Suasana distro bertagel mewah melingkupi atmosfer siang ini. Jaehyun juga Rose memiliki rencana untuk membeli jaket baru dalam rangka mendaki gunung di akhir bulan. Rencana tersebut diungkapkan Jaehyun selesai makan malam kemarin, karena semua setuju, ya tinggal menyusun persiapan. Rose mengajak ketiga anteknya, siapa lagi kalau bukan Lisa, Jennie, dan Jisoo.
Tentu tidak akan lengkap tanpa para pangeran berkuda yang sayangnya menunggang kuda bermesin empat tak. Jaehyun menggaet Johnny, Joko, Miki, Doyoung, Taeyong, Winwin, dan Lucas. Ganjil memang, maka dari itu Rose masih mencari personil agar tim daki mereka genap. Ingat bukan mitos dari pada pendaki kalau anggotanya berjumlah ganjil? Rose tidak ingin mengambil resiko, bagaimana kalo dia yang kena imbas?
Jaehyun menyodorkan satu jaket berwarna army ke hadapan Rose, "yang ini aja gimana? yang lain norak"
Rose memperhatikan jaket panjang menggelembung yang Jaehyun bawa, "mau ke alaska pake jaket setebel itu? ganti-ganti"
Jaehyun mendengus, "tujuh jaket, ngga ada yang kamu suka"
Rose yang awalnya sibuk memilah pakaian kembali menatap Jaehyun, "gimana mau suka kalo semua yang kamu pilih modelnya ngga wajar? cari keperluan masing-masing aja, ngga usah sok-sok an pengen nyariin"
Lagi-lagi Jaehyun dibuat mendengus, ia pikir setelah frasa panggilan mereka berganti, Rose akan melembut layaknya molusca. Tapi nihil, jiwa sensinya memang mendarah daging. Jaehyun harus siap mental jika ingin hidup bersama Rose. Dengan lesu Jaehyun menaruh kembali jaket aneh tadi, lalu pergi ke bagian sepatu.
"gue pake beginian keren kali ya?", gumamnya sendiri.
"eh? tapi lebih cocok kalo couple-an sama doi ngga sih?", lagi-lagi Jaehyun bermonolog. Maklum saja, saat SMA dia pernah menjuarai lomba monolog tingkat komplek.
Lama dirinya berkutat di depan rak sepatu, menimang mana yang cocok dan ramah di kantung. Tiba-tiba sebuah panggilan menginterupsi fokus Jaehyun.
"Aji?"
Jaehyun menoleh, tampak perempuan yang tengah berdiri sambil menatap di sampingnya. Jaehyun mengernyitkan alis, "manggil saya mbak?"
Perempuan itu mengangguk, "Aji kan? Jaehyun Batara Aji?"
Seketika otak Jaehyun bekerja, ia lupa memiliki nama panjang tadi. Lagi pula siapa yang memanggil seseorang dengan nama belakang?
"sorry, siapa?", Jaehyun sedikit meringis, merasa bersalah tak mengenali gadis di sampingnya. Ingatannya samar-samar, daripada salah lebih baik memastikan.
"Naya, kita sempet kenalan waktu maba", jelas gadis yang ternyata bernama Naya itu dengan antusias.
Jaehyun membulatkan mulutnya, "astaga, Naya? gila berapa taun kita ngga ketemu"
Naya terkekeh, "gue sibuk di FK"
"maklum sih, calon bu dokter", gurau Jaehyun dan di balas tawaan renyah dari Naya.
"sendiri Ji?", tanya Naya.
"panggil Jaehyun aja, cuma lo doang loh yang manggil gue Aji", bagaimanapun telinga Jaehyun belum ramah kalau dipanggil selain nama depannya.
"iya deh, sendiri Jae?", ulang Naya atas pertanyaannya.
Jaehyun menunjuk ke arah Rose, saat menoleh, gadis yang dicarinya sudah tidak ada di tempat, "loh bentar, tadi kesini sama cewe gue, tapi ngilang"
Saat Jaehyun masih celingukan, Rose tiba-tiba muncul entah dari mana dan menyulurkan tangan ke arah Naya, "halo gue Rose, tunangannya Jaehyun", ungkap Rose lugas tanpa keraguan di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarik ulur ; jaerosé
Fanfiction❝Ini kapan kawinnya? lama lama gue melar lo tarik ulur mulu❞- Jaehyun cc. august 2021 -ˏ͛⑅ #42 in Jaerose 290921