Ni-Ki yang baru saja keluar dari mobil, langsung berjalan menuju rumah lamanya itu. Membuka pintu dengan perlahan.
Takut ada orang
Ni-Ki berjalan menuju kamar Sunghoon, walaupun Sunghoon bilang berkas yang tidak penting dia tinggalkan di rumah.
Namun, Ni-Ki harus mengecek, apakah berkas itu memang penting atau tidak. Apalagi berkas yang di tinggalkan ada 4.
Cklek
Membuka lemari pakaian Sunghoon, Ni-Ki mengecek isi lemari itu mengira Sunghoon menaruh ke 4 berkas itu di lemari.
Tidak mendapatkan hasilnya, Ni-Ki menggeram kesal. Berjalan keluar kamar Sunghoon, dia mencari diruang lain.
Hampir putus asa, Ni-Ki tiba-tiba mengingat ucapan Sunghoon kemarin sore di kafe.
Flashback
"Berkas itu, di simpan dimana?"
Sunghoon yang sedang mengetikkan sesuatu di ponselnya langsung terdiam. Sunghoon mendongak menatap Ni-Ki bingung.
"Kenapa bertanya?"
"Aku hanya ingin tahu"
"Berkas itu ada di gudang, disimpan di lemari besi berbeda" jawab Sunghoon lalu fokus dengan ponselnya kembali
Flashback End
"Di gudang" ucap Ni-Ki lalu berjalan setengah berlari ke gudang.
Setelah menemukan gudang yang lumayan jauh dari tempat dia berada tadi, Ni-Ki langsung masuk dan membuka setiap lemari besi.
Ni-Ki melotot kala melihat lemari besi yang awal itu "Kosong?"
Tidak menyerah, Ni-Ki membuka semua lemari besi. Namun, dia tidak mendapat kan apapun yang dia cari.
Merasa itu hanya sia-sia, Ni-Ki kembali keluar rumah itu dan mengendarai mobilnya melewati padatnya jalanan sore itu.
Tanpa Ni-Ki sadari. Seseorang yang sama, saat dia duduk di taman bersama Jake [Part 06] itu melihat kepergian Ni-Ki dari rumah lamanya.
"Syukurlah berkas ini aku duluan yang mendapatkan nya" orang itu berjalan menuju mobilnya meninggalkan rumah lama itu.
Jay memang tidak menuduh Jake lagi, dan dia sekarang mulai fokus sama kerjaannya lagi.
Dia tidak peduli dengan urusan saudaranya yang masih mencari pelaku di balik kematian orang tuanya itu, lagian dia sudah tahu siapa dalangnya.
Sunghoon dan Ni-Ki
Yakin mereka pelakunya?
Jay sebenarnya masih penasaran, Sunghoon juga akhir akhir ini jarang ke kantor begitu juga dengan Heeseung.
Padahal biasanya Heeseung yang paling aktif.
Rasa curiga dan penasaran yang bercampur menjadi satu, membuat Jay tiba-tiba berhenti mengetik.
Menyandarkan tubuhnya, mata tajam nya itu teralih ke setiap sudut ruangan sampai terakhir teralihkan kepintu.
Terlihat Jake menyenderkan tubuhnya di dinding dekat pintu sambil memejamkan matanya dan menyilangkan kedua tangan nya didepan dada.
"Diam, bukan berarti tidak tahu"
"Diam, bukan berar-"
"Kak Sunoo" panggil Jungwon sekaligus memotong ucapan Sunoo. Dia bosan melihat Sunoo bergumam terus menerus seperti membaca mantra.
"Hm" Sunoo membuka kedua matanya.
"Gumamin apa?" tanya Jungwon penasaran
"Gak ada apa apa" Sunoo tersenyum guna meyakinkan Jungwon.
"Jadi, sekarang kita gimana?" Jungwon mulai membuka topik sambil memakan cemilan yang tersedia di atas meja itu.
Saat ini, keduanya memang berada di rumah Jungwon.
"Kakak gak tau" jawab Sunoo seadanya, dia juga sebenarnya ke rumah Jungwon karena disuruh datang.
Jungwon mengunyah makanan sembari berfikir sesuatu, otak cerdas nya mulai dia gunakan untuk mengatakan sesuatu kepada Sunoo.
"Kak"
"Hm"
"Kalau ada kesalahan, kakak orang yang memaafkan atau tidak?"
"Lebih ke memaafkan"
"Kalau Ni-Ki?"
Sunoo terdiam, setelahnya dia mengulas senyuman khas nya.
"Kakak gak ada hak buat ngatur dia, dari awal dia lebih dulu percaya dengan Sunghoon dibanding kak Heeseung"
"Nanti kamu bakal ngerti" Sunoo menepuk pundak Jungwon
"Kakak pamit pulang dulu" Sunoo bangun lalu pergi meninggalkan Jungwon yang menatap punggungnya Sunoo yang perlahan menghilang dengan banyak pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treason | ENHYPEN
Action[END] Pembunuhan orang tua yang tanpa diketahui apa alasan di balik semua itu, seorang laki-laki berusaha untuk menyembunyikan sebuah fakta dengan menggunakan topeng andalannya. Penghianatan yang berawal dari kebencian dan berujung menjadi dendam.