Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bang Mark!"
Mark menolehkan kepalanya kaget, lalu setelahnya mendengus karena merasa menyesal melihat sosok yang mendekat ke arahnya, "kenapa sih Hen?"
Ya, Hendra anak si janda kembang bernama Irene.
Saat ini mereka tengah bersiap untuk tanding basket di lapangan komplek. Semuanya sudah pemanasan di tengah lapangan, namun Mark izin sebentar, katanya ingin memperbaiki feed instagram. Hendra memang biasanya seperti ini, selalu bergabung bersama warga komplek yang sudah dewasa, membantu proses maturing katanya.
Bocah bantet berumur 12 tahun itu duduk di samping Mark, melongok kepo terhadap ponsel yang Mark genggam, "ipon ya Bang?", tanyanya antusias.
Mark menatap Hendra sengit, sedikit menjauhkan posisi duduk mereka, "bocil kepo"
Bukannya menyerah, Hendra malah makin gencar, kembali memepetkan tubuhnya ke samping Mark, "widih, ganteng ya Bang", komentar Hendra pada layar ponsel Mark yang memperlihatkan postingan baru instagramnya.
Bukan orang namanya kalau dipuji diam saja, "iyalah, emang Hendra, dekil"
Hendra tak mengelak, "kapan ya Hendra bisa glow up kaya Bang Mark, Bang Jepri, Bang John, Bang Sung-"
Mark memperlihatkan wajah anehnya saat Hendra tiba-tiba menepuk jidat, "Hendra lupa, tadi Bang Mark dicari Bang Jepri"
Mark lagi-lagi merasa menyesal, perkataan Hendra tidak ada nilainya sama sekali. Mark memasukkan ponselnya ke dalam waist bag maroon milik Johnny yang memang sengaja di taruh di pinggir lapangan.
"lo ngga dicariin Mbak Irene apa Hen? habis maghrib gini masih kelayapan", ucap Mark sambil melepas topi yang sedari tadi menahan rambutnya.
"Hendra udah izin sama Mami kok Bang, katanya suruh ikutan biar tinggi kaya Bang Sungchan", ujar Hendra riang.
Sungchan a.k.a salah satu pohon hidup penghuni komplek blok c, tempat dimana mereka sekarang berdiri. Komplek blok c ini memang terkenal dengan penghuninya yang kelewat tinggi.
"emang bisa basket?", tanya Mark remeh lalu berdiri dan membersihkan celana belakangnya yang tertempel pasir.
Hendra menggeleng pelan, "ya makannya Hendra liat tiap ada tanding basket, kali aja besok bisa"
"Hendra, Hendra, jagain barang-barang loh ya!", final Mark, berlalu meninggalkan Hendra yang bertugas menjaga barang di pinggir lapangan.
