04

80 8 1
                                    

Sunghoon menggunakan jaket hitamnya sambil bercermin, senyum miring terlihat di wajahnya.

Flashback

"Siang tuan Jake"

Sunghoon yang kebetulan lewat rumah Jake saat itu, seketika menghentikkan mobilnya.

Perumahan yang sepi membuat Sunghoon bisa mendengar percakapan Jake dengan pria berjas hitam itu, walaupun samar-samar.

Saat itu juga Sunghoon mempunyai ide licik. Dia tau, Jay selalu menuduh Jake sebagai pelakunya.

Sunghoon menyalakan mesin mobilnya lalu mengendarai mobilnya dengan senyum miring yang terpantri diwajahnya.

Mengatakan Jake menutup kasus itu, apakah Jay akan terpancing dengan perkataanya?

Namun, itu bukanlah dusta yang Sunghoon buat. Tapi kebenarannya kalau Jake memang menutup kasus itu.

Flashback End

Mengambil kunci mobilnya Sunghoon berjalan keluar kamar sambil bersenandung.

'Tidak kusangka, Jay mudah sekali terpancing' Sunghoon terkekeh membuat Jungwon yang lagi duduk di ruang tv menatap sang kakak bingung.

"Lagi kesurupan kali ya?" Jungwon mengindikkan bahu acuh, lalu lanjut nonton film Uttaran sambil memakan snack simpanannya.












Heeseung menatap Sunoo yang lagi fokus mengerjakan tugas dengan tumpukkan buku dihadapannya.

Tumben, Ni-Ki tidak mengganggu Sunoo saat Sunoo sedang mengerjakan tugasnya. Biasanya anak itu mengganggu Sunoo dengan alasan bantuin kerjain PR.

Memilih bertanya langsung dengan Ni-Ki. Heeseung mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, lalu berjalan menuju kamar Ni-Ki.

Tok Tok Tok

"Ki"

"Ni-Ki"

Tok Tok

Ni-Ki yang sibuk mengompres lukanya, menatap pintu kamarnya horror. Cepat sekali Heeseung pulang kerja.

Dengan cepat Ni-Ki buru buru membereskan alkohol dan kapas didepannya. Mungkin hari ini bukan hari keberuntungan Ni-Ki,

Gubrak

Ni-Ki meringis kala kakinya tersandung kursi belajarnya, memilih tidak peduli. Ni-Ki segera bangkit lagi.

Tok Tok

"Ni...."

Cklek

"Ada apa kak" Ni-Ki memasang cengiran di wajahnya. Heeseung menghela nafas, matanya menatap wajah Ni-Ki. Terdapat luka lebam di keningnya.

"Tadi bunyi apa" Heeseung menaikkan satu alisnya, Ni-Ki terdiam. Mencoba mengingat bunyi apa yang dimaksud Heeseung.

"Jatuh kesandung kursi" jawab Ni-Ki setelah mengingat kejadian tadi.

"Oh" Heeseung segera meninggalkan kamar Ni-Ki.

Ni-Ki menggaruk tengkuknya, oh doang? Terus tadi manggil kenapa kayak orang mau tauran?

Menatap datar punggung Heeseung yang perlahan menghilang, Ni-Ki menutup pintu kamarnya kembali.












Menatap hamparan laut yang sangat luas, Jay termenung sambil melempari batu yang di sekitar nya.

"Kak fotoin aku ya"

Jay menoleh kearah samping kanan nya, berjarak 5 meter dia melihat seorang adik perempuan bersama kakaknya ingin mengambil foto.

"Sini ponselnya"

"Nih"

"Satu... Dua... Tiga"

Ckrek

"Makasih kakak" sang adik perempuan memeluk kakaknya sambil tersenyum bahagia.

"Sekarang foto sama kakak yuk"

Ckrek

"Hasilnya bagus semua"

"Sekarang pulang yuk, udah malam"

Jay menatap 2 orang perempuan yang berjalan menuju mobil lalu pergi meninggalkan dirinya sendirian.

"Miris amat hidup" gumamnya, Jay bangun lalu membersihkan celana bagian belakangnya dan pulang.












Merasa aman dan tidak ada yang akan mendengarkan pembicaraan nya, dia menyalakan ponselnya di pinggiran hutan itu.

Tidak memunggu waktu lama, orang diseberang sana langsung mengangkat panggilan nya.

"Hallo"

"Hallo"

"Berapa lama lagi?"

"Sabar kak, aku nunggu kondisi yang pas dulu"

Menghela nafas, lalu menjawab "bukan datang kesini"

"Iya, tau"

"Mereka susah dikelabui, gagal terus"

"Aku tunggu kepastiannya. Pakai rencana B terlebih dahulu. Kalau gagal lagi, kita buat rencana C"

"Siap, aku akan pakai rencana B minggu depan"

Tut

'Gak sia sia kita saling berhianat dengan mereka. Lalu kerja sama'

Dia masuk mobilnya lagi, dengan senyuman mengerikan yang seakan tidak pernah luntur dari wajahnya.

Treason | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang