01

266 16 8
                                    

"Kak" panggil anak laki-laki berumur 17 tahun

"Hm?"

"Kakak benci banget ya, sama yang lain?"

Ucapan anak laki-laki itu membuat sang kakak berhenti berjalan, dia mengalihkan atensinya ke belakang melihat sang adik sinis.

"Gak usah bahas lagi Jungwon" ujar Sunghoon lalu dia berjalan kembali.

"Bukan mereka pelakunya" ucap Jungwon sambil mendekati Sunghoon

"Kamu percaya sama kakak, atau mereka?" Sunghoon menaikkan sedikit nadanya. Namun, Jungwon tetap biasa saja.

"Aku ingin damai" cicit Jungwon, Sunghoon tidak menggubris.

"Lebih baik kita masuk, udah malam. Makin ngelantur aja ngomongnya" Sunghoon masuk rumah mendahului Jungwon, Jungwon menghembuskan nafas kasar lalu ikut masuk kedalam rumah.









































"Pukul sembilan malam" Heeseung tiduran di atas kasurnya sambil memperhatikan jam.

Menghela nafas, Heeseung bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju meja belajar miliknya.

Kriett

"Kak Hee" panggil Ni-Ki sambil membuka lebar pintu kamar Heeseung, membuat Heeseung menghentikan kegiatannya.

"Kenapa?"

"Ak–"

"Ck gak usah ganggu kak Heeseung, Ni-Ki" Sunoo menarik belakang kerah baju Ni-Ki guna menyeret.

"Bukan mau ganggu" Ni-Ki menepis tangan Sunoo. Dia berjalan menuju kamar Heeseung lagi.

"Batu" cibir Sunoo dia langsung berjalan menuju kamarnya yang ada di sebelah kamar Heeseung.

"Kenapa?" tanya Heeseung lagi

"Gak, cuman mau numpang rebahan" Ni-Ki merebahkan tubuhnya di atas kasur Heeseung, Heeseung menatap sang adik datar.

"Kebiasaan" desis Heeseung yang di balas cengiran dari Ni-Ki.








































Jake mengetuk meja makan, dia hanya menatap makanan tanpa ada niatan memakan makanan nya.

"Ni-Ki?"

"Kak Jake? N-ngapain kesini?" Ni-Ki melempar jauh sesuatu yang dia sembunyikan dibelakang tubuhnya.

"Kakak yang harusnya nanya, ngapain disini?" Jake menaikkan satu alisnya curiga melihat Ni-Ki yang terlihat gugup.

"Oh itu, tadi Ni-Ki ngeliat kucing nyolong makanan dari dapur"

"Tapi, tadi kakak dari dapur"

Ni-Ki hanya mengindikkan bahunya acuh "kan tadi, bukan sebelumnya" setelahnya Ni-Ki masuk rumah meninggalkan Jake sendirian.

'Curiga' batin Jake sambil menatap punggung Ni-Ki yang perlahan tidak terlihat.

Prangg

Jake segera menoleh kebelakang, sepi. Karena takut, Jake segera menghabiskan makanan nya. Lalu dia berlari kekamar.



























"Apa yang Jake lakuin malam itu?"

Jay menatap layar ponselnya. Dimana terdapat foto dia bersama 6 saudaranya menampilkan senyum bahagia.

"Ini sudah malam, kamu belum tidur Jake?" Jay menghampiri Jake yang lagi menikmati hembusan angin malam sambil memejamkan matanya.

"Belum" jawab Jake yang masih setia memejamkan matanya.

Jay terkekeh menatap kembarannya "langit nya indah, pantas betah"

"Aku menikmati hembusan angin nya, bukan karena langitnya" Jake membuka matanya menatap Jay datar.

"Duluan Jay" pamit Jake , Jay menatap punggung Jake. Lalu ikut masuk kedalam rumah.

"Malam itu, bertepatan dengan tewasnya orang tua kita"

"Gelagat aneh, itu membuatku curiga" Jay mematikan ponselnya lalu meletakkan di atas meja kecil.

"Jay" panggil Sunghoon

"Ada apa Hoon?"

"Da–"

"Belakang rumah" jawab Jay seakan tau apa yang akan Sunghoon ucapkan. Sunghoon hanya mengangguk.

"Setelah nya, Sunghoon curiga denganku" ucap Jay sambil mengingat kejadian 2 tahun yang lalu itu.

"Berakhir saling menuduh"

"Tidak ada yang mengaku"

"Berakhir berpencar"






"Siapa pelaku yang sebenarnya?"

———————

Hai semua, ini cerita pertamaku. Maaf kalau penulisannya masih berantakan^^

Keep enjoying ><

Treason | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang