Jake saat ini berada di rumah lama nya, mengecek setiap sudut ruangan ruangan rumah itu. Sampai dia menemukan sesuatu yang, janggal?
"Berkas?" Jake melotot kala menemukan berkas yang cukup banyak.
Bukti
Pelaku
Kasus Pembunuhan
Hak asuh
"Hak asuh?" Jake menautkan kedua alisnya melihat berkas ke 4.
"Maksud hak asuh ini apa?" Jake membuka lemari besi yang lain nya. Tidak ada berkas lagi.
Tidak mendapatkan apapun, Jake menutup lemari besi itu lalu beralih ke berkas di samping nya. Karena rasa penasaran nya yang memuncak, Jake membaca berkas yang ke 4.
Hak asuh
15 Desember 2007
Perpindahan hak asuh akan dilakukan pada tanggal 16 Desember 2007 kepada Tn. Han Minseong dan Ny. Yeon Haera.
Berdasarkan tanggal yang sudah ditentukan, anak bernama .....
"Anak bernama? Arghh kenapa tulisan nya blur!!" Jake mengacak rambut nya frustasi karena tulisan nya makin dia baca ke bawah, Tulisan nya makin blur.
Tok tok tok
Jake menoleh ke arah pintu ruangan itu, mendengar suara ketukan dari pintu utama. Jake segera menaruh seluruh berkas itu di lemari besi yang berbeda.
Keluar dari ruangan itu, Jake berjalan menuju kamar yang dia ketahui itu kamar milik Heeseung.
Mencari sesuatu untuk dia jadikan alasan kepada seseorang yang baru saja datang ke rumah itu.
"Jake?"
Jake segera menghentikan aktifitas nya. Dia membalikkan tubuh nya menghadap ke arah pintu kamar, terlihat seorang laki-laki di situ.
"Kak Heeseung?" Jake menaikkan satu alis nya menatap orang yang dia panggil Heeseung itu.
"Apa yang kamu lakukan di kamar lama ku" Heeseung berjalan mendekati Jake yang masih terdiam kaku.
"Hanya mencari barang lama ku. Aku pikir ada di sini" ujar Jake
"Oh"
Jake bersyukur Heeseung langsung percaya dan tidak bertanya panjang. Namun, ada yang aneh?
"Kamu pasti sudah tau tentang Ni-Ki yang berkhianat?" ucap Heeseung tiba-tiba
"Sudah" jawab Jake singkat.
Ni-Ki masih diam di kafe dengan Sunghoon didepan nya. Sejak tadi, Ni-Ki hanya mengaduk minuman nya.
"Berkas waktu itu, masih ada" tanya Ni-Ki, Sunghoon yang sibuk memainkan ponsel nya langsung mendongak.
"Ada, dirumah" jawab Sunghoon
"Kalau sisa berkas yang lain?" tanya Ni-Ki lagi membuat Sunghoon terdiam.
"Di rumah lama, mungkin sekarang sudah blur tulisan nya karena hujan waktu itu" jawab Sunghoon sambil mematikan ponselnya.
'Kebanjiran?' batin Ni-Ki, dia tidak berani berbicara lagi kalau Sunghoon sudah fokus dengan pekerjaan nya.
"Sisa berkas di rumah tidak penting, jadi aku tinggalkan"
"Tidak penting?"
"Hm, ada 4 berkas yang ditinggalkan. Dan itu tidak perlu di bawa"
"Berkas apa saja?"
"Lupa"
Ni-Ki menatap datar Sunghoon, sangat tidak penting kah? Kalau memang tidak penting, Ni-Ki tidak peduli.
Jungwon saat ini sedang duduk terdiam di sofa dengan tv yang menyala di depan nya.
Tidak ada yang ingin dia kerjakan saat ini. Mengingat dia sendirian sekarang, Jungwon berniat membereskan rumahnya.
Namun saat mengecek bantal sofa.....
"Loh, kertas?" Jungwon menaruh bantal itu di atas sofa lalu fokus dengan kertas di tangan nya.
Duduk di atas sofa, Jungwon mulai membaca isi kertas yang berjudul 'Surat pemberitahuan pelaku'
Mata Jungwon melotot sempurna, beruntung surat itu ada pada nya. Jungwon berjalan menuju kamarnya dan menyimpan surat itu.
'Beruntung, surat itu tidak ada yang membacanya'
KAMU SEDANG MEMBACA
Treason | ENHYPEN
Action[END] Pembunuhan orang tua yang tanpa diketahui apa alasan di balik semua itu, seorang laki-laki berusaha untuk menyembunyikan sebuah fakta dengan menggunakan topeng andalannya. Penghianatan yang berawal dari kebencian dan berujung menjadi dendam.