalimat ini Jaehyun menyusul Rose yang sudah berjarak tiga meter darinya.

"tungguin, pan ambil rapotnya bareng", ucap Jaehyun tatkala langkahnya bersandingan dengan langkah Rose.

Rose menatap Jaehyun sekilas, "kelas Jeno sama Mark beda kalo lo lupa"

"ya beda, tapi kan barengan"

Rose menghentikan langkahnya, Jaehyun ikut berhenti sambil kebingungan, "maksud lo gue juga ikut ambil rapot Jeno gitu?"

"lah iya, kan bareng", jawab Jaehyun dengan muka lempeng.

Rose mendengus, "lo kan abangnya Jeno, ya ambil punya Jeno sendiri lah"

Jaehyun tampak protes akan ucapan Rose barusan, "nggak, nggak, lo mau dikira janda? ngga bisa ngga bisa", lalu menggelengkan kepalanya heboh.

Rose sedikit meringis saat beberapa orang tua siswa menatap aneh ke arah Jaehyun, ingat bukan saat ini mereka masih di lapangan. Karena tak ingin ambil pusing, Rose langsung saja menggandeng tangan Jaehyun kasar menuju kelas Jeno terlebih dahulu karena lebih dekat dengan lapangan. Jaehyun ayo saja digandeng Rose, kapan lagi hatinya dimanjakan?

Sampai di dekat kelas, ternyata ada Jeno, Mark, beserta siswa lain yang tengah bergumul di taman entah membicarakan apa.

"wei abangnya Jeno sama kakaknya Mark", ucap si rambut gondrong, Felix namanya.

Jeno dan Mark otomatis menoleh, menemukan pemandangan Jaehyun yang tengah melambaikan tangan dan ekspresi muka Rose yang terlihat menahan malu. Jeno dan Mark santai saja, namun teman-temannya girang membalas lambaian tangan dari Jaehyun. Senyum Jaehyun semakin lebar mendapat tanggapan positif dari arah taman.

Sesi lambai-melambai itu berakhir tatkala Rose menarik tangan Jaehyun memasuki kelas.

"bucin bener", komentar laki-laki yang terduduk di samping Mark sambil mengancingkan seragam, Donghyuck.

Mark menatap Donghyuck aneh, "itu abangnya Jeno sama kakak lo, ambil rapot aja barengan", jelas Donghyuck karena merasa Mark kebingungan.

"bucin dari cipete", kali ini Jeno yang berbicara. Melihat setiap hari tingkah Jaehyun dan Rose yang diluar nalar membuat ia merasa mual ketika seseorang menyebut perilaku itu dengan 'bucin'.

"lah, tunangan kan kata lo kapan tau", si manis bernama Jaemin memberi tanggapan, ia duduk bersandar di batang pohon matoa, menghadap teman-temannya yang lain.

"ngungsi dulu dah ke rumah Jeno, biar tiap pagi dikasih drama bucin", Sungchan terkekeh diakhir kalimatnya.

"mang napa si?", yang memiliki mata paling sipit masih penasaran, Hyunjin.

"kepo lo Jin", Guanlin, si paling culun diantara yang lain mengeluarkan cercaan.

Sementara ruang kelas Jeno terdengar ricuh, ibu-ibu bergelang emas itu sibuk mempertanyakan betapa tampannya sosok laki-laki yang tengah maju untuk mengambil rapot, siapa lagi kalau bukan Jaehyun. Rose tidak ikut maju, ia menunggu disalah satu kuris dengan muka masam.

Tarik ulur ; jaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang